Fakta terungkap- 3

2 1 0
                                    

Sabtu itu Willem mengajak Lexon untuk bertemu, pada awalnya Lexon menolak dengan alasan malas namun nama Luca membuat Lexon mengubah keputusannya. Mereka bertemu di salah satu kafe yang memang biasa menjadi tempat mereka berkumpul. Menatap Luca yang sudah lebih dulu datang bersama dengan Willem membuat Lexon membeku, ia tak percaya dengan penglihatannya. Luca tersenyum, berdiri lalu menghampiri Lexon yang membatu. Dengan sejuta rasa rindu Luca memeluk Lexon.

"Hai Lex" Sapa Luca "Do you miss me?"

"Surely" Balas Lexon dengan senyum lebar, ia begitu lega melihat Luca.

Rion dan Willem merasa sedikit lebih lega karena dari sejak kejadian waktu di foodcourt itu adalah senyum pertama Lexon. Willem benar, karena Luca mampu membuat Lexon kembali ke raganya. Mereka duduk berempat mengulang kisah-kisah lama, tak jarang juga Luca menceritakan kisah-kisah konyolnya ketika berada di negri orang. Waktu berlalu begitu cepat, senyum masih terpasang di wajah Lexon hingga Luca membahas tentang Yora. Sebelum pertemuan itu Willem sudah lebih dulu menceritakan duduk permasalahan yang dialami Lexon, seperti biasanya Luca ingin sahabatnya mendapatkan yang terbaik. Dia berada di sana untuk membantu Lexon keluar dari lingkaran yang seakan menjebaknya. Wajah Lexon berubah seketika saat ia mendengar nama Yora.

"Lex, kita kenal bukan baru hari ini dan aku yakin Yora berharga buat kamu, jadi aku mohon jangan lepasin dia" Ujar Luca.

"Kalau hubungan berlanjut aku cuma bisa buat dia sedih"

"Kata siapa? Kamu yang bilang itu Lexon, harusnya kamu tanya sama Yora"

"Lex, Yora justru takut ketemu kamu, dia bilang kamu lebih terpukul dengan mengingat Ethan. Makanya sampai saat ini Yora gak hubungi kamu, tapi kamu harus tahu satu hal, setiap ketemu aku Yora selalu tanya tentang keadaan kamu Lex" Terang Willem.

"Mama papa juga merasa bersalah Lex buat hubungan kalian jadi berantakan"

"Apa karena aku semua jadi rumit?" Ujar Lexon pelan.

"Gak Lex, itu karena kita semua sayang dan peduli sama kamu" Timpal Luca.

"Dua hari yang lalu, mama, papa, juga Catlyn pergi kerumah tante Mery dan mereka bertemu juga dengan Yora di sana" Ujar Rion.

Pandangan nanar Lexon beralih ke Rion "Yora ketemu tante Mery?"

"Ya, Kak Catlyn jemput Yora dan bawa dia kesana. Semua khawatir sama kamu Lex, dan satu hal kamu harus tahu, Yora bilang dia sayang sama kamu"

"Gimana sama tante Mery?"

"Tante senang bisa ketemu lagi sama Yora, dan tante juga bilang kalau dia setuju Yora sama kamu"

"Lexon kamu harus bangun sekarang juga" Ujar Willem "Sampai saat ini Yora yang bisa ngerti kamu dan dia selalu terima semua kekurangan kamu, apa kamu siap kalau sampai kehilangan Yora?"

Rahang Lexon mengeras "Mungkin aku gak akan pernah siap kehilangannya" Lexon berujar dengan pandangan kosong "Membayangkannya saja aku gak punya keberanian" Ia kembali tenggelam dengan kerinduannya.

"I think she still loving you Lex, lets get her back" Ujar Luca dengan senyum.

Tanpa berkata apa-apa lagi Lexon segera berdiri dari duduknya. "Apa aku harus temui Yora sekarang juga, Should I?"

Willem, Rion, dan Luca saling melempar senyum mereka juga melakukan high-five. Memang hari itu bukan hari libur tapi ketiga pemuda itu menawarkan diri untuk mengantarkan Lexon bertemu dengan gadisnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
Masih penasaran sama ceritanya? Yuuuk lanjut lagi dan sebelumnya kasih bintang kamu

At LeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang