PBR 35

183 13 1
                                    

"Dia seorang ibu tapi tega memisahkan seorang bayi dari ibu nya hanya demi uang" lanjut Rossa dengan suara terbata karena terisak, dengan lembut Afgan menarik Rossa ke dalam pelukkan nya dan berusaha menenangkan Rossa yang semakin gusar karena Sukma tetap bungkam.
"Baik kalau kamu tetap diam, saya akan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini" ujar Anton mengancam Sukma.. "jangan pak, baiklah saya akan meminta ibu saya datang kesini sekarang juga" ucap Sukma dengan suara gemetar ketakutan. Afros dan Anton terus mengawasi Sukma yang menghubungi Sumarni ibunya yang telah melakukan penukaran bayi Ratu dengan bayi yang sudah meninggal. Rossa masih menunjukkan rasa kesalnya saat seorang suster meminta Afros menemui dokter yang menangani Ratu, sementara Anton menjaga Sukma, Afros menemui dokter, saat bertemu dengan dokter. "dok bagaimana perkembangan putri saya?" tanya Afgan tanpa basa-basi. "kondisi Ratu stabil pak, tapi racun yang sudah terminum oleh Ratu, sudah terkena jantung nya, dan pengobatan nya membutuhkan waktu yang panjang, kami akan berusaha membersihkan tubuh Ratu dari racun, tapi akibatnya jantung Ratu jadi lemah, karenanya Ratu tidak boleh stress, juga banyak pikiran, buat Ratu selalu tenang dan nyaman, agar proses kesembuhan Ratu bisa lebih cepat.
Waktu berlalu hari menjelang sore saat Putri datang dan menemui Afros, dan dengan terpaksa Afros melarang Putri untuk menceritakan semuanya pada Ratu yang baru siuman. "jadi Putri belum boleh bilang sama Ratu kalau kita saudara kembar?" Tanya Putri dengan wajah sendu nya. "cuma sementara sayang, kita harus sabar tunggu Ratu sembuh total, baru kita sampaikan berita ini padanya" ucap Afgan lembut. "Iya papa, tapi Putri boleh ketemu Ratu kan pa?" Tanya Putri pelan. "boleh sayang, ajak dia ngobrol, kasih dia semangat ya" tutur Rossa lembut, di sambut senyum oleh Putri dan langsung berlari ke ruang rawat Ratu, begitu masuk Putri melihat Ratu berbaring memunggunginya dan terlihat jelas bahu Ratu bergetar oleh isak nya, Putri menghampiri Ratu dan mengusap pundaknya. "Ratu" panggil Putri lembut "kenapa kamu menangis?" Lanjut Putri bertanya lembut pada Ratu, membuat si punya Nama berbalik dan menatap Putri dengan mata sembab dan masih basah oleh airmata yang terus mengalir "Aku sebatang kara Put, aku udah gak punya siapa" lg" ungkap Ratu dan airmata nya kembali berlinang.. "kata siapa kamu sendiri, kata siapa kamu gak punya siapa" kan ada aku, kata teman" kita kembaran, kamu ingat? " ucap Putri dan duduk di samping Ratu..

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang