sepuluh

194 15 2
                                    

Afgan mengikuti langkah suster ke lab, sementara Rasya menunggu di ruang tunggu, saat tiba-tiba hp Rasya berdering, nomer tak di kenal menghubungi Rasya.
"Hallo selamat siang, ini siapa?" ucap Rasya saat menjawab telepon.
"Ini Rasya? Sya ini tante Ocha, Putri di rumah sakit mana?" Jawab Rossa di ujung telepon.
"Rumah sakit harapan tante" jawab Rasya singkat dan langsung mematikan sambungan telepon.
Selang beberapa menit Rossa sudah berada di ruang tunggu tempat Rasya menunggu.
"Rasya mana Putri?" Tanya Rossa begitu melihat Rasya.
"Putri di dalam, sedang di tangani dokter" Jawab Rasya datar.
Baru Rossa duduk di dekat Rasya, Afgan keluar dari lab dengan tangan tertekuk, dan menghampiri Rasya begitu melihat Rossa, Afgan langsung tersulut emosi.
"Setelah apa yang kamu lakukan pada Putri, masih berani kamu kesini ha?" Hardik Afgan pada Rossa.
"Maafkan mama pa, mama gak bermaksud menyakiti Putri" ucap Rossa dengan isak tertahan.
"Itu yang kamu katakan 2 tahun yang lalu, kenapa hanya ada Ratu di otak kamu ha? anak kita itu Putri bukan Ratu! Lihat ini, aku yang mendonorkan darah buat Putri, walau dia gak mirip sama kamu, dia anakku.. anakku" bentak Afgan membuat Rossa berlutut dan memeluk kaki Afgan.
"maafkan mama Putri papa tolong maafkan mama" ucap Rossa memohon
"Kalau maaf kamu itu berbentuk benda, mungkin aku harus membangun gudang baru untuk meletaknnya" hardik Afgan. "aku kecewa sama kamu Cha, kamu sudah mengingkari janji kamu.
Afgan begitu marah pada Rossa, hingga saat dokter mengijinkan mereka menjenguk Putri, Afgan melarang Rossa memasuki ruang rawat Putri, hingga Rossa hanya berdiri di pintu dan melihat ke dalam secara diam-diam, dan saat Afgan berada di dekat ranjang, Afgan meraih tangan Putri dan meletakan di pipinya.
"Sayang nya papa, cepet sembuh ya nak" Ucap Afgan.
"Pa' kenapa mama gak sayang sama Putri, apa salah Putri pa? Apa lebih baik Putri mati saja biar mama bisa bahagia sama Ratu, biar Putri gak jadi penghalang lagi buat mereka! "ucap Putri dengan airmata berlinang.
"Jangan bicara seperti itu nak, Mama gak berniat menyakiti kamu sayang. "ucap Afgan seraya membelai kepala Putri.
"Mama lebih menyukai Ratu daripada Putri pa, mama udah gak sayang lagi sama Putri" ucap Putri terbata, lalu tak lama Putri mengalami kejang-kejang membuat Afgan panik dan berteriak memanggil dokter, setelah dokter dtng memberikan tindakan medis pada Putri, Afgan di minta keluar oleh dokter, Afgan melangkah keluar dari ruang rawat Putri dan begitu melihat Rossa.
"Puas kamu ga?" Hardik Afgan! "Gara-gara kamu Putri gak punya semangat untuk hidup, dia merasa sudah di buang oleh ibunya sendiri!!  "Bentak Afgan.
"Kamu tau aku sayang, aku  gak bermaksud menyakiti Putri" ucap Rossa terbata.
"Bermaksud atau tidak, kamu Sudah melakukannya Cha, aku kecewa Sama kamu, sekarang kamu pulang" bentak Afgan, Kalau sampai Putri kenapa-napa aku gak Akan maafin kamu" ancam Afgan sambil menarik Rossa keluar. "Pergi kamu dari sini, renungkan kesalahan kamu" Ucap Afgan yg Tampak begitu marah pada Rossa.
Melihat amarah Afgan, membuat Rossa tak berani membantah, tapi baru Rossa hendak pergi terlihat Ratu dan Verel menghampiri Afros dan Rasya, melihat Verel Rasya tak bisa menahan emosinya dan langsung memukul Verel hingga tersungkur.

Tbc

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang