Mentari mulai naik saat Yora membuka kedua matanya, ia meregangkan ototnya meski masih di tempat tidur. Terdengar suara dari handphonenya, ia melirik sejenak melihat nama yang tertera di layar. Seraya bangun dari posisi tidurnya Yora memilih tombol penjawab pada handphonenya.
“Udah bangun?” Terdengar suara dari seberang.
“Baru saja. Udah mau jalan yah?”
“Belum kok santai aja. Kemarin Willem bilang mau jemput jam sembilan kan?” Tanya Lexon memastikan.
“Oh iya” Yora melirik pada jam dinding yang tergantung “Ini masih jam tujuh”
“Kalau gitu kamu siap-siap biar aku jemput, kita sarapan dulu”
“Nanti kamu repot, biar sekalian sama Willem aja deh nanti”
“Aku udah telpon Willem kok, dia janji sarapan bareng sama adik sepupunya”
“Masa? Kalau gitu biar aku sarapan di sini deh, gak enak kamu repot”
“Oke. Siap-siap aku jemput lima belas menit lagi” Tukas Lexon kemudian memutuskan sambungan telpon sebelum mendapatkan jawaban dari Yora.
Mau tak mau Yora bangkit dari tempat tidurnya dan segera bersiap. Seperti yang dikatakan Lexon, ia menjemput Yora dengan motor ninjanya. Mereka melaju dengan kecepatan sedang hingga tiba di sebuah ruko yang tak terlalu besar namun ketika Yora melangkahkan kakinya ia melihat beberapa meja yang terusun rapi, ruangan pun tampak bersih.
“Mau pesen apa?” Tanya Lexon.
“Hmm aku mau bubur aja deh”
Dengan senyum Lexon memesankan untuk dirinya juga Yora. Mereka menikmati makanan mereka sambil mengobrol.
“Hmm ngomong-ngomong kamu tahu alamat sepupu aku dari mana?”
“Aku tanya sama Willem tadi pagi, waktu dia bilang gak bisa sarapan bareng”
Yora mengangguk-angguk mengerti. “Nanti kita mau ke pantai mana?”
“Ringgung. Kita ke pantai Ringgung, di sana belum dikelola pemerintah jadi masih ada bintang laut, ikan-ikan, juga ada banyak kerang”
“Waaaah masih ada bintang laut?” Ujar Yora bersemangat.
Mereka asyik membahas tentang laut, ketertarikan Yora terhadap laut mempermudah Lexon untuk menarik perhatian gadis itu karena Lexon cukup tahu banyak tentang alam. Setelah mendapat kabar dari Willem maka Lexon segera mengantarkan Yora kembali ke rumah sepupunya. Senyum Yora melepas kepergian Lexon.
“Sampai ketemu nanti Lex” Ujar Yora sebelum Lexon memacu motor meninggalkan Yora.
Tak berapa lama, hanya berkisar sepuluh menit Willem telah datang menjemput Yora, ia juga berpamitan kepada tante Yora sebelum membawa pergi Yora.
“Wuuuih yang pagi-pagi udah sarapan berduaan” Goda Willem.
“Apaan sih kamu, biasa aja kali”
“Cieee sampe merah merona gitu mukanya”
“Tadi sarapannya sama siapa? Lexon atau Rion?”
“Sama Lexon, kenapa?”
“Tahu dari mana kamu itu Lexon bukan Rion, kan mereka sama”
“Kalo mereka diam saja aku gak bisa tebak tapi cara bicara sama sikapnya cukup terlihat beda kok jadi tadi aku yakin itu Lexon”
“Waaaa udah seberapa jauh nih hubungannya sama mereka. Kalau harus pilih salah satu, kamu pilih Rion atau Lexon?”
“Apa sih Willem, gak penting yah pertanyaannya” Kilah Yora.
“Ahh Yora, ihhh merah lagi tuh mukanya kayak kepiting rebus” Goda Willem.
Yora mencubit pinggang Willem dan berhasil menghentikan sahabatnya yang terus saja menggoda dirinya. “Ehh aku lagi nyetir Yora” Balas Willem.
Beberapa menit berlalu Yora terus saja digoda Willem, kini Lexon juga Rion sudah ada bersama dengan mereka. Mobil yang dikemudikan Willem melaju cukup cepat karena jalan cukup sepi. Mereka melewati beberapa kebun coklat, juga bukit yang nampak dari kejauhan. Mobil mereka mulai memasuki kawasan pantai Ringgung yang didominasi pasir kasar sepanjang jalan masuk. Yora nampak begitu ceria menatap keluar jendela, sepanjang jalan sudah nampak beberapa kapal katir yang bergoyang tersapu ombak.
“Nyaman banget” Ujar Yora sambil merentangkan kedua tangan dan memejamkan matanya, ia juga membiarkan udara dengan bau air asin memasuki paru-parunya.
“Kamu bener-bener suka laut yah?” Tanya Rion.
Senyum Yora muncul “Sangat. Kalau ada di sini kayak gak ada beban”
“Irit tuh kalau kamu punya cewek kayak Yora, gak perlu keluar masuk salon” Tukas Willem “Tinggal bawa ke laut, kalau cerewet tinggal ceburin”
Mereka tertawa mendengar candaan Willem, sedangkan Yora malah mencibir. Tanpa aba-aba mereka melepaskan sandal yang mereka pakai, turun ke pasir yang digenangi air laut. Lexon berjalan mendekat kearah Yora yang menunduk hendak mencari bintang laut.
“Ini bintang lautnya” Ujar Lexon.
Yora menerima bintang laut dari Lexon dengan senyum tiga jari. Ia begitu senang membiarkan kaki-kaki kecil dari bintang laut menggelitik pada telapak tangannya.
“Yora” Panggil Lexon “Apa kamu udah punya pacar?”
“Haaaa?” Tanya Yora tak terlalu menyimak.
“Kamu punya pacar?”
“Ehhmm gak ada” Jawab Yora sambil memperhatikan bintang laut di tangannya.
“Gak ada atau belum ada?”
Sejenak Yora menatap Lexon “Apa bedanya?”
“Kalau gak ada seolah-olah gak akan pernah ada”
“Oh gitu, kalau gitu revisi jawaban yah” Yora tersenyum “Belum ada Lex”
Giliran Lexon yang tersenyum melihat sikap Yora “Kenapa belum punya pacar?”
“Gak apa-apa belum mau aja”
“Yang bener? Belum mau apa takut?”
“Takut apa?”
“Takut sakit hati kalau punya pacar”
“Gak kok” Jawab Yora singkat.
“Yang bener? Takut cemburu yah?”
“Gak kok kenapa takut”
“Mana tahu takut dibohongi”
“Biasa aja ah”
“Jadi bukan takut pacaran?”
“Ihh gak lah, alesan apa buat takut”
“Kalau gak takut jadi pacar aku ya?” Tanya Lexon secara bertubi-tubi membuat Yora juga menjawab secara cepat tanpa berpikir ulang.
“Iya” Yora terkejut dengan jawaban yang ia berikan, bahkan ia lebih terkejut lagi saat menyadari pertanyaan yang diberikan Lexon.
“Yeah” Ujar Lexon penuh kemenangan.
“Eh apaan itu? Gak bisa lah masa begitu?” Protes Yora.
“Apa? Pernyataan barusan?”
“Maksudnya apa tadi?” Tanya Yora tak terima.
“Aku minta kamu jadi pacar aku dan kamu bilang iya”
“Pertanyaan kamu menjebak” Balas Yora “Jadi jawaban aku juga asal”
“Mana bisa? Di mana-mana tuh jawaban pertama yang diambil. Dan kamu gak bisa menghindar kamu udah bilang iya loh” Ujar Lexon kemudian berlari menghampiri Willem dan Rion yang sedang sibuk mencari kerang, ia pun meninggalkan Yora yang masih berdiri mematung dengan penuh kebingungan.
Dengan cara unik Lexon kini mendapatkan Yora sebagai kekasihnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Masih dipernyataan yang salah tapi kalian ga salah kok masih terus ikutin ceritanya. Comment and voted please..
KAMU SEDANG MEMBACA
At Least
Romanceperjuangan dua hati menentukan pilihan dalam kisah cintanya. Restu yang tak kunjung Lexon dan Yora dapatkan belum lagi diperhadapkan dengan berbagai pilihan sulit. Namun Tuhan tak pernah tinggal diam, Ia selalu memberikan apa yang menjadi milikmu ji...