Rayhan pov
Aku masih betah duduk disini, di samping gundukan tanah yang masih basah ini aku menungguimu dengan menatap kosong tak percaya dengan apa yang tengah kulihat saat ini. Sebuah pusaran memanjang dan juga nisan yang bertuliskan namamu di sana. Tubuhku gemetar, dadaku sesak, mataku panas kepalaku berdenyut seperti hampir pecah. Aku ingin berteriak marah, tapi aku tak kuasa. Tubuhku seperti lumpuh tak berdaya, duduk lemas terkulai menatap gundukan tanah yang bertabur kembang.
Dengan keyakinanku yang kuat bahwa kau pasti akan kembali memelukku erat, memaki semua orang yang telah mengatakan kamu telah meninggal. Aku yakin mereka tidak benar, mereka telah keliru menganggapmu mati. Bahkan aku saja masih tidak percaya dan tidak akan pernah percaya Jany. Aku masih sangat yakin bahwa kau masih hidup. Kamu masih ada di dunia ini, aku yakin itu.
Hatiku semakin begemuruh sekarang, matakupun tak mampu lagi menampung cairan bening sialan yang mulai meleleh.
Aku merasa kamu masih hidup dan telah mendengarkan kabar kematianmu ini. Aku sudah meyakinkan mereka Jany, aku berulang kali mengatakan kepada mereka semua bahwa kau masi hidup, aku bahkan berteriak didepan wajah-wajah menyedihkan mereka agar percaya bahwa kamu masih hidup.
Mayat yang berada didalam peti itu. bukan dirimu, tapi mereka tidak percaya dan seolah tuli tak perduli. Mungkin mereka sudah menganggapku gila karena mengatakan hal itu, tapi aku tak perduli. Karena keyakinanku masih sangat kuat dan aku percaya kamu masih hidup.
Aku tidak mungkin akan mempercayai mereka jany, tidak akan. Aku sudah mempersiapkan segala hal tentang masa depan kita, bahkan aku sudah mempersiapkan acara lamaran kita sebagai kejutan untukmu di hari ulang tahunmu Jany. Kita akan menikah jika saja kemarin kamu datang sesuai janji kita.
Asal kamu tau saja, aku sangat kecewa denganmu yang tak datang sama sekali padahal kamu sudah janji, bahkan sudah mengatakan jika kamu sudah di Bandara, tapi nayatanya kamu berbohong. Kamu sama sekali tak datang atau bahkan mungkin tak beniat datang..?. Kamu bukan saja membohongiku tapi juga semua orang terutama orang tuamu Jany, kau mengatakan akan datang terlambat tapi justru yang datang adalah kabar buruk menyedihkan yang tak pernah sedikitpun terbersit di fikiranku.
Dengan berita yang paling kubenci itu kamu pergi tergantikan dengan berita duka sialan yang kuyakini sebentar lagi akan membuatku frustasi jika kamu tidak segera hadir didepan mataku Senja.
Bahkan air mata sialan ini seolah tak singkron dengan keyakinan hatiku. Aku marah Jany, kenapa semua hal di Dunia ini seolah meyakini kabar kematianmu. Bukan hanya orang-orang itu, tapi juga langit, ia ikut menumpahkan air membasahi bumi. Seakan-akan semesta juga membenarkan kabar kematianmu.
jany, ayo katakan padaku, kenapa tidak ada yang percaya bahwa kamu masi hidup, kamu belum mati. Aku yakin itu.
Apa kamu tidak berniat untuk bangun dan menenangkanku..? Apa ternyata kamu memang sekejam itu, tega membiarkanku menangis seperti ini..? Apa kamu tega..? Bangunlah Jany, aku masih menunggumu !
Bahkan hari makin gelap, cahaya sore yang tampak suram oleh hujan pun mulai memudar hampir tergantikan oleh gelapnya malam.
Bahkan Senja sore hari ini saja tidak nampak seolah ikut mati bersama kepergianmu.
Senjany flowera, apa kamu akan terus berdiam diri di bawah sana..? Kamu seolah tidak menghargai perjuanganku selama ini yang sudah mati-matian bekerja seperti orang gila hanya agar supaya ketika kita menikah, kamu tidak mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan aku sudah menyiapkan segalah hal yang mungkin saja kamu perlukan nantinya. Apa kamu tidak bisa menghargai itu semua..?
Kamu bahkan sudah pernah meninggalkan aku dulu, dan sekarang kamu pergi lagi..? Jika masih bisa kembali, aku tak apa. Aku pasti masih bisa menerimanya. Tapi, kali ini kau bahkan tidak mengucapkan kalimat perpisahan dan tidak juga mengucapkan sebuah janji yang setidaknya menyisakan sedikit harapan bagiku untuk kita bahagian walau bahkan di surga sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
RomanceRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...