Mobil papa rayhan tiba di sekolah rayhan tepat di depan gerbang sekolah yang sudah ramai oleh anak-anak sekolah. Mereka memang tiba tepat waktu. Lalu tidak lama rayhan pun terlihat berjalan keluar dari gerbang sekolah diantara kerumunan teman-temannya.
Mama rayhan melambaikan tangan pada anaknya. Rayhan yang melihat mamanya pun berlari menghampirinya.
"mama jemput rayhan..?" tanya rayhan berbinar saat mereka sudah memasuki mobil milik papanya. Mama rayhan hanya busa tersenyum dan mengangguk tidak sanggup mengeluarkan sepata katapun untuk menjawab anaknya.
Melihat anggukan mamanya, rayhan pun bersorak bahagia.
"Horeee. Akhirnya rayhan di jemput sama mama papa..."
Mama rayhan hanya tersenyum pada anaknya. Ini pertama kalinya mereka menjemput rayhan jadi tidak heran jika anaknya itu tampak sangat bahagia saat tahu ia di jemput oleh orang tuanya. Lagi-lagi kedua orang tua itu hanya bisa menyesali perbuatan mereka selama ini kepada anaknya.
Dalam perjalanan menuju sekolah jany. Mama rayhan bertanya pada rayhan guna mengalihkan kesedihannya sebelum air mata itu keluar.
"rayhan tau gak kita mau kemana..?" tanya rayhan sedikit memberi tebak-tebakan pada anaknya
"pulang" jawab rayhan polos
Mama rayhan tersenyum lalu menggeleng sebagai jawaban.
Rayhan mengernyit bingung lalu bertanya
"terus kita mau kemana dong mah..?""coba rayhan tebak kita mau ke mana"kata mamanya belum menyerah pada kebingungan anaknya itu.
"papa. Kita mau kemana..?" tanya rayhan beralih pada papanya yang sedang menyetir sambil tersenyum mendengar interaksi istri dan abaknya.
"papa juga gak tau nih. Sebenarnya kita mau kemana sih mah..?" kata papa rayhan yang pura-pura tidak tahu dan malah balik bertanya pada istrinya.
Rayhan yang merasa tak mendapat jawaban atas kebingungannya pun hanya menyender pada senderan kursi penumpang lalu bersedakap dada, ia menyerah.
Kedua orang tuanya yang melihat tingkah tayhan hanya terkekeh geli dengan wajah rayhan yang ditekut seperti orang merajuk.
"oke oke mama kasih tau" setelah puas mengerjai anaknya. Akhirnya mama rayhan pun berbalik mengahadap anaknya yang duduk di kursi penumpang bagian belakang. Rayhan lalu mengangkat wajahnya kembali menatap mamanya penasaran
"kita lagi mau menjemput..." kata mama menggantung ucapannya. Mama rayhan memberi jeda cukup lama menggoda anaknya yang semakin menggemaskan dengan wajah penasaranny.
"menjemput siapa..?" tanya rayhan yang merasa semakin penasaran dengan kelanjutan ucapan mamanya yang tak kunjung di lanjutkan.
Mama rayhan lalu tersenyum jahil lalu kembali menghadap kedepan mengabaikan rasa penasaran putranya yang sudah diubun-ubun. Ah rasanya sangat menyenangkan mengerjai anak menggemaskannya itu.
"ah. Nanti aja deh kamu tau sendiri" kata mama yang sukses membuat rayhan mendengus kesal. Rayhan merengek meminta mamanya memberi tahu tapi mama dan papanya hanya tertawa melihatnya.
Tidak lama setelah itu mobil papa rayhan pun berhenti tepat di depan sebuah sekolah menengah pertama yang masih sepi. Sepertinya belum waktunya pulang.
Rayhan yang merasa mengenali tempat ini pun celingak-celinguk menatap semua bagian depan sekolah ini. Ia berusaha mengingat-ingat meras tidak asing. Rasanya ia pernah kesini tapi dia lupa dengan siapa dan kapan.
Setelah cukup lama rayhan berfikir tentang tempat ini lalu seperti ada sebuah lampu menyala di atas kepalanya. Dia mengingatnya.
"mama. mama. Ini kan sekolah jany" kata rayhan semangat empat lima setelah ia berhasil mengingatnya.
Mama dan papa rayhan yang mendengar itu pun saling berpandangan merasa bingung. Bagaimana rayhan tau sekolah jany..?
"kok rayhan tau sekolah kak jany..?" tanya papa rayhan mewakili pertanyaan mamanya.
"rayhan tuh pernah kesini tau pah waktu bunda ngajakin rayhan ambil rapor jany" kata rayhan
Mereka berdua pun hanya ber oh ria mendengat penuturan anaknya. Ternyata banyak sekali yang tidak mereka ketahui tentang anak mereka sendiri. Miris memang.
Tidak lama setelah itu. Rayhan pun melihat jany yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.
"eh. Itu jany" seru rayhan menunjuk keberadaan jany. Lalu dengan semangat empat lima ia keluar mobil dan berlari menghampiri jany sambil memanggil-manggil namanya. tapi tanpa sengaja ia tersandung batu dan rayhan pun terjatu.
Jany yang merasa namanya dipanggil pun menoleh. Mendapati rayhan yang sudah terduduk di tepi jalanan sambil memegangi lututnya yang terasa ngilu.
"han!" seru jany khawatir
Dengan cepat jany berlari menghampiri rayhan lalu ikut duduk di depan rayhan.
"astaga han. Kok bisa jatoh sih. Jadi bedarah kan" omel jany yang sangat cemas melihat lutut rayhan yang berdarah
Rayhan hanya meringis kesakitan memegangi lututnya
Jany lalu merogoh tasnya mengambil sebuah plaster luka dan mengambil tussu di saku baju seragamnya. Dengan cekatan jany membersihkan luka di lutut rayhan dengan air minum yang selalu tersedia di dalam tasnya dan mengelapnya dengan tissu lalu menutupi luka rayhan dengan plaster luka tadi.
Selama jany membersihkan lukanya. Rayhan hanya bisa meringis kesakitan. Sedangkan kedua orang tua rayhan hanya berdiri di depan mobil sambil tersenyum memperhatikan perhatian jany pada putra mereka.
Mereka sangat bersyukur pada tuhan karena telah mempertemukan putranya dengan orang-orang yang berhati mulia.
Setelah jany selesai mengobati luka rayhan, kini jany membantu rayhan berjalan menuju mobil orang tua rayhan. Rayhan berjalan dengan terpuncang-pincang yang di pegangi oleh jany agar tak terjatuh.
Setibanya mereka di depang orang tua rayhan. Jany lalu menyapa kedua orang tua rayhan.
"siang tante, om" sapa jany sopan
"siang sayang. Oh iya ayo masuk" balas mama rayhan lalu mempersulahkan mereka masuk ke dalam mobil dan mengambil alih rayhan dari jany lalu mengangkatnya masuk ke mobil.
Setelah mobil berjalan meninggalkan area sekolah. Jany pun baru tersadar jika ia tadi sedang menunggu jemputan bundanya. Takutnya nanti bundanya khawatir karena tak mendapatinya di depan gerbang.
"oh iya tante. Jany kan belum minta ijin sama bunda. Takutnya nanti bunda nyari jany" kata jany khawatir.
"jany tenang aja. Tadi tante udah nelpon bunda jany. Dan bunda ngijinin" timpal mama rayhan tersenyum.
"makasih ya tante" ujar jany tulus
"iya sayang" kata mama tmrayhan lalu berbalik mengelus kepala jany tulus lalu beralih mengelus kapala putranya yang terus saja meringis sedari tadi
Jany yang mendengat ringisana rayhan pun beralih menatap rayhan khawatir. Dengan sangat lembut jany lalu meletakkan tangannya dia atas luka rayhan dan mengelusnya sayang sambil sesekali meniupnya.
"masih sakit ya han..?" tanya jany tampak sekali kekhwatiran di wajah cantiknya.
Rayhan hanya tersenyun lalu menggeleng.
"udah berhenti kalau jany ngelus-ngelus lukanya" katanya lalu menyegir kuda yang sontak saja membuat jany maupun kedua orang tua rayhan tertawa melihat tingkah lucu dan polos rayhan.
Rayhan yang di tertawakan hanya bisa tersenyum malu.
Hay hay hay.
Gak jelas ya..?
Maaf yaa. Latarnya berantakan banget.
Hehehe.#jangan lupa tinggalkan jejak-jejak cantik anda sekalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
RomanceRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...