Sebelum mentari menampakan diri, Rion, Lica, Lexon, Yora, Willem, Lestha, Luca dan Vemi sudah berkumpul di halaman depan rumah si kembar. Karena baru pertama bertemu maka Willem juga Luca memperkenalkan gadis mereka. Sebelum berangkat mereka berdoa bersama untuk kelancaran dalam perjalanan, kemudian dengan menggunakan jaket juga helm masing-masing mereka mulai meluncur. Karena kesibukan masing-masing juga terpisah jarak membuat mereka sepakat melakukan perjalan bersama untuk menghabiskan waktu libur yang ada. Itu adalah liburan di tahun pertamanya Lexon, ia sangat ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Yora karena setelahnya ia tak tahu kapan pastinya ia akan kembali pulang lagi. Dalam perjalanan mereka menjaga jarak tidak terlalu jauh satu sama lain karena langit masih cukup gelap mereka tak melaju dalam kecepatan tinggi lagi pula jalan yang mereka lalui agak berbatu. Mereka berencana untuk ke sebuah teluk yang memiliki keindahan yang masih alami, yaitu teluk Kiluan. Jalan yang cukup sulit tak membuat mereka lelah dan menyerah untuk mencapai tujuan mereka. Hingga sang fajar sudah mulai naik barulah mereka tiba.
Terdengar decakan kagum saat mereka seakan terhipnotis oleh pesona alam yang disuguhkan tepat di hadapan mereka. Rasa lelah sepanjang perjalanan terbayarkan sudah. Sejauh mata memandang air laut biru terhampar luas seakan tanpa ujung. Pasir putih yang lembut serta berkilau saat memantulkan cahaya dari matahari menambah rasa gembira mereka. Beberapa warga tampak ramah saat melihat rombongan mereka yang belum lama tiba. Beberapa saat Rion dan Luca berbicara dengan warga kemudian mereka menawarkan diri untuk mengantarkan Rion juga yang lainnya untuk melihat lumba-lumba dengan menaiki perahu katir. Mereka di bagi menjadi tiga kelompok karena perahu yang mereka tumpangi cukup kecil. Saat perahu mereka mulai berada di tengah terdengar suara-suara yang indah, tak lama kawanan lumba-lumba menari di belakang juga depan perahu mereka. Semakin lama suara kelompok mamalia itu menyatu dengan suara deburan ombak menciptakan harmoni yang menyejukan hati.
Segera saja Luca mengeluarkan kameranya untuk mengabadikan momen tersebut. Menurut warga tak semua orang dapat menyaksikan kawanan lumba-lumba secara langsung namun mereka beruntung karena cukup lama lumba-lumba bermain di permukaan air. Tak hanya itu mereka dibawa ke salah satu pulau yang terletak tak jauh dari teluk Kiluan untuk melakukan snorkling. Setelah bernegosiasi akhirnya mereka memakai peralatan snorkling kemudian tanpa aba-aba semua berlarian menuju air. Terumbu karang yang tersebar di dasar menambah rasa kagum serta ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari dengan berbagai variasi warna juga bentuk. Puas bermain di air rasa lapar membuat Luca mengakhiri kegiatan snorklingnya lalu tak lupa mengajak yang lainnya untuk naik dan mendapatkan makan siang. Meskipun tak banyak yang berjualan di pulau kecil itu namun satu rumah yang sudah lengkap menyediakan makan juga menyewakan peralatan snorkling. Selesai makan mereka duduk bersama sambil bercanda tak lupa juga mengambil gambar dengan kamera yang di bawa oleh Luca. Banyak pose lucu yang diabadikan membuat mereka tertawa lepas. Hari menjelang sore mereka menaiki kapal kembali ke teluk kiluan. Suara deburan ombak juga gemercik air membuat jiwa terasa begitu tenang. Mereka tiba di tepi, kembali menginjak pasir putih nan lembut, momen berikutnya yang di tunggu adalah sang mentari yang akan pulang ke peraduannya akan membuat langit berwarna jingga. Lexon berjalan berdua dengan Yora sambil menggandeng gadisnya erat, mereka memutuskan untuk duduk di atas pasir.
"Ra, bisa gak yah waktu berhenti di sini?" Ujar Lexon tanpa memandang Yora.
"Kenapa Lex?"
"Rasanya aku gak mau balik ke Melbourne, di sana terlalu asing Ra"
Dengan erat Yora menggenggam tangan Lexon, membuat pemuda di sebelahnya menoleh hingga tatapan mereka beradu. Sebuah senyum simpul Yora berikan untuk Lexon.
"Siapa yang ajari aku buat menyelesaikan segala sesuatu yang sudah dimulai?"
Lexon masih lekat menatap Yora tanpa bereaksi.
"Siapa yang ajari aku selalu bersikap konsisten juga tanggung jawab atas semua keputusan yang sudah diambil?"
Yora tersenyum, "Kalau ikuti egois aku juga mau kamu tetap ada di sini. Dulu aku pikir punya teman di luar negeri itu keren tapi sekarang aku punya kamu di luar negeri jujur buat aku sedih karena selalu ada batas buat ketemu, tapi kamu harus tanggung jawab sama semua keputusan yang sudah kamu ambil apa pun itu"
"Mungkin kalau waktu boleh diulang aku gak akan bicara itu semua ke kamu Ra. Tapi aku juga gak mau ada penyesalan, sikap kamu yang selalu buat aku yakin dalam semua keputusan yang aku ambil Ra"
Lexon membelai rambut Yora yang mulai kering terkena angin, ia menyandarkan kepala Yora di bahunya. "I'm grateful to have you" Ujar Lexon setengah berbisik.
Yang ditunggu kini mulai tiba, warna jingga memenuhi langit sore membuat kesekian kali decakan kagum dari para penikmatnya. Sorakan gembira datang dari Rion dan yang lainnya berbagai foto kembali diambil. Indahnya alam yang Tuhan ciptakan sangat mempesona. Mereka menginap satu malam dan masih bersama-sama menikmati keindahan malam di teluk Kiluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
At Least
Romanceperjuangan dua hati menentukan pilihan dalam kisah cintanya. Restu yang tak kunjung Lexon dan Yora dapatkan belum lagi diperhadapkan dengan berbagai pilihan sulit. Namun Tuhan tak pernah tinggal diam, Ia selalu memberikan apa yang menjadi milikmu ji...