17

65 4 0
                                    

Setelah senja mengantarkan aldi, kini ia dan rayhan menuju sma harapan jaya. Tempat ia mengajar dan tempat rayhan sekolah. Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara, hening. Senja yang berusaha fokus dengan jalan di depannya sedangkan rayhan yang tengah fokus memandangi wajah cantik senja sambil tersenyum. Senja yang merasa risih dengan tindakan rayhan itu hanya berusaha terus fokus pada jalan dan mengabaikan rayhan.

Setelah tiba di depan gerbang dilihat gerbang sudah ditutup. Jelas gerbang sudah tutup karena sekarang sudah jam 09 : 27. Senja lalu mengklakson dan muncullah pak karyo satpam sekolah berjalan tergopoh-gopoh menghampiri mereka. Melihat pak karyo kebingungan celingak celinguk mengamati mobil senja pun membuat senja berinisiatif memunculkan kepalanya dari jendela pintu mobil lalu berteriak.

"pak. Tolong bukain gerbangnya ya" seru senja disertai dengan senyum lembutnya. Satpam yang melihat senjapun tanpa pikir panjang segera membuka gerbang lalu senja melajukan mobilnya melewati gerbang serta tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pak karyo.

"makasih ya pak karyo" katanya masih dengan senyumnya. Pak karyo mengangguk dan menunduk mencoba melihat dikursi sebelah kemudi. Jika tidak salah, ia melihat ada rayhan disana. Pak karyo pun mencoba memastikan dan benar saja. Tapi bagaimana bisa ibu senja bisa semobil dengan berandalan sekolah itu..?. Tapi pak karyo tak mau ambil pusing. Toh itu bukan urusannya. Lagi pula, bisa saja mereka ada urusan yang mengharuskan mereka berangkat berbarengan ke sekolah.

Senja memarkirkan mobilnya di parkiran khusus guru disana lalu keluar dari mobil yang di susul oleh rayhan. Tampak halaman sekolah sudah sepi, sepertinya semua siswa siswi sudah memasuki ruang kelas masing masing. Memang tata tertip di sekolah ini sangat ketat sekali. Tak ada yang bisa melanggarnya atau ia akan beresiko di keluarkan dari sekolah ini dengan uang denda yang tidak sedikit. Baik itu guru, staf, tukang kebun dan siswa siswinya. Iya. Tidak ada yang bisa melanggarnya kecuali satu orang. Yaitu si anak ajaib rayhan. Yang nakalnya naudzubillah, bikin tepok jidat.
Kalau ngelihat tingkah tuh anak rasanya pengen ngejambak rambut sendiri hingga botak aja saking nyelenehnya.

Senja menarik tangan rayhan lalu menyeretnya menuju ruang kepala sekolah. Rayhan yang mendapat perlakuan seperti itu oleh senja hanya senyum-senyum gak jelas.

"apasih narik-barik. Lo mau bawa gw ke mana..? Lo pasti mau bawa gw mojok di wc yaaa..? Ayo deh gw pasrah kok" goda rayhan sembari menaik turunkan alisnya di tengah lorong sekolah menuju ruang kepala sekolah yang sepi, bahkan sangat sepi. Tak ada satu orang pun yang berlalu lalang di sana kecuali mereka berdua. Senja yang mendengar kata-kata itu hanya mendengus dan memutar bola mata malas. Iya malas. Malas meladeni orang gila seperti rayhan. Senja berfikir, mungkin anak itu sudah kehilangan otaknya hingga dia sudah tidak bisa berfikir lagi. Jika seperti itu maka senja maklum saja melihat tingkah rayhan yang tidak dapat di terima logika siapa pun.

Senja mengetuk daun pintu yang ada di depannya itu. Di atasnya tertulis R. KEPALA SEKOLAH. Terdengat sahutang didalam sana mempersilahkannya masuk. Senja memasuki ruangan besar itu yang di lengkapi dengan berbagai furniture mahal.

Kepala sekolah mengernyitkan dahi melihat kedatangan senja bersama berandalan sekolah.

"duduk" sahut kepala sekolah.

Senja duduk di susul oleh rayhan yang diam saja sedari tadi. Entah setan apa yang merasukinya tapi tak biasanya ia akan tenang seperti ini.

"ada apa bu senja..?" tanya kepala sekolah memulai percapakan.

Senja sejenak berdehem lalu menjelaskan maksud dari kehadirannya bersama rayhan di ruangan ini.

"begini pak. Tadi pagi saya menemukan anak ini berkelahi dengan siswa sma merah putih di pinggir jalan" jelas senja tenang.

Kepala sekolah mengangguk-angguk mendengar penjelasan senja. Sudah ia duga bahwasanya anak itu pastilah berbuat onar lagi hingga ia di seret ke ruangan ini.

"jadi. Bagaimana pendapat ibu dengan hal ini..?"

"menurut saya, sebaiknya anak ini di beri hukuman agar dia bisa belajar dari kesalahannya pak" jelas senja tegas dan yakin.

"menurut ibu. Hukuman apa yang pantas untuk anak sebrandalan dia" kata kepala sekolah sambil menunjuk rayhan. Rayhan yang di tunjuk hanya terkekeh mendapati percakapan koyol kedua orang itu.

Senja dan kepala sekolah mengernyit bingun melihat rayhan yang terkekeh. Apa ada yang lucu.

"kenapa kamu ketawa..?" sentak kepala sekolah.
"apa kamu merasa bangga di juluki siswa berandalan..?" lanjutnya lagi

Rayhan semakin terkekeh lalu mengangguk
"sebuah kehormatan bagi saya mendapat gelar dari bapak dan ibu sekalian yang terhormat" katanya lalu membungkukkan badan seolah sangat menghormati kepala sekolah.

Senja dan kepala sekolah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalah jengah oleh kelakuan rayhan.

"jadi pak. Menurut saya, sebaiknya dia di hukum membersihkan seluruh wc di sekolah ini saja" sahut senja mengalihkan pembicaraan agar tingkah absurd rayhan tidak semakin menjadi.

Kepala sekolah mengangguk menyetujui pendapat senja lalu mengalihkan pandangan pada rayhan.

"kamu dengarkan hukuman kamu apa..?" tanya kepala sekolah menunjuk rayhan

Rayhan tersenyum lembut lalu mengangguk.

"ya sudah. Kamu boleh pergi sekarang"

Rayhan berdiri hendak berjalan meninggalkan ruangan itu tapi ia urungkan karena ia menyadari senja masih duduk di tempatnya.

"dia enggak pak..?" rayhan mengangkat alisnya menunjuk senja.

"saya masih ada perlu dengan bu senja" timpal kepala sekolah.

Rayhan memicingkan mata curiga.
"bapak yakin..?"

"kenapa..?" tanya kepala sekolah tak suka.

Rayhan mengangkat bahu acuh lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan itu.

Bukannya rayhan berjalan ke wc, ia malah berbelok ke arah tangga darurat menuju rooftop sekolah. Kalau dasarnya emang anak bandel yaa, mau di apain pun tetap saja bandel. Tidak akan berubah.

Rayhan memutar handel pintu dan membukanya, seketika angin segar langsung menerpa wajahnya. Menenangkan sekali. Rayhan berjalan santai menuju sofa yang ia letakka di tepi gedung. Ini memang kebiasaannya, datang ke rooftop sekolah dan menyendiri menikmati indah pemandangan kota jakarta.

Rayhan mengambil gitar yang selalu ada di sana. Sengaja ia simpan sebagai alat penghiburnya. Ia mulai memetik satu persatu dan mengalirlah satu bait lirik lagu yang sangat rayhan sukai. Lagu milik viersa besari - celengan rindu.

Lagu terus mengalir indah di temami dengan alunan musik dari senar gitar membuat rayhan yang sudah mengantuk sesekali menguap hingga akhirnya ia pun tertidur di sana.

Sedangkan di bawah sana. senja sedang pusing mencari keberadaan rayhan yang menghilang begitu saja setelah di beri hukuman. Menghilang bagaikan di telan bumi, tak ada yang tau ia kemana. Bukannya melaksanakan hukuman yang di berikan malah menghilang entah kemana membuat senja benar-benar emosi seakan ingin mamaki anak itu tapi ditahan. Bagaimana tidak, sudah hampir dua jam senja mengelilingi sekolah yang luasnya bukan main ini dan hasilnya nihil. Terpaksa senja dengan gontai saking lelahnya menyeret kakinya menuju ruang keamanan dan arsip. Ia akan mencoba meminta bantuan keamanan untuk mengecek cctv untuk melacak keberadan anak setan itu. Astagfirullahaladzim maafkan senja ya allah.

Tanpa senja duga, ternyata anak itu sedang berada di rooftop sekolah di lihat dari cctv yang mengarah ke tangga darurat menuju rooftp sekolah. Senja menghela nafas kasar lalu membuka pintu tua itu dan Lihatlah. setelah senja dengan susah paya mencarinya hingga rasanya tulang kaki dan betisnya ingin patah tapi ternyata orang yang ia cari sedang dengan lelapnya tidur di sini.

Hallo hallo hay.
Hehehe
Maaf yaa klo ceritaku gak seasik ekspektasi kalian.
Aku cuma taunya ya gini.
Hehehe.
Jangan lupa tinggalkan tanda jari muu😘😘😘

Love you love you love you all.
Makasih

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang