PBR 37

182 14 1
                                    

Putri akhirnya menyerah, karena sedungguhnya dia juga penasaran akan apa yang terjadi, dan mengikuti Ratu mendekati Afros yang masih berdebat dengan Sumarni yang tampak asing di mata Ratu maupun Putri, setelah cukup dekat ucapan Rossa yang emosi terdengar jelaa oleh Ratu.
"Kamu dengar Sumarni, aku ibunya, aku yang mengandung dan melahirkan nya, tapi dengan teganya kamu memisahkan seorang anak dari ibunya" tandas Rossa dengan airmata berlinang, "sekarang kamu membela diri dengan mengatakan bapak Bima takut istrinya  Selva shock karena bayinta terlahir meninggal? Lanjut Rossa lagi, dan di balik tiang lorong Ratu mulai terisak saat mendengar nama Bima dan Selva yang merupakan orangtua yang membesarkan nya selama ini.
"Kalau mama Selva melahirkan bayi yang sudah meninggal, lalu aku anak siapa?" Gumam Ratu di Antara isaknya dan tangis Ratu semakin menjadi saat mendengar..
"Kamu tau Sumarni, ibu Selva yang kamu agungkan karena uang nya itu, hampir membunuh anakku, anakku hampir meninggal karena di beri racun lalu tuan Bima yang terhormat itu menabrakkan mobilnya, secara sengaja, Ratu anakku dan ..ucapan Rossa terhenti oleh suara serak Ratu yg bertanya.. "jadi apa benar kalian papa dan mama aku?" jadi kesamaan tanggal lahir aku sama Putri bukan suatu kebetulan? Putri benar-benar saudara kembar aku? pertanyaan beruntun keluar dari mulut Ratu dengan airmata deras mengalir membasahi pipinya, melihat ada Ratu disana Rossa langsung berlari menghampiri Ratu lalu memeluknya erat. "Iya.. iya sayang semua jawaban dari peetanyaan kamu itu adalah iya. Rossa dan Ratu berpelukan dalam tangis membuat Putri juga ikut menangis, Afgan menghampiri ke 3 nya lalu merangkul Putri, "nak sayang nya papa, semua yang ada di fikiran kamu sekarang InsyaAllah gak benar, papa gak akan biarkan itu terjadi" ucap Afgan seolah tau apa yang di rasakan Putri.
"Putri gak apa-apa kok pa" bantah Putri sambil menyeka airmata nya lalu tersenyum. Afgan meminta Rossa untuk membawa Ratu kembali ke kamar, sementara Afgan mengajak Putri ke cafetaria rumah sakit, setelah memesan makanan Afgan mulai membuka percakapan.
"Papa tau apa yg kamu rasakan Put, sewaktu mama belum tau siapa Ratu sebenarnya, mama bisa melupakan kamu karena sibuk dengan Ratu, apalagi sekarang, Ratu juga anak kandung mama" tandas Afgan sambil menatap Putri penuh selidik, sementara Putri hanya menunduk dan meremas tangan nya dan bertanya dalam hati "gimana bisa papa tau yang aku pikirkan sekarang? "Iya pa, Putri takut mama gak sayang lagi sama Putri, tapi maaf pa, Putri gak bisa akui ini sama papa, karena papa juga papa nya Ratu" ucap putri dalam hati.
Putri hanya memendam perasaan nya sendiri, dengan menampilkan senyum palsu nya.. "aku sudah cukup merasakan kasih sayang mama dan papa, sementara Ratu, dia selalu  kesepian sejak kecil, karena orangtua angkatnya sibuk bekerja setiap hari" ucap Putri dalam hati.. "Ya udah Put kita kembali ke ruang rawat Ratu, Papa udah beli Roti dan minuman buat mama sama Ratu" ucap Afgan menunjukkan kantong kertas berisi makanan dan gelas plastik berisi juice.
"Papa aja yang ke atas, Putri harus ke kampus" tukas Putri, lalu meraih tangan Afgan menciun tangan sang papa dan berlalu meninggalkan Afgan yang menatap Putri melangkah keluar dari rumah sakit "Papa tau kamu bohong Put, papa tau yang kamu rasakan nak, dan kamu berusaha memendam perasaan kamu demi menjaga perasaan kami, kamu anak baik nak, dan papa bangga sama kamu" gumam Afgan sambil menghela nafas dan melangkah ke lift untuk kembali ke ruang rawat Ratu, tiba di ruang rawat Ratu, Afgan melihat Rossa sedang menyuapi Ratu, lalu membantu nya minum obat. "sekarang kamu bobo ya, biar cepet sembuh" ucap Rossa sambil membenahi selimut Ratu,, melihat Afgan datang Rossa hanya tersenyum tipis dan tetap fokus pada Ratu membuat Afgan kembali menghela nafas "disini tidak ada Putri dan dia tidak menanyakan nya, ya Allah Cha tolong jangan beda-bedakan Putri dengan Ratu mereka berdua anak-anak kita" batin Afgan sambil menatap Ratu dan Rossa bergantian. "papa" panggil Ratu membuyarkan lamunan Afgan "iya sayang" sahut Afgan lalu mendekati Ratu, lalu mencium kening Ratu "Istirahat bobo, biar cepet sembuh dan daftar kuliah, semoga kamu dan Putri bisa kuliah di kampus yang sama" Ucap Afgan dengan menyebut nama Putri memancing agar Rossa mendengar dan menanyakan Putri, tapi Rossa tak menanyakan Putri hanya meng amin kan ucapan Afgan, membuat Afgan termanggu dan bersenandung sambil membelai kepala Ratu, agar Ratu lekas tidur, setelah memastikan Ratu tidur Afgan bangkit dan menarik tangan Rossa "Aku mau bicara serius sama kamu di luar" Tukas Afgan tegas..
Tbc

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang