42

31 1 0
                                    

"Melamun lagi..?" suara seseorang membangunkan Senja dari lamunannya. Senja menoleh menatap wanita paruh baya itu lalu tersenyum simpul.

"Mikirin apa lagi sih..?" Senja menggeleng.

"Bukan apa apa Bu" sahutnya menimpali

"Mantan pacar mu atau masalalu mu..?" Senja terkekeh mendengarnya. Memangnya apa bedanya mantan pacar sama masalalu..? Ada ada saja ibu ini.

Wanita paruh baya yang bernama Ibu Tata itu berprofesi sebagai pedagang di kantin SMA HARAPAN JAYA, merangkap sebagai teman curhat Senja semenjak kedatangan Senja di sekolah ini empat bulan yang lalu.

"Mantan pacar dan masalaluku tidak ada bedanya bu. Keduanya sama aja. Gak ada yang benar-benar nyata"

"Kamu salah, diantara keduanya jelas berbeda. Baik dalam arti kehadiran mereka maupun tujuan mereka ada"

"Maksud ibu..?"

"Masalalumu bisa jadi akan menjadi masa depanmu kelak, sama halnya dengan mantan pacarmu. Tapi mereka berdua berbeda dalam segi warna. Kamu merasakan jelas perbedaan warna hidup kamu ketika berhadapan dengan mereka. Kamu tahu kenapa..?" Senja menggeleng tak mengerti maksud dari ucapan Ibu Tata. Wanita paruh baya itu tersenyum lalu melanjutkan kalimatnya.

"Itu karena salah satu di antara mereka telah memiliki separuh hati kamu dan ikatan batin kalian sudah terjalin sejak lahirnya kalian di dunia ini"

"Aku gak yakin sama hal ini"

Hahahah.. Wanita tua itu tertawa renyah melihat  keraguan Senja.

"Tapi tuhan yakin akan ketentuannya. Dan kamu, Juga harus yakin sama kata hati kamu" ujar ibu tata sembari menekan dada Senja dengan telunjuknya.

_____

Senja berjalan pelan di koridor sekolah. Ia masih memikirkan ucapan Ibu Tata di kantin tadi. Pikirannya belum bisa mencernah sepenuhnya ucapan wanita tua itu, ia sama sekali belum mengerti makna dari ucapan wanita itu yang menurutnya sangat kritis akan sebuah makna yang begitu dalam.

Ketika hendak menaiki mobilnya, tiba-tiba sebuah tangan mencekal lengannya dan menyeretnya entah kemana. Senja menatap geram pada orang itu.

"Han..!!! lepasin tangan aku. Sakit tau gak.!!!"

Lelaki itu masih mencekalnya hingga ke taman belakang sekolah.

"Aughh. Sakit Han. Kamu ini kenapa..? Hah.??!!"
Wanita itu berusaha lebih keras melepaskan cekalan tangan besar lelaki itu.

Rayhan menghempaskan tangan Senja kasar.

"Kamu yang kenapa..?"

"Maksud kamu..?"

"Kalau ada masalah, bilang..! Jangan kayak anak kecil kayak gini. Kita masih bisa nyelesaiin semuanya baik-baik"

"Aku gak ngerti maksud kamu apa" timpal Senja berusaha mengalihkan pembicaraan. Terlalu takut akan perasaannya sendiri yang tidak jelas akan kebenarannya. Perasaannya masih terlalu abu-abu untuk ia artikan.

"Jelas kamu mengerti maksud aku SENJANY"

Senja menatap wajah serius Rayhan, ia sadar akan situasi yang mulai memanas ini. Dan dia tahu akan kemarahan Rayhan yang sudah merambak.

"Aku gak tahu"

"Huh naif" sinis Rayhan merasa jengah dengan sikap keragu-raguan Senja yang tak pernah bisa wanita itu kendalikan. Seakan hatinya diremas begitu erat hingga hampir saja pecah rasanya. Begitu sakit dan menyesakkan mendengar kalimat singkat namun tajam yang di ucapkan lelaki itu.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang