Saat Rayhan dan kedua orang tuanya serta Bi Ina sampai di rumah setelah pulang menjemput Rayhan. Lalu Mama menggendong Rayhan yang sedang tertidur di dalam mobil memasuki rumah mereka. Mama membawa Rayhan ke kamarnya, menidurkan putranya disana lalu menyelimutinya. Ia menatap sendu putranya yang sedang tertidur pulas. Di kecupnya kening putranya lama tanpa ia sadari air matanya menetes ke pipi Rayhan, dengan cepat Mama Rayhan menghapus air matanya di wajah putranya sebelum tidurnya terganggu.
Setelah memperbaiki selimut putranya, Mama pun meninggalkan kamar Rayhan dengan segala rasa yang bercampur aduk. Ia sedih karena putranya menemukan keluarga baru yang pantas ia akui jika keluarga itu memang lebih baik darinya. Ia senang karena ditengah kesibukannya membantu suaminya membangun kembali perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut karena penghianatan seseorang yang telah di percayai di dalam perusahaan, ia masih bisa melihat anaknya tertawa bahagia meskipun kebahagiaan itu bukan disebabkan olehnya. Tapi ia juga menyesal karena selama ini ia tak pernah memperhatikan dan menyayangi anaknya, bahkan ia justru sering memarahi, membentak dan memukul anaknya dikala anakanya merengek meminta mainan disaat ia sedang merasa benar-benar lelah sepanjang hari bekerja.
Ia memang bukan Mama yang baik untuk Rayhan putranya.
Mama Rayhan melangkah menuruni tangga sambil sesekali menyeka air matanya. Ia melangkah memasuki kamarnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk cuci muka. Ia tak mau suaminya melihat wajahnya yang sembab akibat menangis. Sedangkan Ayah Rayhan berada di ruang kerjanya. tadi setelah mereka masuk ke rumah, Ayah langsung masuk ke ruang kerjanya sedangkan Mama menggendong Rayhan ke kamarnya.
Setelah mama keluar dari kamar mandi, ia melihat suaminya sedang terduduk lesu di tepi ranjang. Wanita itu lalu berjalan menuju ranjang hendak tidur, hari ini ia sangat lelah.
"Mah.."panggil sang suami saat ia akan menyelimuti tubuhnya.
Mama Rayhan mengurungkan niatnya untuk tidur dan kembali duduk di samping suaminya. Ia tahu bahwa mereka perlu bicara serius tentang janjinya tadi pada Rayhan. Janji itu bukanlah perkara mudah yang bisa di selesaikan dengan sekali pikir.
"Mama yakin sama ucapan Mama tadi..?" ragu Papa Rayhan. Ia merasa tidak yakin dengan janji sang istri pada anak mereka. Bagaimana dengan keluarga Jany ?.
"Pah. Mama sebenarnya juga gak begitu yakin tapi cuma itu jalan satu-satunya untuk menenangkan Rayhan pah"
"Tapi mah. Bagaimana kalau pada akhirnya mereka menolak. Apa yang akan kita katakan pada Rayhan kalau suatu saat nanti dia menagih janji Mama..?"
"Pah. Kita coba aja dulu. Kita coba jelasin sama mereka tentang hal ini. Kalau mereka setuju ya alhamdulillah tapi kalau mereka menolak maka Mama akan ngelakuin apapun buat kebahagiaan anak kita apapun resikonya nanti !"
Papa Rayhan terharu menyaksikan kesungguhan istrinya."Jadi, apa yang akan kita lakukan nanti...?" tanya papa Rayhan.
"Besok kita ke rumah mereka. Kita minta persetujuan mereka kalau perlu mama akan memohon pada mereka supaya mereka setuju..!" tekad wanita itu sudah kuat jika mulai sekarang ia tidak akan menyia-nyiakan putranya lagi.
Papa Rayhan hanya menghembuskan nafas berat lalu mengangguk
"Baiklah besok kita kesana. Papa akan bantu sebisa papa"
" Ya sudah sekarang mama tidur aja, kita harus siap dengan keputusan mereka besok" lanjut papa Rayhan"iya pah. Good night papa" ucap mama Rayhan sebelum ia larut dalam mimpi indahnya
"night mama. Semoga besok kita bisa mendapatkan apa yang mama mau" ucap papa rayhan lalu mengecup kening istrinya lembut. Kemudia memeluk istrinya dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello senja (END)
Roman d'amourRayhan dan Senja, dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun lamanya mereka harus berpisah jauh. Kembali bertemu dalam keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa dulu. Dimana Rayhan yang begitu menantikan kedatangan Senja kembali ke kehidupannya...