PBR 49

155 17 6
                                    

Amarah Afgan sudah tidak tertahan lagi, dengan lantang Afgan mengancam Ratu akan menghentikan semua fasilitas yang di berikan nya selama ini.
"Kali ini kamu sudah keterlaluan Ratu, mulai sekarang papa akan cabut fasilitas kamu, gak ada lagi kartu kredit, uang jajan akan papa jatah per minggu" ucap Afgan tegas.
"hah' masa di jatah pah, mana cukup? Tolong pa, jangan di ambil kartu kredit Ratu" rengek Ratu manja. Emggak' keputusan papa sudah bulat, ini kamu lihat, tagihan kartu kredit kamu over limit, kamu belum dewasa Ratu, terbiasa hura-hura, egois dan sulit di atur, kamu contoh Putri, dia kesal sama kamu dan mama, dia keluar dari rumah ini, tapi dia tidak minta uang sepeserpun pada papa, dia kerja paruh waktu untuk bayar SKS, untuk bayar kost dan semuanya" tukas Afgan dengan nada kesal melihat Ratu masih saja manja dan ke kanak-kanakan.
"Kenapa papa selalu membanding-bandingkan aku sama Putri, aku ini Ratu pah, bukan Putri" ucap Ratu dengan isak tertahan dan berlalu masuk kekamarnya dan menutup pintu dan menguncinya.
"Astagfirullahaladzim' ya Allah beri hamba kesabaran, didikan macam apa yang di terapkan oleh orangtua angkatnya selama ini?" Gumam Afgan seraya mengelus dadanya. "Papa harus sabar ya menghadapi Ratu, mungkin Ratu butuh waktu untuk beradaptasi, nih Putri buatin papa teh hangat, Putri harus balik ke rumah sakit, kasihan mama sendirian" pamit Putri.yang langsung di cegah Afgan "ini sudah malam nak, papa sudah meminta suster untuk menjaga mama, kita ke rumah sakitnya besok pagi aja, sekarang kamu tidur, istirahat papa gak mau kamu sampe sakit nantinya" tutur Afgan lembut yang di angguki Putri "Ya udah Putri tidur dulu ya pah, goid night papaku sayang" ucap Putri sambil berlalu memasuki kamarnya.
"Mereka kembar, meski tumbuh di tempat berbeda, tapi kenapa sifat mereka berbanding terbalik? Apa pengalaman dulu membuat Putri menyingkapi secara dewasa perlakuan mamanya yang selalu membela Ratu" batin Afgan dengan menghela nafas panjang.
Malam berlalu berganti pagi, Afgan dan Putri sudah rapi, Putri sudah selesai memasak makanan kesukaan Rossa, dan mengemasnya ke dalam tupperware. "Udah siap pa, kita berangkat sekarang, atau tunggu Ratu?"Tanya Putri pada Afgan yang sudah menyiapkan mobil "gak perlu tunggu Ratu bangun, kita berangkat sekarang aja, ayo naik" perintah Afgan pada Putri "kamu sudah rapi, sudah selesai memasak, tapi Ratu masih tidur dia keterlaluan Put" lanjut Afgan yang sudah duduk di kursi kemudi dan mobil mulai bergerak meninggalkan rumah. Tiba di ruang rawat Rossa, tampak Rossa sedang duduk bersandar dengan infus yang masih menempel di tangan kanan nya, di meja tampak makanan dari rumah sakit utuh tak di sentuh oleh Rossa.
"Assalamualaikum mamaku yang cantik" Sapa Putri yg langsung memeluk Rossa dari belakang.
"Kok makanan nya gak di makan ma?" Tanya Afgan "Aku bosan pa, aku mau pulang dan rawat jalan aja" keluh Rossa yang tampak gundah.
"Oke gini aja, Putri akan bicara sama dokter dan meminta ijin membawa mama pulang asal mama mau makan danenghabiskan makanan yang Putri bawa ya" ucap Putri dengan senyum
Tbc

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang