27

44 2 0
                                    

Jika bukan karna Rayhan yang memaksanya. Senja bahkan tidak rela waktunya yang berharga yang seharusnya Ia habiskan untuk berbalas pesan dengan Fajar harus ia sia-siakan hanya untuk menemani anak nakal itu kesebuah tempat yang bahkan Senja tidak tahu namanya.

"Sebenarnya kita mau kemana sih hah..? Dari tadi gak nyampe-nyampe !!" Senja sudah kesal sedari tadi Ia bertanya tapi tak kunjung mendapat jawaban dari orang yang menyeretnya hingga sejauh ini.

"Lo diem aja kenapa sih. Gue lagi fokus nyetir nih..!," sahut Rayhan tak berniat menjawab pertanyaan Senja yang entah sudah yang keberapa kalinya Ia tanyakan.

Senja hanya mendecih sinis mendengar jawaban Rayhan yang terdengar agak kesal yang menurut Senja sengaja membuatnya penasaran.

"Bisa gak. Sekali aja, kamu gak kurang ajar sama saya. Saya cuma mau kamu sopan sesikit sama yang lebih tua. Gak seenaknya gitu" Senja mulai menasehati Rayhan yang tidak pernah mau berubah jadi sesikit lebih sopan pada orang disekelilingnya.

"Bisa"

"Kalau bisa, kenapa saya gak pernah ngeliat kamu berlaku sopan..?"

"Emang lo selalu ngawasin gue hem..?," tanya Rayhan menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya. Senyumnya sedikit tersungging.

"Sebagai guru, jelas saya harus memantau murid-murid saya"

"Jadi selama ini lo perhatian juga sama gue," katanya mulai memainkan alisnya menggoda Senja.

Senja memutar bola mata malas lalu menatap Rayhan jengah.

"Saya perhatian sama kamu sebagai guru dan murid..!," Tegas senja.

"Tapi perhatian kaaan..?," katanya semakin menggoda Senja sambil senyum-senyum tidak jelas yang semakin membuat Senja muak.

"Terserah kamu saja"

"Ngaku juga kan. Hahaha gak usah malu-malu deh kalau lo itu sebenarnya udah mulai suka sama gue"

"Jangan mimpi kamu ya. Bahkan Fajar jauh lebih baik segalanya dari kamu"

Seketika raut wajah Rayhan berubah derastis yang tadinya tersenyum cerah kini menjadi masam dan tampak tak suka ketika Senja mulai mengungkit nama lelaki itu.

"Lo gak harus ngebawa nama dia kalau lagi sama gue," kata Rayhan dengan suara rendah namun tegas. Auranya dingin memancarkan kemarahan di sana. Seketika suhu mobil menjadi sangat dingin dan mencekam padahal AC sama sekali tidak dinyalakan. Senja bergidik lalu sesekali mengusap lengannya pelan.

"Ke...kenapa..?," tanya Senja terbata. Loh kenapa tiba-tiba ia merasa gugup sekarang..?

"Gue gak suka..!" tegas Rayhan yang cukup membuat Senja bungkam di tempatnya.

Suasana di dalam mobil kembali hening karena kedua orang yang berada di dalamnya kembali sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Kita dimana sekarang..?" Senja mulai membuka suara memecah keheningan diantara mereka ketika Ia sudah kembali merasa bosan. Mungkin efek perjalanan yang begiti jauh menurutnya.

Tapi. Meskipun jauh dan sedikit bosan, Senja masih menikmati perjalanan ini. Menatap tepi jalan yang semakin lama pemandangan semakin indah. Ia merasa tidak asing dengan tempat ini. Tapi ia juga sama sekali tak mengingat apapun tentang daerah ini.

"Ray...?"

"Hmm"

"Rasanya gak asing deh..?"

"Apa..?" Rayhan beralih menatap Senja yang berucap ambigu.

"Tempat ini. Kok kayak saya kenal tempat ini ya..?"

"Lo bakal tau nanti"

"maksudnya..?" Senja menoleh cepat menatap Rayhan menuntut penjelasan. Ia sedikit bingun dengan ucapan Rayhan yang barusan.
"Saya gak ngerti..!?"

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang