"Tak perduli, seberapapun besar ujian yang telah tuhan berikan, berapa kalipun kita terpisah oleh musibah, hingga bahkan berulang kali tuhan memberiku kesempatan kembali dari ambang kematian untuk menatap senyumnya, ia masih tetap ada. Berdiri tegak dibelakangku, menanti kedatanganku, menyapanya. Walau sebenarnya aku tahu ia pun jelas berulang kali hampir goyah oleh keyakinannya untuk percaya...."
Ucapannya menggantung, tak kuasa melanjutkan, nafasnya mulai sesak oleh rasa haru yang menjalari hatinya.
Dengan segala ketegarannya ia mengangkat kepala mantap, tersenyum tulus.
"....percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Satu-satunya manusia yang percaya bahwa tak ada yang pergi walau sebuah peti mati berisi mayat telah terbenam di dalam tanah di depan mata kepalanya sendiri. Lelaki 20 tahun yang lalu masih berkeras kepala meyakini bahwa aku tak pernah meninggalkan dunia ini walau seluruh dunia tengah menyimak berita besar itu. Lelaki yang dengan sangat tulus menemaniku melalui semua kesulitan-kesulitan yang hilir mudik menghantui-ku pasca kecelakaan besar beberapa tahun silam."
Senja berjalan mendekat, mengikis jarak diantara mereka hingga menyisakan satu langkah di depannya. Rayhan tersenyum sangat tulus, dengan air mata perlahan mulai merembes dipelupuk matanya.
"Satu-satunya orang yang masih bertahan disampingku, walau satu persatu orang yang menyayangiku pergi menemui ajalnya. Dia, yang selalu memberiku kekuatan kala Ayah dan Bunda harus pergi untuk selamanya lima tahun yang lalu. Pria yang telah membuatku mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya ditengah peliknya kehidupan yang terasa semakin rumit."
"Yah, aku sadar aku telah terjatuh dalam pesona seorang Rayhan Arya Jaya karena ketulusan hatinya. Aku telah jatuh terlalu jauh, sejak empat puluh tahun yang lalu ketika aku menemukannya duduk dengan kepala tertunduk tengah menangis di bahu jalanan. Seorang anak kecil yang merajuk karena tak dibelikan mainan robot oleh mamanya, Siswa nakal yang tanpa sopan santun menyatakan pada guru barunya untuk jadi pacarnya di hari pertama mengajar. Nyatanya kini telah menjadi lelaki sejati !."
Senja semakin dekat, menatap lurus suaminya spontan memeluk tubuh tegap milik lelaki itu yang masih menggendong putri cantik mereka. Seraya berbisik "terima kasih untuk segalanya"
Rayhan membalas pelukan istrinya hangat, seolah menyalurkan seluruh kasih sayang yang telah tumbuh bersamaan hadirnya seorang Senjany Flowera dalam hidup mereka.
Lalu kejutan lainnya muncul, sepasang suami istri yang sangat Rayhan kenali tengah berjalan dengan sebuah kue tar yang sangat cantik di tangan sang suami. Ukurannya cukup besar, dan terdapat lilin dengan angka 45 tertancap di permukaan kue tersebut. Rayhan menyambut mereka dengan senyum merekah semakin lebar.
Rayhan terkesiap takjub kala semua lampu menyala terang. Menampakkan seluruh isi ruangan yang telah di padati oleh orang-orang yang sebagian besar dikenalinya. Meja dan kursi tertata cukup rapih, dengan hiasan disetiap sudut ruangan yang semakin membuat ruangan itu terlihat sangat apik dipandang mata.
Rayhan tak lagi mampu menjabarkan kebahagiaannya kali ini. Air mata bahagia kian lolos membasahi pipinya, membuat semua orang yang hadir ikut serta meneteskan air mata haru di balik senyum bahagia mereka.
Tak ada orang yang tak memgetahui pasang surut perjalanan hidup seorang Senjany Flowera, artis cantik yang berulang kali dihadang maut. Yang beberapa tahun lalu pernah mengalami kecelakaan pesawat yang memakan korban yang sangat banyak dan menyisakan dirinya, hanya karena kala itu ia terpental cukup jauh dari badan pesawat sehingga tak sampai terbakar oleh api ledakan pesawat. Tak ada yang menyangka bahwa dirinya benar-benar selamat dari kecelakaan maut.
Semua orang ikut maju lebih mendekat, membiarkan Rayhan dan keluarga kecilnya berada di tengah kerumunan.
Senja mengambil alih kue yang tengah dibawa oleh Fajar yang didampingi oleh sang istri.
Fajar mematik korek lalu membakar lilin angka yang tertancap di permukaan kue yang tengah dipegang oleh Senja. Setelah lilin menyala, Senja mengangkat kueh tersebut lebih tinggi, mengulurkannya pada sang suami untuk ia tiup.
Riuh terdengar sahutan demi sahutan orang-orang yang hadir. Menyanyikan lagu Happy BirthDay, lalu bertepuk tangan meriah kala api lilin telah padam ditiup Rayhan.
Setelah acara tiup lilin dan pemotongan kueh, kini semua hadirin mengantri untuk menyalami Rayhan yang di dampingi sang istri dan juga putri kecilnya, untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan beberapa do'a kebaikan untuk Rayhan dan keluarga kecilnya.
Fajar dan istrinya sudah larut dalam pesta, mengobrol dengan beberapa otang dan ikut serta dalam kericuhan di tengah keramaian. Ia tanpa merasa malu sama sekali, menuntun istrinya ketengah lantai lalu berdansa dengan sangat romantis, memamerkan keromantisannya bersama sang istri. Seolah mengatakan bahwa bukan hanya Rayhan dan Senja saja yang bisa romantis, dia juga bisa lebih romantis dari pasangan itu. Semua orang tertawa sesekali menyoraki sikap lebaynya, ada juga yang bersiul menggoda.
Senja dan juga Rayhan tersenyum menatap tingkah konyol sepasang suami istri itu yang tampaknya sedang lupa umur.
Sementara Floe, entah kemana anak itu. Ia tiba-tiba menghilang setelah acara salam-salaman selesai. Ayah ibunya tak terlalu khawatir, mereka sudah hafal betul kelakuan anaknya jika sudah bertemu Surya, putra pertama Fajar dan mentari. Sudah pasti mereka akan pergi menjauh dari keramaian lalu sibuk bermain entah apa, Senja pun tak tahu. Yang pasti mereka jika sudah bertemu layaknya surat dengan prangkonya, tak pernah berpisah.
Surya yang sangat protectif terhadap Floe, serta Floe yang selalu manja dan usil kepada Surya. Mereka layaknya pussel yang saling melengkapi. Surya bahkan lebih sering membela Floe dari pada adiknya sendiri Awan, jika mereka sudah memperebutkan sesuatu seperti mainan atau apapun itu, selalu Floe yang diutamakannya. Ia sudah menyayangi Floe sejak gadis kecil itu masih didalam kandungan ibunya. Umur mereka terpaut tiga tahun.
Rayhan berulang kali mencium kepala istrinya sayang. Senja menatap lembut sang suami, sayang.
"I love you"
Ia berbisik pelan tepat di depan wajah suamunya.Rayhan memutar tubuh istrinya, mereka saling berhadapan. Ia menatap intes sang istri, seraya mengerling jahil.
"I love you more" Lalu membawa tubuh Senja kedalam pelukannya, berulang kali mengecup kepala sang istri lembut.
Lengkaplah sudah kebahagiaan yang ia miliki. Tak ada lagi luka setelah luka beberapa tahun yang lalu, setelah ia benar-benar yakin bahwa wanita yang ia rengkuh tubuhnya sekarang adalah memang benar wanita yang ia cinta. Ingatannya seketika melayang, kembali mengenang peristiwa 20 tahun yang lalu.
💝💝
Anyeong 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
RomanceRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...