14

74 7 1
                                    

Seperti film lama yang di putar berulang ulang. Ingatan tentang masalalu rayhan dan jany yang berputar. Mengingatkannya akan perpisahan itu, dimana rayhan kecil dengan sangat terpaksa bahkan tidak pernah rela ditinggal oleh jany. Sahabat kecilnya. Itu adalah awal dari segala perubahan sikap rayhan yang manis menjadi remaja yang urakan, nakal dan keras kepala.

Saat jany kembali lalu rayhan manis juga kembali, tapi itu hanya sesaat karena rayhan harus merasakan kembali pahitnya kehilangan. Dimana jany memutuskan untuk memeluk lelaki lain dan melupakan rayhan.

Jany memang tak pernah mengenali rayhan semenjak ia kembali. Berbeda dengan rayhan yang begitu mengenali jany dulu hingga sekarang. Meskipun rayhan pernah merasa dikecewakan oleh kepergian jany tapi ia tidak pernah marah ataupun berniat untuk melupakan jany.

Itu adalah hal terakhir yang akan di fikirkan rayhan jika sudah tak ada lagi pilihan lain di muka bumi ini.

***

Rayhan berjalan gontai meninggalkan rooftop sekolah. Hari ini ia akan bolos sekolah lagi. Ia harus memikirkan solusi dari masalahnya ini. Untuk saat ini yang ia butuhkan adalah hiburan. Seperti pergi ke diskotik mungkin.

***

Malam ini senja akan keluar bersama fajar. Tadi sore fajar mengabarinya bahwa ia akan menjemput gadis itu nanti jam 7  malam. Dengan semangat senja memilih baju yang akan ia kenakan nanti malam padahal jam masih menunjukkan angka 17:15 yang itu artinya masih tersisa waktu dua jam fajar menjemputnya tapi saking semangatnya ia mulai bersiap siap. Hahah lucu memang.

Senyum bahagia tak pernah lepas dari bibir indah gadis itu. Ia sangat bersyukur pada tuhan karna kebahagiaan selalu saja memenuhi hidupnya selama ini. Semua yang ia harapkan terjadi dalam hidupnya selalu saja terwujud.

Setelah dua jam bergelut dengan berbagai alat make up di depang meja riasnya. Kini senja sudah siap dengan penampilannya yang begitu menawan dan mempesona. Senyum itu kembali mengembang di bibirnya. Ia yakin, fajar pasti akan terkesima dengan oenampilannya malam ini. Senja terkekeh geli membayangkan ekspresi fajar nanti saat melihatnya nanti.

Setelah merasa sudah benar benar siap dengan penampilannya yang sudah berulang kali ia cek di depan cermin kini ia tinggal menunggu fajar menjemputnya. Tapi ini sudah setengah jam dari waktu yang pria itu tetapkan tapi senja belum juga melihat tanda tanda pria itu akan datang. Merasa bosan menunggu akhirnya senja memutuskan untuk turun kebawah memastikan apakah pria itu memang benar benar belum datang atau jangan jangan pria itu sudah menunggunya di bawah sedari tadi tapi tak ada yang memberi tahunya. Dengan langkah santai senja menuruni tangga menuju ruang tamu tapi di sana tak ada seorang pun. Senja memutuskan untuk mengecek teras rumahnya siapa tau saja fajar sudah di sana, tapi sekali lagi senja tak mendapati seorang pun di sana.

Perasaan khawatir mulai menghampiri senja. Berbagai macam pikiran buruk pun menyergapinya. Ia takut terjadi sesuatu yang tak di harapkan pada fajar. Ini sudah satu setengah jam dari waktu yang ia janjikan tapi pria itu belum juga menjemputnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada prua itu. Apa ia baik baik saja..? Kenapa dari tadi ia hubungi tapi tak ada balasan sekalipun.

Senja semakin cemas saja di buatnya. Ia mencoba menghubungi pria itu sekali lagi dan akhirnya terhubung juga. Senja menghambuskan nafas lega. Akhirnya pria itu bisa di hubungi juga.

"halo"

"iya halo"

"mas. Kamu dimana..? Dari tadi aku hubungi kok gak bisa bisa..?"

"oh maaf ya sayang, tadi aku lagi ada masalah dikit dan gak bisa di tinggal jadi aku lupa ngabarin kamu. Maaf yaa" jelas fajar sembari memohon maaf berharap kekasihnya itu tak marah.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang