Cinta tak butuh alasan

1 0 0
                                    

Yora menjalani rutinitasnya seperti biasa yang ia lakukan, ia bekerja sebagai penulis lepas juga tak jarang ia membantu untuk mengurus bagian pembukuan keuangan di restoran milik Luca. Sebulan telah berlalu dirinya tanpa komunikasi dengan Lexon. Setelah lelah seharian bekerja ia pulang.

“Ra, sudah makan kamu?” Tanya papa Yora yang sedang makan malam.

“Sudah pa. Yora capek mau istirahat dulu pa, ma” Ujar Yora sambil berlalu.

Mama Yora hanya menggeleng-geleng melihat Yora yang berbeda, seakan kehilangan sebagian dirinya Yora tak lagi seceria sebelumnya. Entah apa yang membuat Yora muram bahkan ia tak sekalipun menceritakan kepada mamanya.
Pekerjaan memang selalu membutuhkan tenaga besar namun masalah dalam percintaan selalu menguras tenaga ekstra karena ada permainan emosi di dalamnya. Yora melempar tubuhnya ke atas tempat tidur sambil memejamkan kedua mata ia membiarkan lagu-lagu Stevie B memenuhi kamarnya. Salah satu lagu membuatnya begitu merindukan seseorang yang berada jauh darinya.

Oh I’m waiting for your love
I’m wondering where you are
Are you with another guy
Are you showing him your world
Oh I’m waiting for your love
I want to see your smile
Brigthen up my day
Yes I’m waiting for your love

Rasanya lagu itu memang untuk Yora yang sedang dilanda rindu, lagu dari Stevie B mewakilkan cerita dari hatinya. Entah untuk kesekian kali air matanya keluar di sudut matanya. Apakah masih boleh dirinya berharap untuk bersama Lexon lagi? Salahkan ia jika menunggu yang tak pasti? Kapankah waktu akan memberi jawaban atas semua pertanyaannya? Yora menutup wajahnya yang basah dengan kedua telapak tangan, membiarkan dadanya bergerak naik turun karena napas yang memburu. Ingin sekali ia berteriak mengeluarkan semua rindu yang tertahan. Cukup lama Yora menangis, setelah cukup tenang ia pindah duduk di depan sebuah meja yang biasa ia pakai untuk menulis, ia mengambil sebuah pena dan mengambil sebuah kertas, beberapa menit ia larut dalam cerita hatinya yang ia tuangkan di atas lembar kertas putih tadi. Sesekali ia menyeka air matanya yang jatuh saat ia menulis. Selesai menuliskan isi hatinya, Yora melipat kertas tadi lalu memasukannya ke sebuah amplop putih, yang di belakangnya ia tuliskan Surat pertama untuk Lexon. Kemudian ia memasukan suratnya ke dalam laci meja. Sejak malam itu Yora memutuskan untuk menulis surat untuk Lexon sebagai curahan hatinya.

At LeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang