Fakta terungkap - 2

2 1 0
                                    

Setelah kejadian di food court, Lexon mengetahui satu fakta baru yang membuatnya begitu takut untuk melanjutkan hubungannya dengan Yora namun di hati kecilnya menolak untuk melepaskan gadis itu. Dengan sengaja Lexon menahan dirinya untuk tidak menghubungi Yora , begitu juga dengan Yora yang sepertinya ingin memberikan waktu untuk Lexon berpikir. Tak seperti biasanya, kali ini Lexon kehilangan selera makan, ia juga tampak tak bersemangat hingga beberapa hari berlalu dan membuat Rion khawatir.

"Ma Lexon kenapa sih? Kok sikapnya gak kayak biasa?" Tanya Catlyn anak Lita yang pertama.

Sejenak mama memperhatikan anaknya yang seperti raga tanpa nyawa "Mama juga gak tahu, tapi memang belakangan Lexon kayak hilang arah"

"Mama gak tahu anak mama itu kenapa?" Tanya Rion yang baru saja pulang dengan papanya.

"Nah Rion kamu yang paling dekat sama Lexon, ada apa sih?" Catlyn bertanya.

"Ma kata Rion, Yora itu pacarnya Lexon" Terang papa ikut bicara.

"Yora? Memang dia kenapa? Dia yang buat Lexon begitu?" Tanya Catlyn lagi.

"Ahh kak bukan gitu" Sergah Rion takut Catlyn akan salah paham.

"Lyn kamu ingat kan mama pernah cerita tentang cewek yang jadi penyemangat Ethan sebelum dia meninggal?"

"Iya aku ingat, lalu hubungannya sama Ethan apa?"

"Cewek itu Yora, cewek yang sekarang jadi pacar Lexon" Ucap Rion.

"Oh gitu, sebenarnya gak ada masalah kan?"

"Memang, tapi Lexon terpukul akan kenyataan itu. Dia takut kalau Yora akan ingat Ehtan setiap lihat Lexon" Terang Rion.

"Kenapa jadi rumit begini" Randy memegang kepalanya.

"Rion, kita harus gimana? Mama nyesel deh pertemuan waktu itu"

"Ma, semua yang sudah terjadi gak perlu disesali lagian mama gak sengaja juga" Catlyn mencoba menenangkan mamanya.

"Pa, apa kita harus ketemu sama Yora?" Mama berujar sambil menatap papa.

"Kalau itu salah satu cara, biar kita coba" Jawab papa "Rion kamu jaga Lexon jangan sampai dia bertindak bodoh"

"Benar kata papa, Ri kamu harus ekstra jaga Lexon. Kamu tahu jelaskan sampai saat ini Yora orang pertama yang buat Lexon lebih ceria dan terbuka" Catlyn menambahkan.

"Ma, pa, Catlyn ikut yah. Jadi penasaran seperti apa yang namanya Yora itu"

Segera saja Catlyn membawa Natha ikut bersamanya serta kedua orangtuanya. Setelah sampai di rumah tante Mery lalu menjelaskan masalah yang ada maka tante Mery pun setuju untuk membantu memulihkan hubungan keponakannya. Catlyn menghubungi nomor Yora yang ia dapatkan dari Rion sebelum mereka pergi. Setelah mengatakan maksud juga tujuannya dengan mendapat pengarahan dari Yora, Catlyn yang membawa mobil bersama dengan Natha menjemput Yora.

"Susah gak kak cari alamatnya?" Tanya Yora ramah setelah ada bersama Catlyn.

"Ah gak kok" Balas Catlyn dengan senyum "Ternyata kamu yang namanya Yora"

Tatapan Yora berubah menatap Catlyn yang ada di sebelahnya, sadar menjadi pusat perhatian Catlyn tertawa kecil.

"Kamu jangan pikir yang aneh-aneh Yora. Kakak suka kamu kok, bahkan kagum kalau dengar cerita tentang kamu"

"Kenapa? Memangnya aku kenapa kak?"

"Kamu satu-satunya cewek yang mampu buat Lexon berubah, dan kamu berbeda seratus delapan puluh derajat dengan cewek-cewek yang biasa jalan sama dia"

Yora tertawa "Ah iya, aku juga pernah beberapa kali ketemu. Mereka cantik dan modis, mereka juga bilang aku bukan tipenya Lexon"

"Hei, siapa yang bilang gitu? Kamu ada di atas semua cewek-cewek itu. Dengar yah, mereka dekat Lexon gak ada yang pakai hati, makanya Lexon juga sekedar bermain sama mereka gak lebih" Terang Catlyn.

"Kakak tahu mereka juga?"

"Lexon mana pernah bawa cewek pulang, cerita saja gak pernah. Biasanya kami dengar dari Rion yang jadi mata-mata" Catlyn tetawa kecil
"Tapi untuk hubungan kamu malah Rion gak cerita, kakak tahunya sudah ada masalah begini"

Yora tertunduk tak lagi menjawab hingga ia mendengar suara anak kecil dari kursi belakangnya. "Loh ada anak kecil?" Ujar Yora dengan senyum.

"Natha sudah bangun yah" Ujar Catlyn kepada anaknya "Kenalin nih tante Yora"

Dengan patuh Natha menyambut uluran tangan Yora "Sini duduk sama tante"

Natha tak menolak, lalu ia duduk dipangkuan Yora. Beberapa saat Yora tampak bermain dengan Natha tanpa bosan menjawab banyak pertanyaan.

"Kamu suka anak-anak?" Ujar Catlyn sambil mengemudi "Sorry yah Natha banyak tanya, dia memang selalu mau tahu"

"Gak apa-apa kok kak, aku juga seneng"

"Sebenernya Natha bukan anak yang mudah dekat sama orang lain loh, ini tumben sama kamu langsung mau. Kayaknya memang kamu berbakat deh"

Yora tertawa mendengar ucapan Catlyn yang memberi sedikit pujian baginya.

"Kakak harap hubungan kalian bisa lanjut" Catlyn berujar "Supaya kakak bisa titip Natha sama kamu" Canda Catlyn.

Setibanya dikediaman tante Mery, Yora melangkahkan kakinya sedikit ragu karena ia tak tahu kalau mamanya Ethan tinggal di daerah yang sama dengannya.

"Yora" Panggil tante Merry lembut sambil merentangkan kedua tangannya.

Yora menangkap isyarat itu, lalu segera saja memeluk tante Mery yang air matanya mulai terurai.

"Kamu apa kabar Yora?"

"Baik tante. Bukannya terakhir tante sekeluarga pindah ke Bandung?"

Tante Mery mengangguk "Iya benar, tapi tante lebih nyaman tinggal di sini karena lebih banyak kenangan manis bersama Ethan, sedangkan di sana tante selalu sedih dengan kepergian Ethan" Tante Mery menjelaskan "Yora, tante dengar kamu sekarang sama Lexon? Kamu bebas Yora karena kamu bukan milik Ethan jadi jangan jadikan hal itu sebagai halangan untuk hubungan kalian. Tante berhutang sama kamu karena kamu sudah buat kenangan manis diakhir waktu Ethan. Tante senang kamu bisa sama Lexon"

"Tante, Yora pun gak tahu hal ini sebelumnya. Lexon juga cuma cerita tentang tante Clementy dan itu pun aku gak tahu kalau tante Clementy pun adik tante, jadi mungkin sekarang kami masih butuh waktu menenangkan pikiran"

"Yora, belakangan ini Lexon selalu murung" Ujar Randy.

Dengan tatapan sendu Lita mendekati Yora lalu menggenggam erat tangannya. "Tante mohon jangan pergi tinggalin Lexon, maafin tante karena kesalahan tante buat kalian seperti sekarang"

"Gak tante, sama sekali gak ada hubungan sama tante kok. Yora yakin Lexon pasti baik-baik saja. Kalian percaya sama Yora"

Suasana saat itu membuat Yora merasa bersalah, ia tak tega dengan cerita Lita dan ia merasakan sakit yang begitu dalam saat mendengar kabar tentang Lexon. Dirinya tahu bahwa sayang yang ia miliki untuk Lexon telah bertumbuh kian pesat seiring berjalannya hari yang mereka lalui.

At LeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang