29

46 2 2
                                    

Meskipun ingatan Senja sudah kembali seutuhnya setelah kejadian di taman tempo hari. Tapi sikap Rayhan pada Senja sama sekali tidak pernah berubah. Dia tetap pemaksa dan berlaku semaunya sendiri.

Tidak pernah Rayhn membiarkan Senja duduk sendirian menikmati me timenya. Selalu ada seorang pengacau yang akan terus mengganggu Senja tanpa mengenal waktu dan tempat... dan juga... sikon

_____

Ekspresi kesal itu menghiasi wajah Rayhan kala memasuki ruangan Senja Lalu memgambil sebuah buku paket yang biasa Senja gunakan ketika mengajar di kelasnya.

Senja menatap Rayhan bingung. Setiap pergerakan Rayhan tak pernah lepas dari pandangan Senja yang semakin bingung ketika melihat Rayhan membuka dan membaca bukunya. Sesekali ia terlihat berfikir dan mencoret-coret buku catatan seperti sedang mengerjakan soal.

Tak tahan akan rasa penasarannya akhirnya Senja memilih bertanya.

"Ngapain kamu..?"

"Belajar..!," jawab Rayhan ketus

Senja sedikit kaget mendengarnya. Tumben banget batinnya heran.

"Kenapa tiba-tiba..?"

"Gue gak suka lo deket-deket sama siswa modus di sekolah ini," timpalnya cepat dan semakin kesal karena Senja tak ingin berhenti bertanya.

"loh. Itu kan emang tugas aku Han"

"iya tapi tidak dengan dimodusin sama mereka" geramnya tak tahan mengingat sikap anak cowok di sekolahnya yang tiap hari ada saja yang berusaha modus mendekati Senja dengan alasan menanyakan Soal yang tidak mereka mengerti. Padahal itu hanyalah trik mereka untuk bisa mendapatkan perhatian Senja. Apalagi cowok yang bernama Bagas yang sok polos itu. Sangat jelas terlihat dari cara dia menatap dan memperlakukan Senja bahwa dia menyukai Guru Matematikanya.

Senja mengernyit bingung. Memang siapa yang berusaha memodusinya..?

"Kamu jangan ngaco deh Han. Gak mungkin lah mereka berani kayak gitu sama Guru sendiri," Senja tak terima dengan apa yg dikatakan oleh Rayhan. Bisa-bisanya anak itu mengatakan jika ia hanya dimodusi

"Tapi nyatanya iya. Udahlah, lo diem aja di situ nanti biar gue yang bantu jawab kalau ada yang nanya lagi," putus Raihan tak mau di bantah. Terlalu kesal dengan sikap teman-temannya dan juga Senja yang tak mau mendengar dan mempercayainya.

Ya sudahlah. Toh dia gak bakalan merubah keputusannya apaun yang Senja katakan.

Bel tanda jam pelajaran dimulai telah berbunyi namun Rayhan belum juga bergeming. Senja sudah membuka mulut akan menegurnya ketika tiba-tiba hp nya berdering menandakan ada seseorang yang sedang menelpon.

Ia dengan segera meraih hp yang terletak di mejanya lalu mengangkat sambungan telphon. Dan seketika wajah cemberutnya berubah menjadi wajah ceria dengan senyum tersungging di bibirnya khas orang bahagia.

Sejenak Rayhan sempat melirik nama yang tertera di layar hp itu sebelum Senja mengangkatnya. Ternyata orang yang menelpon Senja adalah Fajar. Wajah Rayhan menjadi semakin kaku dan rahanya mengeras. Di bawah meja ia sedang mengepalkan tangannya kuat. Tiba-tiba amarah kembali menguasai dirinya ketika ia melihat sendiri bagaimana bahagianya Senja ketika menerima telphon itu. Baru saja hatinya tenang beberapa menit yang lalu akibat ulah siswa modus di sekolah ini setelah menatap wajah Senja. Kini hatinya kembali terasa nyeri mengingat fakta bahwa Senja sudah terikat oleh seseorang.

Dengan kesal Rayhan menggebrak meja meski tidak terlalu keras takut Senja takut padanya lalu berdiri meninggalkan Senja dengan tatapan bingungnya melihat sikap Rayhan yang berubah secara tiba-tiba.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang