EXTRA PART.
"Ayaaaaah" seru gadis cilik berpipi cabi yang hampir menenggelamkan bibir mungilnya, mata bulatnya berbinar ketika mendengar suara deru mesin mobil milik ayahnya.
Gadis kecil itu berlarian menuju pintu utama rumah mewah milik ayahnya, disusul pengasuhnya dibelakang. Berharap cemas majikan kecilnya tak terjatuh ketika berlari.
Seorang pria berkepala empat berjalan tergesa menghampiri putri kecilnya kahawatir melihat bagaimana bersemangatnya gadis kecil itu menyambut kepulangannya dari kantor.
Hap
Lelaki dewasa itu berjongkok menangkap tubuh putrinya yang hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. "Floe hati-hati sayang, jangan suka lari-lari gitu. Hampir aja jatuh kan..?!," tegurnya memperingati.
Gadis kecil yang dipanggil Floe pun mengangguk polos tampak menyesal, "Maaf ayah, Floe janji gak ngulangin lagi"
Rayhan menangkup pipi cabi putrinya lalu menempel keningnya pada kening sang anak. "Pintar anak ayah"
"Tuan putri ayah udah makan malam belum..?"
Gadis kecil itu menggeleng, isyarat belum. Rayhan mengerut kening bingung
"Kok belum..? Ibu mana..?"
"Ibu katanya lagi sibuk di halaman belakang, Floe gak tau Ibu lagi bikin apa, tapi dibelakang banyak teman ibu loh"
Rayhan semakin bingung, tidak biasanya Jany tega mengabaikan putrinya hingga lupa memberinya makan hanya karena sedang kumpul dengan teman-temannya yang entah dalam rangka apa.
Rayhan melangkah tegas meredam perasaan bingung dan emosinya. Ia tak habis pikir dengan Jany yang mengabaikan makhluk kecil kesayangannya demi orang lain yang tidak lebih penting dari putri semata wayangnya itu.
Dengan langkah pasti ia menuju halaman belakang rumahnya, namun anehnya, disana tampak gelap dan sunyi. Tak ada suara sama sekali kecuali suara jangkrik dan beberapa suara lainnya yang biasa eksis memeriahkan kesunyian malam.
Rayhan bertambah bingung dibuatnya, barusan putrinya mengatakan bahwa Jany sedang sibuk di halaman belakang bersama beberapa temannya. Tapi kenapa disana tampak legang, bahkan tampak seperti tidak ada tanda-tanda orang baru meninggalkan tempat itu.
"loh Sayang, kok sepi..? Katanya tadi ibu di halaman belakang sama temannya..?"
"Iya ayah bener, tadi ibu disini sama ada banyak om-om dan tante-tante juga," celoteh Floe menggemaskan.
Rayhan menatap putrinya dan halaman belakang bergantian.
"Tapi kok sekarang sepi..? Floe yakin, ibu disini sebelum Floe keluar..?" Floe berkedip lucu lalu mengangguk yakin, membuat kedua pipi cabinya bergerak naik turun. Tapi hal itu membuat Rayhan semakin bertanya-tanya. Lalu kemana istri beserta teman-temannya sekarang..?. Rasanya tidak masuk akal jika mereka semua dengan secara tiba-tiba menghilang dari tempat itu tanpa jejak. Kenapa aneh sekali, keadaan ini membuatnya semakin janggal karena putrinya juga meyakini bahwa sang ibu masih disini beberapa menit yang lalu bersama beberapa orang lainnya.
Floe menatap wajah bingung ayahnya dengan mata bulatnya, sesekali berkedip menunggu ayahnya menyahut lagi. Ia masih berada di gendongan lelaki tampan yang awet muda itu. Meski sudah berumur 45 tahun, namun masih tampak seperti lelaki umur 25 tahun. Wajahnya yang awet mudah kadang kala membuat sebagian besar orang salah paham dan mengira laki-laki itu masih lajang, hingga membuat banyak wanita remaja dengan gamblang mendekatinya. Hanya karena mengira lelaki dewasa itu masih belum beristri.
Setelah diam beberapa lama diambang pintu, Rayhan lalu memutuskan untuk kembali kedalam rumah. Berniat mencari istrinya didalam. Mungkin saja wanita itu telah masuk dan mengajak teman-temannya mengobrol di dalam. Berhubung karena rumahnya ini sangat luas dan di sisi lain rumah ini terdapat sebuah ruangan terbuka lainnya yang cukup luas dan terdapat kolam renang yang indah disana. Dilengkapi dengan beberapa gazebo, meja beserta kursinya dan juga tempat berjemur layaknya di pinggir pantai.
Rayhan membawa Floe dalam gendongannya menuju kolam renang, melewati ruang makan dan ruang keluarga, lalu memasuki tempat tujuan, namun tak jauh berbeda dengan tempat sebelumnya. Bahkan tempat ini lebih gelap dari halaman belakang. Bahkan yang lebih anehnya lagi, tidak seperti biasanya lampu dipadamkan seperti ini mengakibatkan gelap gulita menyelimuti tempat ini sekarang. Hanya disinari cahaya dari dalam rumah.
Rayhan hendak menutup kembali pintu namun urung ketika tak sengaja retinanya menangkap sebersit cahaya menyala di sudut ruangan. Dengan meraba-raba sakunya pelan, tangannya mencari hp yang bisa sedikit membantu memberi penerangan.
Belum sempat ia menekan tombol power untuk menyalakan hpnya, kini sebuah lampu sorot menyorot telak dirinya, bergerak pelan lebih ketengah, mengisyaratkan agar Rayhan ikut masuk.
Masih dengan sejuta kebingungan Rayhan mengukuti sorotan lampu itu, berdiri di sisi kolam renang tepat di bawah sorotan lampu. Pikirannya menerka-nerka keadaan yang kian membingungkan ini.
Sebelum benar-benar mati kutu oleh kedongkolannya, satu lagi lampu menyala. Kini menampilkan seorang wanita cantik yang telah berkepala lima tengah bediri menatapnya dengan senyum manis khas miliknya.
Tiba-tiba perasaan cemas yang sedari tadi menyelimutinya menguar entah kemana, tergantikan oleh perasaan hangat yang menjalari seluruh persendian tubuhnya, menyaksikan senyum manis yang telah menghiasi hidupnya yang hampir setengah abad ini.
"Untuk segala hal yang pernah tuhan berikan dalam hidupku..."
Tiba-tiba wanita paruh baya itu berujar, suaranya menggema diluruh ruangan melalui speaker. Entah sejak kapan pengeras suara itu terpasang ditempat ini.
"Yang tak terhitung banyaknya, dan segala nikmat yang telah tuhan limpahkan terhadapku. Ada satu hal yang membuatku, tak pernah lepas melafalkan syukur disetiap sujudku. Terlepas dari nikmat kesehatan, kehidupan dan yang utama nikmat beribadah. Aku berterima kasih dengan amat sangat, karena telah menghadirkan sesosok malaikat yang berwujudkan orang-orang terkasih yang mengelilingi hidupku."
Jeda sejenak, membiarkan waktu untuk seorang Rayhan menatap penuh cinta pada wanita yang paling ia kasihi di dunia ini. Tak kalah dengan suaminya, Senjany membalas tatapan itu dengan hujaman cinta yang tak berujung. Ia menyadari satu hal, bahwa tuhan dengan segala kebaikan yang tak pernah lepas menghujaminya kenikmatan tiada tara dengan menghadiahinya seorang lelaki tampan dan sangat bertanggung jawaba terhadapnya.
Senja kembali mengangkat mic-nya melanjutkan
"Terkhusus untuk hadiah besar yang telah ia berikan untukku, aku berterima kasih untuk telah menghadirkan seorang lelaki yang dengan sejuta kelebihan dan kekurangannya telah rela menghabiskan sisa hidupnya dengan wanita tak berdaya sepertiku"Wanita itu sesaat menunduk, mengusap pelupuk mata yang mulai berair.
"Tak perduli, seberapapun besar ujian tuhan yang ia berikan untuk kita, berapa kalipun kita terpisah oleh musibah, hingga bahkan berulang kali tuhan memberiku kesempata kembali dari ambang kematian untuk menatap senyumnya, ia masih tetap ada. Berdiri tegak dibelakangku, menanti kedatanganku menyapanya. Walau sebenarnya aku tahu ia pun jelas berulangkali hampir goyah oleh keyakinannya untuk percaya...."
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
RomanceRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...