empat

214 15 2
                                    

Setelah menghardik Ratu Putri langsung memutus sambungan telepon, membuat Ratu tak bisa membendung airmata nya, melihat Ratu menangis Rossa jadi panik dan cemas.
"Ratu ada apa, Putri kenapa?" tanya Rossa.
"Kita harus pulang tante, Putri udah pulang sejak tadi" jawab ratu masih terisak.
"Putri udah pulang, kenapa dia ninggalin kita?" Tanya Rossa lagi dengan wajah bingung.
"Tante tadi itu tanpa kita sadari kita udah mengabaikan Putri, dia marah tante, dan parahnya kita gak sadar kalau Putri sudah gak ada sejak tadi" Tangis Ratu menjadi.
"Ratu kamu tenang ya, nanti tante kasih pengertian Putrinya, sekarang kita tante anter kamu pulang" ucap Rossa menenangkan Ratu.
Singkat cerita Rossa sudah mengantar Ratu pulang dan jam di dinding rumah Afros menunjukkan pukul 9 malam, saat Afgan mendengar Suara mobil masuk garasi..
"Akhirnya dia pulang juga" ucap Afgan lirih, Afgan berdiri di dalam gelap menunggu Rossa masuk dan terlihat bayangan Rossa masuk dan langsung menuju kamar Putri, Afgan menyalakan lampu dan langsung menegur Rossa dengan nada tinggi.
"Mau kemana kamu, jangan ganggu anakku, dia sudah tidur"
"Papa? Kenapa bicara seperti itu?" Tanya Rossa sambil menatap Afgan.
"Lalu aku harus bicara apa ha? Bilang terimakasih kamu sudah menyakiti Putri dan sudah menyenangkan Ratu yang bukan siapa-siapa kita, atau aku harus menyambut kamu sambil bilang selamat datang mamanya Ratu ha? Jawab aku" Hardik Afgan yang tampak begitu marah, dan di kamarnya ternyata Putri belum tidur dan mendengar bentakkan Afgan pada Rossa.
"Mama udah pulang" Ucap Putri Lirih dengan airmata kembali menggenang di pelupuk matanya, saat terdengar suara Rossa membela diri.
"Putri yang salah pa, dia pulang gak bilang-bilang sama mama, kok papa malah memarahi mama" Ucap Rossa tegas.
"Ibu macam apa kamu, anak kamu pergi dari kamu sejak siang tadi, dan kamu tidak menyadarinya? Anak kita perempuan, pulang sendiri dalam keadaan kacau, basah kuyup karena hujan, bayangkan kalau terjadi hal yang buruk padanya" Hardik Afgan.
"tapikan.. baru Rossa hendak berucap Afgan sudah marah dan membentak Rossa.
"Sudah cukup kamu membela diri, ikut aku ke kamar, aku gak mau sampai Putri terbangun" Hardik Afgan sammbil menarik tangan Rossa. tiba di kamar Afgan mendudukkan Rossa di tepi ranjang.
"Kamu tau apa yang tadi terjadi saat Putri pulang? dia pulang dalam keadaan kacau, duduk di luar di tengah hujan deras sambil menangis, dan kamu harus tau apa yang dia tanyakkan" Ucap Afgan yang sudah tak kuasa membendung airmata nya.
"Putri bertanya apa pa?" tanya Rossa terbata, "kenapa kamu sampai menangis?
"Putri bertanya apa dia anak kandung kita atau hanya anak angkat, dan saat aku berhasil meyakunkannya kalau kamu ibu kandung nya, dia bertanya apa aku akan menggantikan dia dengan anak lain? Seperti yang kamu lakukan tadi, mengganti Putri kecil kita, dengan Ratu yang entah siapa? Aku sangat.. sangat kecewa sama kamu Cha" Ucap Afgan lalu meraih bantalnya dan keluar dari kamar.
"Pa maafkan aku, kamu mau kemana?" teriak Rossa yang juga mulai menangis "Papa teeiak Rossa sambil meraih tangan Afgan. "Aku gak bermaksud mengabaikan Putri pa"
Afgan menghentikan langkahnya lalu menepis tangan Rossa.
"Maksud atau tidak kamu sudah membuat Putri sedih dan merasa kamu tega menggantinya dengan anak lain. "Hardik Afgan sambil membuka pintu
"Kamu mau kemana pa?" Tanya Rossa terbata dengan airmata berlinang.
"Aku mau tidur di kamar Putri, anakku, agar dia tau kalau aku papanya tidak akan menukarnya dengan apapun, sekalipun ada 1000 Ratu di depan aku sekarang, karena anakku adalah Putri bukan Ratu" Ucap Afgan sambil menyeka airmata nya dan pergi meninggalkan Rossa yg hanya bisa menangis dan terduduk di lantai kamar.
"Apa yang sudah aku lakukan, ya Allah.
Rossa bersimpuh dan mulai mengingat apa yang terjadi di mall hingga membuat Putri merasa tersinggung jg merasa di abaikan hingga..
"Iya bando, pasti karena aku sibuk mendadani Ratu dengan bando itu, aku beli kok buat Putri, semoga Putri bisa memaafkan aku kalau tau aku juga membeli bando untuk nya.
Rossa melangkah keluar kamar dan membongkar belanjaan nya, namun tak menemukan bando yang di maksud.
"Ya ampun gak mungkin aku cuma beli 1 dan itu di bawa oleh Ratu, ya Allah gimana ini? Besok aku akan kembali ke mall itu dan membeli bando untuk Putri sekalian belanja bulanan.
Rossa kembali ke kamarnya dan berusaha untuk tidur, malam itu berlalu, sat night yang tak di garapkan oleh keluarga manapun, dan minggu pagi, tak seperti minggu.. minggu sebelumnya yang selalu di warnai kehangatan keluarga, hari ini terasa begitu sepi dan dingin, tak ada kata, "Easy Sunday morning with my lovely family, yang selalu di ucapkan Afgan di meja makan saat sarapan bersama, Melihat meja makan yang kosong Rossa hanya menghela bafas dan menitip pesan pada asisten rumah tangga nya.
"Bik kalau bapak dan Putri bangun bilang saya ke swalayan belanja bulanan.
"baik bu" jawab bibik singkat.
Rossa berlalu dan langsung menuju mall yang hari kenarin di kunjunginya bersama Putri dan Ratu, Rossa langsung menuju toko souvenir tempat bando yang diinginkan Putri, namun saat tiba di toko tersebut Rossa tak melihat bando yang di maksud.
"Mbak, bando yang ada disini mana?" Tanya Rossa pada seorang PSG
"Habis bu" jawab si psg singkat.
"Tapi kemarin banyak masa habis?" Protes Rossa.
"Maaf bu itu bando edisi terbaru, dan limited edition, jd laris bu" jelas Psg pada Rossa.
"Kapan ada lagi?" Tanya Rossa lagi.
"Itu limited edition bu, gak ada lagi, andai ada pasti beda modelnya" jelas si Psg lagi. "Permisi bu" pamit si Psg sambil berlalu meninggalkan Rossa.
Rossa berdiri dan menghela nafas berkali-kali dan berlalu dari mall untuk belanja bulanan, waktu kembali berlalu dan hari minggu yang tegang dan kaku pun berhasil di lewati Afros dan senin pagi kembali datang, Putri sudah rapi dengan seragamnya, dan menuruni anak tangga dan melangkah ke meja makan.
"Pagi ma' Putri buru-buru hari ini Putri jadi petugas upacara" jelas Putri dan langsung mengambil sepotong roti isi yang di siapkan Rossa lalu memakannya, tapi tak lama Putri kembali memuntahkan rotinya.
"Stroberi? biik selai coklatnya mana? "Tanya Putri pada asisten rumah tangganya.
"Habis non" Jawab bibik lirih.
"Habis' bukannya kemarin mama abis belanja bulanan?" Tanya Putri sambil menatap Rossa.
"Sudahlah Put, makan yang ada aja, mama lupa beli" Hardik Rossa sedikit kesal.
"Mama lupa sama selai coklat kesukaan aku, dan di sini ada selai stroberi? Sejak kapan di antara kita ada yang suka stroberi ma? Bahkan bibik gak suka sama stroberi. Oh aku ingat ini adalah selai kesukaan Ratu" ucap Putri dengan nada cukup tinggi dan mata berkaca-kaca.
"Cukup Put, kurang kamu buat papa dan mama bertengkar kemarin ha?" Bentak Rossa kesal. "Kamu udah besar dewasa dong, contoh tuh Ratu, ini cuma badan aja makin besar tapi tetap aja manja dan aleman. Bentak Rossa pada Putri..

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang