Afgan melipat kembali surat yang di tinggalkan Putri, lalu berlari meninggalkan kamar Putri dan kembali ke meja makan..
"Aku kecewa sama kamu Cha, sangat kecewa" ucap Afgan sambil menatap Rossa dengan tatapan kesal.. "ada apa sih papa ini, terus menyalah kan aku?" Tukas Rossa cepat karena kesal. "kamu masih bertanya apa salah kamu ha?" Hardik Afgan sambil melemparkan kertas yang di tinggalkan Putri.. 'Nih baca, kamu pernah berjanji apa sama aku Cha? Sekarang baca surat itu semoga kamu bisa menyadari kesalahan kamu" tandas Afgan sambil lalu melangkah keluar rumah, Rossa hanya diam lalu meraih kertas yang di lemparkan Afgan dan perlahan mulai membacanya, dan airmata Rossa mulai menetes tak terbendung, Rossa melipat kembali suratnya lalu berlari keluar untuk mengejar Afgan, namun saat tiba di luar Afgan sudah tidak terlihat, Rossa hanya melihat bagian belakang mobil Afgan yang menjauh lalu menghilang di tikungan, Rossa terduduk dan menangis "betapa ceroboh nya aku sebagai seorang ibu, mengapa semua itu harus terulang lagi, sekarang apa yang harus aku lakukan? Papa pasti sangat marah dan kecewa sama aku" gumam Rossa yg terduduk di teras, saat Ratu menghampiri nya. "Ma' Putri pergi pasti karena marah sama kita, penyebabnya pasti baju-baju ini, ma ini baju kesayangan Putri, dan aku memakainya tanpa ijin, tapi mama malah marahin dia, dan bilang kalau dia bukan saudara yang baik, karena pelit sama aku ma, Ratu yang salah ma, maafin Ratu harusnya Ratu bisa menghargai privasi Putri" tutur Ratu merasa menyesal, sementara itu Afgan tiba di dekat kampus tempat Putri menuntut ilmu, beberapa tempat kost di datangi Afgan untuk mencari keberadaan Putri, hingga tiba di sebuah tempat kost sederhana, Afgan pun menanyakan apa ada penghuni kost yang baru masuk sore itu dan Afgan mendapat jawaban yang cukup menggembirakan "ada pak, bamanya Putri Sintyawati, tapi dia tidak kost sendiri, melainkan dengan Cania sahabatnya, sewa 1 kamar berdua" ungkap si penjaga kost "boleh saya menemuinya bu, saya papa nya Putri?" Tanya Afgan dengan wajah penuh harap. "bapak tunggu disini biar saya panggilkan Putri nya dulu, silahkan duduk" ucap penjaga kost, mempersilakan Afgan untuk duduk dan berlalu, tak lama ibu kost kembali bersama Putri, kehadiran Afgan membuat Putri terkejut. "Papa? Darimana papa tau Putri ada disini?" Tanya Putri dengan suara terkejut nya.
"Seorang papa pasti akan selalu tau dimana Putri kesayangannya berada" jawab Afgan seraya melangkah lalu memeluk Putri "pulanglah sayang, kita selesaikan semua masalah ini dengan kepala dingin" lanjut Afgan sambil mempererat pelukannya. "Putri gak apa-apa kok papa, Putri cuma pingin mandiri itu aja, ke pindahan Putri dari rumah kesini gak ada hubungan nya dengan mama ataupun Ratu kok" bantah Putri tegas.. "Apa papa pernah mengajarkan kamu untuk berbohong Put? Sejak kapan kamu mulai tertutup sama papa nak? Sejak kapan kamu mulai gak terbuka lagi sama papa sayang?" Tanya Afgan sambil melepaskan pelukan nya "apa kamu sudah tidak membutuhkan papa lagi nak?" Lanjut Afgan dengan mata mulai berkaca-kaca, membuat Putri menggelengkan kepala dan mulai menangis lalu menghambur kepelukan Afgan lalu menangis sejadinya, seolah ingin melepaskan semua beban yang selama ini di tanggung nya seorang diri, tanpa disadari Putri maupun Afgan beberapa penghuni kost juga ibu penjaga kost ikut meneteskan airmata, terlebih saat mendengar ucapan Putri "Selamanya Putri adalah putri kecil papa, selamanya Putri akan membutuhkan papa, dan selamanya Putri gak akan bisa hidup tanpa kasih sayang papa, tapi Putri juga gak mau menjadi penyebab mama dan papa bertengkar pa, disisi yang lain Putri hanya nanusia biasa Putri bukan nabi apalagi malaikat yang bisa terus diam di perlakukan gak adil, Putri sakit papa, barang-barang kesayangan Putri di ambil Ratu dan mama hanya membela Ratu, mama menjemput Ratu dengan mobil sementara Putri harus kepanasan naik ojek, mama lupa sama makanan kesukaan Putri dan hanya ada makanan favorit Ratu di meja makan. Putri gak kuat papa, Putri merasa asing di rumah Putri sendiri" Ucap Putri mencurahkan isi hatinya pada Afgan. "Iya nak papa mengerti perasaan kamu, sekarang kita menginap di unit apart aja, besok papa akan bicara sama mama, sana ambil barang-barang kamu kita ke apart aja ya" ucap Afgan yang langsung di angguki Putri, dan langsung berlalu mengambil tas nya, setelah berpamitan pada ibu kost dan sahabatnya, Putri ikut dengan Afgan ke unit apartemen yang tak jauh dari tempat kost nya, tiba di unit. "Kamu istirahat nak, jangan pikirkan apa-apa lagi, kalau kamu gak mau pulang, kamu bisa tinggal disini" ucap Afgan sambil mengusap bahu Putri.
"Pa Putri mau tanya, apa benar kata orang kalau seorang ibu akan selalu mencintai anak-anaknya tanpa pilih kasih?" Pertanyaan Putri membuat Afgan terhenyak tak bisa menjawab..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTRI BUKAN RATU
RomantizmKisah tentang 2 anak kembar yang tidak identik dan terpisah oleh keadaan, Kisah Putri yang merasa di perlakukan tidak adil oleh ibunya sendiri sejak kehadiran Ratu yang nota bene adalah sahabat Putri sendiri. Perselisihan antara 2 sahabat terjad...