39

34 1 0
                                    

Sekarang Senja dan rayhan telah berada di kabin pesawat. Mereka akan pulang ke indonesia dan itu permintaan Senja untuk segera pulang karena tak ingin lagi berada di negri ini dan lebih sering bertemu dengan mantannya yang bajingan itu. Apalagi ia tak mau kejadian yang dialami Rayhan, terulang kembali.

Setengah jam perjalanan dalam keheningan tanpa percakapan apapun di antara mereka. Berada sedekat bahu dengan dada namun saling mendiamkan bukanlah hal yang menyenangkan. Itu sama saja sebuah hukuman terberat sepanjang masa bagi Rayhan. Bagaimana bisa ia tahan dengan keheningan yang di ciptakan Senja di antara mereka sejak ia mengetahui fakta bahwa Rayhan pernah di rawat di rumah sakit tanpa sepengetahuannya. Dan itu adalah salahnya yang telah mengajak serta Rayhan menemui lelaki bajingan itu. Bahkan menyebut namanya saja Senja tak sudi.

Rayhan berdecak dan mendesah prustasi. Ia tak tahu lagi cara apa yang harus ia lakukan agar Senja mau memaafkannya dan menghapus keheningan ini segera. Ia tak tahan didiami seperti ini.

Dengan aksi konyolnya Rayhan menarik perhatian Senja yang masih saja mendiaminya. Awalnya Senja diam saja dan mengabaikan tindakan Rayhan yang konyol. Tapi lama kelamaan Senja luluh juga dan kini tertawa lepas merasa geli melihat Rayhan yang tanpa rasa malu bertingkah konyol di depan para penumpang pesawat.

Merasa malu dengan sikap Rayhan pun dengan cepat Senja menghentikan aksi konyol lelaki itu.

"Han. Udah...!! Malu-maluin tau!"

"Maafin dulu, kalau enggak aku gak mau berhenti"

"Iya iya ok. Aku maafin, sekarang kamu diem"

Senyum Rayhan mengembang kala Senja memaafkannya. Rasanya legah sekali mendapat maaf dari wanita di sayanginya itu.

"Beneran..?" Rayhan memastikan dengan wajah berbinar. Senja mengangguk sebagai jawaban.

Melihat anggukan Senja dengan cepat Rayhan merangkul bahu wanita itu. Ia bahagia karna tak lagi didiami oleh wanitanya.

Tanpa mereka sadari, semua pandangan tertuju pada mereka yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

Banyak juga yang mengangkat handphon merekam kejadian romantis dan juga lucu itu. Banyak dari mereka yang merasa terharu melihatnya. Ada juga yang merasa iri dengan keromantisan hubungan mereka. Semua orang di sana mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang marahan dan si lelaki berusaha meluluhkan hati kekasihnya dengan berbagai aksi konyolnya.

Melihat sekeliling yang ternyata sedang memperhatikannya terang saja membuat Senja merasa malu dan dengan cepat menutupi wajahnya yang memerah akibat malu.

Aduhhh.

Rayhan mengaduh kesakitan lalu mengusap bahunya yang baru saja menjadi korban kekerasan ujung jari telunjuk dan jempol Senja yang dengan indahnya bertengger disana. Mengalirkan rasa perih akibat cubitan indahnya.

"Kok malah nyubit sih. Katanya udah di maafin"

"Kamu gak lihat apa..? Gara-gara kamu, kita malah jadi pusat perhatian semua orang" katanya berbisik dengan mata melotot memarahi Rayhan.

Mendengar hal itu, Rayhan pun mengedarkan pandangannya dan benar saja. Banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang tersenyum, menatap iri, bahkan ada juga yang menatap mereka sinis.

"Biarin aja kali"

Rayhan berdiri membuat Senja menatapnya bingung.

"Mau kemana..?" tangannya menahan lengan Rayhan

"Kenapa..? Kamu gak usah takut aku tinggal. Aku gak bakal kemana-mana kok. Tenang aja"

Senja spontan melepas pegangannya lalu menatap rayhan jijik.

Melihat ekspresi Senja yang tampak lucu membuat tawa Rayhan pecah seketika sembari berjalan ke belakang meninggalkan Senja dengan wajah konyolnya.

Rayhan berdiri di samping seseorang yang sedari tadi telah menatapnya sinis. Rayhan sedikit penasaran dengan sikap wanita itu yang tampak tak suka melihat kedekatannya dengan Senja.

"Embak. Bisa bicara sebentar..?"

Wanita itu tampak gelagapan ketika melihat Rayhan menghampirinya.

"Eh iya. Ada apa ya..?"

"Kenapa embak dari tadi menatap sinis ke arah saya dan teman duduk saya..?"

"Eh. Emang mas gak tau ya..? Kalau pacar mas yang katanya artis papan atas itu udah punya tunangan seorang pengusaha kaya raya..? Apa jangan-jangan mas udah kena rayuan dia juga..? Kayaknya mas ini orang kaya ya..? Pantas aja sih sicewek gatel itu ngedeketin mas juga. Dia emang gitu mas, suka ngegaet cowok-cowok kaya buat ketenarannya aja"

Jelas wanita itu panjang lebar yang membuat Rayhan mati-matian menahan gejolak amarahnya yang mulai menguasai ketika mendengar ocehan sampah wanita itu. Menyesal ia telah menghampiri wanita sialan itu.

"Embak kalau gak bisa ngedapetin pria kaya gak usah iri ya. Takutnya embak cepat tua karena stres"

Wanita itu seketika melotot menatap Rayhan marah. Matanya melotot menahan amarah. Kalau saja tidak ganteng dia akan denga senang hati menampar bolak balik wajah pria itu.

"Maksud mas apa..?"

"Bukan apa-apa mbak, santai aja" ujar Rayhan lalu berjalan kembali kekursinya. Rayhan benar-benar tidak habis fikir dengan pemikiran kolot wanita tadi.

Ia kembali duduk di samping Senja.

"Abis ngomongin apa sama perempuan tadi..?" tanya Senja penasaran. Masalahnya ia baru saja melihat Rayhan sedang mengobrol dengan wanita yang duduknya tak jauh dari kursi mereka. Dan jika Senja tak salah melihat, wanita yang Rayhan hampiri tadi tampak marah dilihat dari matanya seketika melotot dengan wajah memerah. Senja juga sempat melihat kepalan tangan wanita itu yang terlihat sangat kuat hingga tulang jarinya tampak memutih.

"Yang jelas aku gak selingkuhin kamu kok" ujarnya sembari tersenyum manis menatap Senja merayu.

"Idih, gak nyambung" mood Senja berubah dalam sekejap. Rasa penasarannya menguap seketika hanya dengan mendengar kalimat tak bermutu Rayhan.

Rayhan lagi-lagi terkekeh geli melihat ekspresi kesal Senja. Ia suka Sekali menggoda Senja.

Sebenarnya, ia hanya berusaha mengalihkan perhatian Senja agar tak penasaran atas percakapannya dengan wanita tadi.

"Kamu gak ngantuk..?"

"Enggak..!!," jawab Senja cepat.

"Lah kok marah lagi sih"

"Siapa yang marah..?"

"Kamu"

"Sotoy"

"Trus kenapa jutek gitu mukanya..?"

"Bukan urusan kamu"

"Mulai sekarang urusan aku juga"

"Diam deh"

"yaudah"

Selanjutnya tak ada lagi yang membuka suara di antara mereka. Rayhan memilih diam menuruti perintah Senja yang Sedang kesal akibat ulahnya.

Rayhan lalu tersenyum geli ketika ia menatap Senja yang ternyata sudah larut dalam alam bawah sadaranya. Ia sudah berlayar di alam mimpinya padahal baru saja ia mengatakan jika ia tak mengantuk tapi dia juga yang malah tertidur lebih dulu. Dasar wanita, sangat lihai membohongi diri sendiri.

Kenapa di bumi ini, spesies wanita lebih banyak daripada lelaki..? Karena wanita tak pernah kalah dalam hal apapun terutama dalam hal berdebat. Makanya mereka betah hidup, sedangkan lelaki tidak.

Rayhan kembali terkekeh dengan argumennya sendiri. Konyol sekali pemikirannya tentang wanita tapi itulah kenyataannya, wanita tak pernah mau kalah ketika berdebat.

Tak lama Rayhan pun ikut larut dalam tidurnya menyusul Senja yang tampak begitu lelap di sampingnya.

Bersambung  😘😘😘

Next gak..? Next aja ya.
Heheheh

Hangan lupa vote, komend and follow. Ok 👌

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang