Rayhan menghela napas frustasi melihat sikap Senja yang seketika berubah menjadi sangat pendiam sejak ia kembali. Sejak dua jam berlalu, Senja belum juga mengeluarkan suara selain suara isak tangis yang tak pernah redah sejak kepulangannya. Tatapannya kosong menerawang jauh, entah sedang memikirkan apa.
Rayhan tahu jika wanita itu sedang memiliki masalah namun tak ingin menceritakannya. Sejak dulu, Senja memang lebih suka memendam masalahnya sendiri hingga ia lelah lalu mulai menceritakannya kepada orang terdekatnya.
Rayhan jelas tahu apa penyebab Senja menjadi sangat kacau seperti ini. Ia hanya sedang menunggu Senja menceritakannya sendiri.
Rayhan hanya ingin menjadi satu-satunya orang yang akan menjadi sandaran Senja dikala terpuruk. Ia ingin Senja menjadikannya orang pertama sebagai tempat wanita itu menumpahkan segala masalahnya lalu mereka akan menyelesaikannya bersama-sama.
Rayhan ingin Senja menyadari keberadaannya di sini. Ia sudah bertekat dan berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu berada di sisi Senja baik suka maupun duka. Dan akan membahagiakan Senja dengan cara apapun yang ia mampu.
Suara tangisan Senja semakin kencang dan perlahan tangis itu kembali pecah seperti beberapa menit yang lalu. Tangis pilu itu terdengar sangat menyayat hati. Siapapun yang mendengarkan pasti akan ikut merasakan seberapa sakit yang gadis itu rasakan saat ini
Rayhan yang sudah kehabisan akal untuk menenangkan Senja kini hanya bisa mendekap Senja dalam pelukan hangatnya. Berharap kesedihan Senja akan sedikit terobati dengan pelukannya yang menenangkan.
Cukup lama Rayhan mendekap Senja hingga tangis gadis itu pun perlahan mereda. Hal itu cukup mampu membuat Rayhan bernapas lega walau tak sepenuhnya lega.
"Dia benar-benar bajingan Han," sahut Senja membuka suara denga suara pelannya yang terdengar serak akibat menangis terlalu lama.
Rayhan mengusap bahu Senja lembut berusaha memberi semangat pada gadis itu.
"Hiks. Aku gak nyangka dia bakal setega itu ke aku"
Isakan Senja kembali terdengar tak mampu menahan kesedihannya kala mengingat perbuatan Fajar padanya selama ini.
"Aku pikir. Aku bakal jadi wanita satu-satunya yang bakal ngerubah dia buat jadi lebih baik. Hiks"
"Tapi ternyata aku salah. Hiks. Aku pikir selama ini dia udah berubah jadi lebih baik demi aku. Tapi. Hiks..."
"Tapi. Ternyata aku juga termasuk dalam salah satu mainan dia. Hiks...hiks.."
"Aku kecewa Han. Aku benci sama bajingan itu..!!," teriaknya sambik terus memukuli dada Rayhan sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap Fajar.
Sedang Rayhan hanya memilih diam membiarkan Senja mengeluarkan segala kekesalannya agar tak lagi mengganggunya nanti.
Biarkanlah untuk kali ini ia menahan rasa sakitnya. Asalkan esok semua sudah menjauh berganti dengan senyum kebahagiaan bagi Senja.
Walau sebenarnya ia tak pernah mengurai kepalan tangannya yang semakin mengerat menahan kemarahannya terhadap sepupu bajingannya itu. Rasanya Rayhan sudah tak sudi lagi mengakui Fajar sebagai saudaranya.
"Besok kita pulang..!," Rayhan membuka suara. Senja hanya mengangguk setuju. Lagi pula, ia sudah tak ada tujun lagi di sini. Semua yang ia rencanakan telah melebur bersama kekecewaan yang perlahan menguasai hatinya.
Rayhan lalu tersenyum mengusap kepala Senja lembut.
"Ya sudah. Sekarang tidur" lagi-lagi Senja hanya mengangguk patuh mendengar titah Rayhan yang terdengar seakan tak menerima bantahan. lalu gadis itu melangkah menuju sofa ruang kamar yang sudah terdapat bantal lengkap dengan selimut tebalnya.
Bokongnya belum mendarat sepenuhnya ketika Rayhan tiba-tiba memahan kedua bahunya menuntunnya untuk kembali berdiri.
Senja menatap Rayhan bingung namun Rayhan hanya mengabaikannya lalu dengan lembut membawa tubuh Senja menuju ranjang besar kamar itu. Senja semakin bingung namun hanya mampu menatap Rayhan tanpa berniat untuk bersuara. Ia sedang berada dalam keadaan yang bisa di katakan tidak baik untuk saat ini. Yang bisa ia lakukan hanya patuh pada apa saja yang Rayhan lakukan untuknya.
Rayhan membantu Senja untuk berbaring di kasur besarnya lalu menarik selimut tebalnya hingga menutupi dada gadis itu.
Ia mengusap puncak kepala Senja dengan lembut. Tatapannya lembut menembus manik jernih gadisnya yang sedang balas menatapnya dengan tak kalah lembutnya.
"Kamu tidur di sini. Biar aku yang tidur di sana," titahnya lembut menunjuk sofa yang berada di sisi lain ruang jamar itu dengan dagunya. Senja tersenyum lalu mulai menutup matanya berusaha untuk tidur walau sebenarnya sangatlah sulit. Mengingat bagaimana keadaan moodnya kali ini.
Melihat Senja yang sudah mulai menyelami alam mimpinya membuat Rayhan perlahan melepas genggamn tangannya pada lengan Senja. Ia sekali lagi mengusap puncak kepala gadis itu hingga tanpa sadar bibirnya kini telah mendarat tepat di dahi mulus senja tanpa mampu ia tahan keinginannya itu. Logikany berkata bahwa ini tidak benar tapi hatinya terus saja bergejolak memberontak ingin menciumi wajah gadis cantik itu. Walau sejujurnya, yang hatinya inginkan adalah ciuman pada bibir ranum gadis itu tapi logikanya masih lebih bijak dari keinginannya.
Rayhan memilih mengistirahatkan tubuhnya pada sofa empuk yang sengaja ayahnya siapkan di dalam kamar itu.
Hati dan pikirannya masih saja bergelut saling beradu argumen tentang hal ciuman menurut versi keduanya. Namun ia berusaha mengabaikan perhelatan hati dan pikirannya. Ia tak ingin menambah kekecewaan Senja dengan tindakan gilanya.
Sebaiknya ia tidur saja agar tak merasakan siksaan terberat ini. Ini adalah ujian terberatnya selama hidup. Berusaha mengabaikan godaan bibir tipis berwarna peach milik Senja.
Ia tersiksa. Sungguh. Tapi ia sadar bahwa Senja sedang dalam keadaan yang tidak baik saat ini. Jadi, ia tak ingin menambah masalah yang gadis itu tanggung saat ini.
Memikirkan gadisnya sedang terluka saja sudah membuat emosinya membara. Keinginannya untuk menghancurkan wajah Fajar sudah di ubun-ubunnya.
Dalam keadaan marah Rayhan berusaha mencoba untuk tidur meski sulit. Ini semua karena ia masih tidak rela Senja terluka oleh lelaki bajingan itu.
Bersambung...
Mmweeheheheheheh. Maafkan kalau banyak typo dan garing. Wkwkw. Cuma minta saran dan kritikannya. kalaupun mau ngasih vote juga lebih bagus lagi. Hehehe
Dan terima kasih !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
RomanceRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...