Masih seperti biasanya Lexon berhubungan dengan Yora bahkan komunikasi antara keduanya semakin intens. Sedangkan Rion hanya sekali atau dua kali berhubungan dengan Yora, ia masih asyik dengan teman-temannya bermain basket atau bermain musik. Dengan wajah yang komersil membuat Rion dan Lexon menjadi bintang bagi kaum hawa. Senyum Rion yang selalu menjadi daya tarik dan Lexon dengan gayanya yang tak terlalu banyak bicara membuat para gadis menginginkan mereka. Tibalah saat akhir pekan yang selalu ditunggu. Willem memberi kabar bahwa ia serta teman-temannya akan berkunjung lalu mereka akan mengadakan pertadingan persahabatan antar tim. Kabar itu disambut antusias oleh Rion dan yang lainnya. Tanpa diminta Willem juga pasti akan mengajak Yora yang selalu setia ikut dalam tim mereka. Sore itu mereka sudah memenuhi lapangan. Mereka mengadakan pemanasan sebelum melakukan pertandingan. Yora duduk di pinggir lapangan menatap senang ke arah teman-temannya yang berlarian dengan semangat. Keringat yang bercucuran di tubuh juga wajah mereka tak menjadi halangan bagi mereka untuk lincah bermain.
“Hai” Sapa Lexon yang baru saja keluar dari lapangan.
Yora membalas tatapan Lexon dengan senyum hangat. Sebotol minuman dingin Yora berikan kepada Lexon. “Wah thanks” Balas Lexon sambil mengangkat minumannya.
“Habis ini kalian mau kemana?” Tanya Lexon.
“Hmmm” Yora seakan berpikir sejenak “Mungkin makan”
Lexon mengangguk kecil “Kalau itu sudah pasti, biasa memang setelah main kami makan bareng”
Hening tercipta antara keduanya, tatapan keduanya mengarah lurus ke tengah lapangan di mana teman-teman mereka masih berusaha mendapatkan nilai tambahan untuk tim masing-masing.
“Ra, kalian langsung pulang malam ini?”
“Ahhh aku sih sama Willem nginep di rumah saudara, besok sore baru pulang”
“Bagus kalau gitu, gimana kalau besok kita main ke pantai”
“Waaaa” Teriak Yora semangat “Mau, Tapi tanya Willem dulu”
Entah mengapa Lexon merasa sangat senang meski tak ia ekspresikan, ia hanya tersenyum puas. Saat itu muncul satu ide yang akan ia lakukan ketika mereka berada di pantai besok. Teriakan dari tengah lapangan berhasil membuyarkan lamunan Lexon. Tim Willem menang dengan unggul tiga point dari tim Rion. Mereka semua bersorak girang diakhir pertandingan.
“Yang menang harus traktir makan nih” Ujar Rion.
“Ahhh curang kalau gitu kalian sengaja mengalah yah?” Balas seorang teman Rion “Gak seru ahh” Protes yang lain.
Alhasil mereka semua tertawa. Yora berjalan menghampiri ke tengah lapangan sambil membawa minuman meninggalkan Lexon yang masih duduk. Beberapa dari mereka membuka pakaian yang basah karena keringat. Willem melepaskan pakaiannya kemudian berdiri merangkul Yora, tentu saja membuat Yora berteriak sambil mencubit perut Willem yang terlihat sixpack.
“Ya ampun sakit Yora, kenapa sih biasanya juga kamu seneng bau keringet aku”
“Ihh maaf aja yah” Balas Yora sambil memicingkan matanya.
“Aiiish malu-malu” Ujar Willem seraya berlari hendak memeluk Yora dan berhasil membuat Yora berlarian menghindar dari tangkapan sahabatnya.
Lexon yang menatap kejadian itu tersenyum tipis, namun dilain sisi ia mulai berpikir seberapa dekat hubungan Willem dengan Yora. Apakah Willem memiliki rasa terhadap Yora, atau terlalu lama mereka bersahabat hingga keduanya secara tak sadar menyingkirkan rasa sayang yang sebenarnya ada. Setelah selesai makan bersama mereka mulai berpisah satu sama lain. Sedangkan Wilem dan Yora berniat untuk menghabiskan malam minggu disalah satu kafe. Mendengar rencana Willem dengan antusias Rion menawarkan diri untuk ikut serta, pastinya ia juga akan mengajak Lexon.
“Kalian gak ada acara malam ini?” Tanya Willem.
Rion menggeleng cepat, “Biasanya aku sama Lexon kalau malam minggu malah di rumah, kita kan anak baik-baik” Rion terkekeh.
“Kenapa gitu?” Yora ikut bertanya.
“Jalan pasti ramai banget makanya males mau keluar” Balas Rion sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal “Apa lagi Lexon, paling males suruh bawa kendaraan sendiri malam minggu”
“Jadi kalian gimana?” Tanya Willem “Hmm atau kalian pulang taruh mobil biar aku jemput, jadi kita satu mobil aja” Tukas Willem memberi saran.
Senyum mengembang di bibir Rion “Setuju, ahhh Willem baik deh” Balas Rion.
Mereka menjalankan yang sudah mejadi rencana mereka. Setelah menghabiskan beberapa menit akhirnya mereka tiba di salah satu kafe yang terletak tak terlalu jauh dari pusat kota. Nampak seorang pelayan kafe datang dengan membawa buku menu. Keempatnya mulai membolak-balikan menu sebelum menentukan pilihan untuk dipesan.
“Yora besok kamu mau aku jemput jam berapa?” Tanya Rion.
Sejenak Yora terdiam seraya berpikir “Besok? Hmmm aku sama Willem aja deh biar kalian gak repot”
“Kita bawa satu mobil aja gimana, biar bisa ngobrol di jalan” Saran Willem.
“Boleh juga begitu, jadi kalau capek kita bisa gantian nyetirnya” Lexon setuju.
Rion mengangkat kedua bahunya “Good idea, I think”
Keempatnya menghabiskan malam dengan membahas beberapa topik pembicaraan yang sedang hangat dikalangan dunia politik, juga terkadang mereka saling melempar canda. Tak jarang juga Rion menceritakan kisahnya yang berhasil membuat perut ketiga temannya sakit karena terlalu banyak tertawa. Tak terasa hubungan mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thanks masih ikutin cerita aku.. Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
At Least
Romanceperjuangan dua hati menentukan pilihan dalam kisah cintanya. Restu yang tak kunjung Lexon dan Yora dapatkan belum lagi diperhadapkan dengan berbagai pilihan sulit. Namun Tuhan tak pernah tinggal diam, Ia selalu memberikan apa yang menjadi milikmu ji...