Cukup lama waktu yang dibutuhkan Lexon untuk memahami hatinya sendiri. Memang pada awalnya alasan dirinya mendekati Yora adalah agar gadis itu dapat mengubah hati Rion yang begitu kering. Namun ternyata kedekatan dirinya dengan Yora malah membawa hatinya masuk terlalu jauh. Lexon bukan tipe orang yang dengan mudah menceritakan apa yang ada dalam hatinya kepada sembarang orang, hanya Rion yang menjadi tempatnya berbagi segala sesuatu, hingga untuk yang satu ini pun ia telah membagikan gelisah yang ia rasa kepada adiknya. Dan ternyata Rion begitu menyukai Yora tapi rasa itu hanya sebatas suka tak lebih lagi. Rion mengatakan bahwa ia mendukung kalau Lexon melanjutkan hubungannya dengan Yora. Hari itu adalah hari ke dua puluh delapan Lexon memiliki status dengan Yora, dan pada hari itu juga Lexon memutuskan untuk mengatakan kepada Yora. Ia tak ingin melanjutkan hubungan yang ia awali hanya karena keegoisan yang ia miliki pada awalnya. Malam itu Lexon duduk di teras belakang rumahnya sambil menengadah menatap bintang yang berhamburan di langit luas. Rion berjalan menghampiri kakaknya.
“Ada apa Lex?” Tanya Rion yang duduk tak jauh dari Lexon.
Seketika Lexon menoleh dan kembali menatap langit luas. “Aku merasa egois sama Yora, dan hubungan ini gak bisa dilanjutin karena ini gak adil buat dia”
“Lex, apa kamu pernah tanya sama Yora seberapa sayang yang dia punya buat kamu?” Rion memiringkan kepalanya.
Mendengar pertanyaan dari Rion membuat Lexon berpikir sejenak.
“Lex denger yah, kalau memang kamu merasa bersalah sama Yora, hubungi dia katakan apa yang kamu rasa, minta maaf atas sikap kamu yang salah”
“Menurut kamu apa Yora bisa maafin aku?”
Dengan cepat Rion mengangkat kedua bahunya bersamaan “Tapi gak ada salahnya dicoba, I think she is a good girl. Dan jangan lupa kalau kita cowok harus berani tanggung jawab atas semua sikap yang udah kita lakuin”
“Rion, kamu mau temani aku ke tempat Yora?”
“Yeah!!” Teriak Rion girang “Thats my brother. Come on” Ajak Rion semangat.
Malam itu mereka segera melaju dengan mobil yang dikemudikan oleh Lexon. Karena perjalanan cukup lama maka Rion terus saja memberikan dukungan bagi kakaknya, tak hanya itu Rion selalu memberi semangat kepada Lexon bahwa semua akan baik-baik saja. Lagu-lagu dari Ari Lasso menemani perjalanan keduanya. Hingga tak terasa mereka sudah tiba di daerah tempat tinggal Yora, kemudian dengan cepat Rion menghubungi Willem untuk menemaninya selama Lexon akan pergi menyelesaikan masalahnya.
“Good luck brother, trust me everything will be okay” Ujar Rion sebelum turun dari mobil lalu masuk ke rumah Willem.
Lexon menarik napas panjang kemudian mengeluarkan handphonenya, ia menekan nomor satu sebagai panggilan cepat kepada Yora. Suara yang menjawab dari seberang sana membuat tubuh Lexon begitu dingin.
“Kenapa Lex?” Tanya Yora seperti biasa.
“Kamu di mana?” Lexon bertanya dengan suara parau.
“Di rumah, baru mandi nih. Kenapa?”
“Aku jemput yah, kita makan di luar”
Terdengar nada terkejut dalam suara Yora “Kamu di sini? Dari jam berapa Lex?”
“Hmmm iya Ra, baru aja sampai. Kamu siap-siap yah aku jemput”
Meski baru pertama kali Lexon kerumah Yora namun tak sulit baginya mencari alamat gadisnya karena ia cukup sering berkeliling di daerah situ bersama dengan tantenya yang tinggal tak jauh dari kediaman Willem.
“Kok kamu kesini malam-malam gini sih Lex?” Tanya Yora sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul delapan kurang sepuluh menit.
“Kangen kamu, lagian kan ini malam minggu” Ujar Lexon asal.
“Apaan sih Lex. Baru kali ini aku denger kamu bilang kangen” Balas Yora.
“Memang kamu gak suka?”
“Aneh aja Lex, bukan kebiasaan kamu banget”
Senyum tersungging di wajah Lexon “Aku juga kadang bingung, kamu bukan tipe cewek yang suka dirayu atau mudah dirayu”
Kini giliran Yora yang tersenyum “Menurut kamu?”
“Kamu terlalu lama main sama cowok jadi sudah bosen dengar rayuan kosong, menurut Willem” Lexon menerangkan “Bukan aku yang bilang loh”
“Wah bilang apa aja Willem tentang aku? Banyak jeleknya nih”
Lexon menggeleng sambil masih menahan tawa “Sebaliknya memang semua yang Willem bilang tentang kamu, jauh dari cewek normal tapi aku suka itu”
“Maksudnya aku gak normal?” Tanya Yora sambil memicingkan matanya.
“Bukan, bukan” Sergah Lexon “You’re limited edition,I think” Ujar Lexon lembut.
“Ini rayuan lagi?” Balas Yora tersenyum curiga.
Lexon hanya tersenyum simpul, setelah tiba disalah satu rumah makan mereka keluar dari mobil lalu duduk tak jauh dari pintu masuk. Seorang pramusaji datang membawakan buku menu. Kemudian mulai mencatat pesanan kedua tamunya malam itu.
“Yora, menurut kamu gimana hubungan kita?” Tanya Lexon tiba-tiba.
“Hmmm?” Yora menatap Lexon lekat tanpa kata.
“Gimana hubungan kita ini?”
“Maksudnya apa? Hubungan kita? Buat aku pacaran adalah salah satu cara buat mengenal karakter pasangan lebih dalam lagi”
Lexon terdiam sesaat seperti sedang berpikir, lebih tepatnya ia mencari kalimat yang cocok untuk memulai “Yora ada yang mau aku omongin sama kamu”
Yora menatap Lexon dengan tatapan lembut, ia membiarkan Lexon untuk memulai apa yang ingin pemuda itu katakan. Mendapat tatapan dari Yora membuat Lexon tak sampai hati menyakiti perasaan gadis yang duduk tepat di hadapannya. Sempat terpikir mengurungkan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Yora dan terus melanjutkan hubungan yang sudah ada. Namun hidup selalu diperhadapkan dengan pilihan, Lexon tak ingin selama bersama Yora ia menyimpan rahasia itu, rasa bersalah pasti akan selalu menghatui dirinya. Yora masih saja tenang menatap Lexon sesekali dengan senyum, penuh sabar ia menunggu kesiapan dari Lexon.
“Ra, sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu” Lexon mulai memberanikan dirinya meski tak mampu menatap Yora “Ra, aku mau kita sudahi hubungan ini” Beberapa detik Lexon tampak menghela napas.
![](https://img.wattpad.com/cover/166181908-288-k52309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At Least
Romanceperjuangan dua hati menentukan pilihan dalam kisah cintanya. Restu yang tak kunjung Lexon dan Yora dapatkan belum lagi diperhadapkan dengan berbagai pilihan sulit. Namun Tuhan tak pernah tinggal diam, Ia selalu memberikan apa yang menjadi milikmu ji...