Akhir pekan Yora terasa panjang tanpa cerita tentang Lexon. Sambil duduk di teras depan rumahnya ia membaca sebuah buku.
“Yora kamu mau makan apa?” Tanya mamanya dari dalam.
“Apa aja deh ma, terserah”
“Kamu kan jarang pulang, jadi bilang saja lagi mau makan apa biar mama buatin”
Sejenak Yora memutar otaknya, “Ikan bakar saja deh ma”
Setelah pulang berkerja di hari Sabtu Yora memutuskan untuk segera pulang, entah apa yang membuatnya malas berada di kamar kosnya. Meskipun matanya tertuju pada buku yang dipegang namun sebenarnya pandangan Yora kosong.
“Yora” Terdengar sebuah suara memanggil namanya, karena terkejut Yora menyapu pandangannya keseluruh penjuru lalu ia menemukan Willem melambai dengan senyum lebar. Willem sepertinya selalu saja hadir saat Yora merasa sendiri. Yora berjalan ke arah gerbang rumahnya, dan tampak Willem tak hanya sendiri. Aaron, Lestha, Luca dan Vemi pun ikut bersamanya.
“Waaah ada apaan nih?” Ujar Yora senang.
“Kita mau cobain suasana pedesaan” Ujar Vemi.
“Eh sembarangan daerah tempat tinggal kita udah jadi kota madya tahu” Protes Willem tak mau kalah.
Tawa mereka pecah diantara canda.
“Yuk masuk” Ajak Yora diikuti oleh yang lainnya.
“Will katanya kamu gak pulang, kenapa sekarang pulang?” Tanya Yora “Mau kenalin Lestha ke mama papa kamu yah” Goda Yora dan berhasil membuat wajah Lestha merona.
“Tadinya males mau pulang, tapi nih mereka pada bingung libur mau kemana jadi yah kesini deh, tapi ide bagus tuh Ra. Kalau gitu nanti biar sekalian aku kenalin kamu ke orang tua aku yah Lestha sayang” Willem menjawab.
Setelah bertemu dengan orangtua Yora, mereka berkumpul di halaman belakang yang di hiasi taman kecil. Kebersamaan mereka selalu saja menghasilkan tawa membuat suasana begitu riuh. Tapi tetap saja bagi Yora, meskipun berada di keramaian, hatinya tetap sepi. Beberapa detik pikirannya melayang bersama dengan bayangan wajah Lexon yang tersenyum kepadanya. Tak terasa matahari sudah berada tepat di atas kepala mereka, mama Yora sudah mempersiapkan makan siang untuk Yora juga teman-temannya. Yora berjalan ke dalam rumahnya untuk mengambil minuman dingin, pikirannya kembali melayang bebas, “Kamu lagi apa Lex?” Yora menggumam.
“Ra, mau di bantu?” Ujar Aaron yang sudah berdiri di hadapannya.
Tampak Yora terkejut tapi dengan cepat ia dapat menutupi lamunannya.
“Rumah kamu enak yah Ra, nyaman”
“Hmm iya aku suka suasana di sini gak bising sama suara kendaraan”
Perlahan tapi pasti Aaron membuat Yora nyaman bersama dengannya. Sejak saat itu mereka menjadi teman dekat, bahkan tak jarang Aaron menghubungi Yora tanpa sebab. Yora selalu bersikap bersahabat dengan siapa saja dan tak ada bedanya dengan Aaron, bagi Yora Lexon tetaplah berbeda dan ia selalu yakin bahwa setiap manusia pasti memiliki keunikan masing-masing dan tak akan pernah tergantikan oleh siapapun karena Tuhan selalu membuat ciptaan-Nya tak pernah sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
At Least
Roman d'amourperjuangan dua hati menentukan pilihan dalam kisah cintanya. Restu yang tak kunjung Lexon dan Yora dapatkan belum lagi diperhadapkan dengan berbagai pilihan sulit. Namun Tuhan tak pernah tinggal diam, Ia selalu memberikan apa yang menjadi milikmu ji...