PBR 42

177 17 5
                                    

Rossa terisak dalam penyesalan, karena tanpa di sadarinya telah mengabaikan Putri, rasa takut akan kehilangan Ratu lagi, membuatnya over protektive pada Ratu dan mengacuhkan Putri, karena telepon tak mendapat jawaban Rossa pun menyerah dan tak lagi mencoba menghubungi Putri maupun Afgan, dan meletakkan honya di meja, saat tiba-tiba hp berdering telepon dari Afgan, yang membuat Rossa tersenyum dan langsung mengangkat nya..
"Hallo pa, kamu dimana?" Tamya Rossa langsung begitu telepon tersambung..
"Aku kecewa sama kamu ma, tega kamu sama Putri" tukas Afgan, kamu sudah ingkar janji Cha" lanjut Afgan lalu memutus sambungan telepon nya..
"Pa tunggu jang.." ucapan Rossa terhenti karena sambungan telepon sudah terputus.. "Astagfirullahaladzim, udah di putus, ya Allah hamba tidak bermaksud menyakiti Putri" runtuk Rossa sambil berusaha menghubungi Afgan, namun hp Afgan sudah tidak aktif lagi lalu Rossa mencoba menghubungi Putri juga tak mendapatkan jawaban, membuat tangis Rossa kembali pecah tak terbendung lagi.
Sementara itu di unit apartemen Putri hanya berbaring di kamarnya dan memandangi layar hp nya, yang terus bergetar tanpa suara, di layar terlihat tulisan Mama calling "Kenapa mama terus menelepon aku? Untuk apa lagi ma, untuk menyalahkan aku karena papa membela aku? Atau untuk minta maaf, dan saat kita sudah berbaikan hal seperti ini akan terulang lagi dan lagi, Putri capek ma, Putri sayang sama mama tapi Putri gak bisa jawab telepon mama, Putri harus fokus kuliah, Putri pingin buat mama bangga sama Putri yang bisa meraih gelar dokter, Putri mau mama gak lagi memandang Putri sebelah mata, maafin Putri ma" gumam Putri berbicara sendiri lalu mematikan hp nya. Tanpa di sadari semua prilaku Putri di lihat oleh Afgan yang berdiri di dekat pintu, dan hanya bisa menghela nafasnya, lalu meninggalkan kamar Putri dan menutup pintunya, suara decit pintu menyadarkan Putri yang langsung bangun dan berlari keluar mengejar Afgan.. "Papa butuh sesuatu? "Tanta Putri begitu berhasil menyusul Afgan.
"Enggak nak, papa cuma mau ajak kamu makan malam di luar, disini gak ada makanan" ajak Afgan pada Putri, yang langsung di anggukinya, keduanya langsung mencari makanan untuk menggaljal perut mereka, hari pun berganti, Putri dan Afgan tak pulang kerumah hampir 1 minggu, Rossa kian resah dan akhirnya mendatangi kantor Afgan, begitu tiba di ruangan Afgan.
"Papaa" panggil Rossa ketika melihat Afgan sedang sibuk dengan laptopnya.
"Apa yang membawamu datang kesini Cha?" Tanya Afgan dengan suara datar.
"Kamu bertanya apa yang membuat aku kemari? Apa kamu tidak menyadari kalau kamu sudah 1 minggu tidak pulang, apa kamu tidak merindukan aku ha?" Tanya Rossa dengan tangis tertahan. "Kamu hanya mencari aku? Apa kamu tidak merindukan Putri ha?" Tanya Afgan masih dengan wajah datarnya. "Dia anakku, aku yang mengandungnya selama 9 bulan, dan aku yang melahirkan nya, mana mungkin aku tidak merindukan nya" ucap Rossa dengan nada suara mulai meninggi. "Lalu apa yang sudah kamu lakukan?" Hardik Afgan keras "kamu membeda-bedakan Putri dengan Ratu, kamu tau apa yang Putri katakan, dia bilang dia capek. sama semua ini, sebelum kamu tau Ratu adalah anak kita, kamu sudah mengabaikan Putri Cha, dia sedih Cha, bahkan saat Ratu masih di rumah sakit, dia sudah tau ini akan terjadi Cha" Tukas Afgan sambil menatap Rossa dengan tatapan kecewa.. "demi Allah aku gak bermaksud menyakiti Putri papa" ucap Rossa dengan isak tertahan.
Tbc

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang