13

73 5 1
                                    

Ayah menghampiri mereka lalu merengkuh tubuh mereka bertiga. Ayah jany tidak dapat mengatakan apapun.

***

Saat acara pelukan usai. Mereka pun membawa rayhan ke mobil dan beberapa barangnya yang masih belum di angkut oleh sopir taksi yang dipesannya lalu melesat ke rumah rayhan. Mereka akan mengantarkan rayhan kembali ke rumahnya untuk terakhir kalinya. Rayhan yang mengerti akan hal itu menolak dengan keras. Bahkan ia mengamuk dan menangis histeris,  tapi hal itu tak dapat merubah keadaan.

Nyatanya pertemuan tidak akan selamanya indah.  Selalu ada perpisahan di setiap pertemuan.  Selalu ada malam setelah siang.

Dan rayhan harus bisa menerima kenyataan itu. Bagaimana pun keadaannya, bagaimana pun kerasnya rayhan berusaha menolak takdir. Maka sekeras itu pula takdir menghantamkan kepahitan atas kenyataan Yang ada.

Selama dalam perjalanan kembali kerumah.  Rayhan tidak pernah berhenti untuk terus merengek memohon agar mereka tak Pergi tapi percuma karena itu sudah takdir mereka. Bahkan rayhan memaki mereka karena sudah tega meninggalkannya disini sendirian.

"bunda jahat,  ayah jahat, jany jahat. Kalian semua jahat" teriak rayhan terus memaki mereka karena merasa usahanya membujuk mereka untuk tak pergi sia-sia.

"kalian gak ada yang sayang sama han. Han benci kalian. Han tidak akan pernah memaafkan kalian sampai kapanpun" katanya lagi.

Bunda, ayah dan jany menangis pilu.  Meraka tidak ada yang sanggup untuk membujuk rayhan. Mereka memang pantas untuk di maki karena sudah membuat rayhan terluka.  Mereka membenarkan itu.  Makian rayhan memang benar dan tidak ada yang dapat menyangkal itu.

Setibanya di depan rumah rayhan.  Satpam rumah itu segera membuka gerbang tinggi itu lalu mobil rayhan yang membawa keluarga jany pun memasuki halaman rumah mewah itu di susul taksi yang akan membawa keluarga jany ke bandara nanti.

Rayhan mengehmpas tangan bunda yang sedari tadi memeluknya lalu membuka pintu mobil dengan terburu-buru. Rayhan memasuki rumah dengan berlari mengabaikan panggilan bunda. Rayhan marah,  sangat marah dan tak ingin berbicara sama siapa pun.

Mama yang melihat kedatangan rayhan pun tampak heran.  Karena setaunya,  tadi rayhan mengatakan akan ke rumah jany.  Dan mama tau jika rayhan sudah bertemu jany maka mereka akan lupa waktu dan dunia luar selain dunia mereka berdua. 

Rayhan berlari menaiki tangga lalu memasuki kamarnya.  Menutup pintu dengan kasar sehingga suara bantingan pintu itu terdengar hingga ke ruang tamu dimana mama berada. 

Mama yang mendengar bantingan pintu itu segera bangkit dari duduknya akan menghampiri putranya yang sepertinya sedang memiliki masalah.  Meskipun ia tak tau masalah apa yang menimoa anak seumuran rayhan yang masih duduk di kelas lima sd. 

Tapi belum lagi mama menaiki tangga menuju lantai dua.  Bunda disusul jany dan ayah pun masuk dengan wajah yang tak dapat di deskriosikan lagi. Sangat kacau.  Mama mengurung kan niat untuk menghampiri putranya dan memilih menyambu mereka bertiga.

Mama tersenyum menyambut jany dan orang tuanya.  Mempersilahkan mereka masuk meskipun mama merasa agak bingung dengan ekspresi mereka yang tampak tak biasa.

"eh ada kalian.  Ayo masuk. Masuk" sapa mama rayhan mempersilahkan masuk.

"ayo silahkan duduk dulu"kata mama rayhan lagi.  Tapi bukannya duduk,  bunda dan jany malah memeluk mama rayhan dan kembali menangis.  Mama rayhan yang dupeluk hanya bisa menatap mereka dengan perasaan semakin bingung.  Ada apa ini.?

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang