33

39 1 0
                                    

Senja semakin menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan wajahnya agar tak terlihat oleh dua sejoli itu. Hingga pada akhirnya mereka duduk tepat di belakang senja. Ia semakin mempertajam pendengarannya ketika suara manja wanita jalang itu terdengar di telinganya.

"Mas. Gimana nanti hubungan kita kalau udah di indonesia..?" rengekan manja wanita itu semakin membuat senja muak namun tak sedikitpun berniat untuk meninggalkan tempat terkutuk itu. Ia masih penasaran dengan respon Fajar pada wanita penggoda itu meski ia harus terus menekan rasa sakit yang semakin menyeruak di dalam dadanya. 

"Kamu tenang aja sayang. Kita tetap jalan kok" suara Fajar menyahuti rengekan manja sekertarisnya.

"Terus, gimana sama tunangan kamu..?"

"Kita backstreet sayang" ujar fajar lembut.

Wanita itu memberengut mendengar jawaban Fajar yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

"Jadi aku jadi simpenan kamu gitu..?"  suara wanita itu terdengar kesal terhadap jawaban Fajar.

"Gak lama kok sayang. Setelah nama aku benar-benar di kenal dunia, aku janji akan ninggalin dia"

"Janji..?"

"Janji..!"

Dunia Senja serasa hancur seketika saat mendengar percakapan gila kedua sejoli itu. Tidak ia sangka bahwa orang yang selama ini sangat ia percayai ternyata hanyalah lelaki bajingan yang telah berani mempermainkan hatinya dengan janji manisnya dengan sebuah pernikahan.

Sudah cukup ia menekan kesakitan itu. kini ia akan benar-benar membuang semuanya di tempat ini juga.

Dengan kasar ia berdiri dari duduknya yang sontak membuat beberapa orang menoleh menatapnya ketika suara kursi yang terdengar keras. Ia menoleh ke arah Fajar dan sekertarisnya lalu berjalan mendekati mereka berdua. Jelas saja Fajar merasa syok dan wajahnya seketika berubah pucat.

Ia yakin Senja mendengar semuanya karena tempat duduk mereka yang sangat dekat dan hampir berdempetan. Ia tidak berpikir jika Senja bisa berada di negri ini.

Bagaimana bisa Senja berada di negeri ini sedangkan wanita itu tak memberitahunya. Apa wanita itu sengaja ingin memberinya kejutan dengan kedatangannya. Fajar gelagapan ketika Senja semakin mendekat dengan tatapan tajam tertujuh padanya dan sekertarisnya.

Pandangannya lurus menatap Fajar dan sekertarisnya. Tatapan itu penuh luka, kecewa, amarah dan tidak percaya dengan apa yang ia dengar

Ia berhenti tepat di depan Fajar lalu menatap Fajar dan sekertarisnya bergantian.

"Aku pikir kita bisa membicarakannya secara baik-baik saat aku bertemu denganmu. Tapi  ternyata aku salah"

Fajar gelagapan tak tahu akan berkata apa pada kekasihnya itu. Sudah jelas ia kepergok sedang berselingkuh dengan sekertarisnya dan mebicarakan seseuatu yang tak seharusnya terdengar oleh telinga Senja.

"Sa..sayaang. Aa..aku bisa jelasin semuanya. Ini gak.. Gak seperti yang kamu pikirin.." ujar Fajar terbata.

Senja tertawa sinis mendengarnya. Sedangkan sekertaris Fajar dari awal sudah menatapnya tak suka seakan ia sangat membenci Senja.

"Jelasin apa..?"

"Aku gak selingkuh..!"

"Hahaha. Apa aku mengatakan kamu selingkuh..?" sarkasnya mengejek.

Fajar gelagapan semakin gusar karena seakan ia mengatakan kebenarannya tanpa Senja menuntutnyan. Keringat dingin muali membanjiri wajah tampannya.

"Maksudku. Tadi itu hanya candaaan kami berdua sayang" ujar Fajar berusaha menjelaskan yang tanpa sadar membuat sekertarinya melotot geram mendengar pengakuan Fajar pada Senja yang mengatakan ia hanya bercanda.

Wanita itu lalu menyentak tangan Fajar lalu menatapnya tajam

"apa maksud kamu bercanda mas..? Bahkan kita udah bertukar keringat dalam kenikmatan berulang kali..!" geram wanita itu dengan suara meninggi. Wajahnya memerah penuh amarah.

Senja kembali tersenyum sinis ketika ia melihat Fajar semakin gugup dengan penuturan sekertarisnya.

"Ternyata aku gak salah. Selama ini kamu masih bermain dengan jalang di belakang ku" sahut Senja yang sontak mengalihkan perhatian Fajar dari sekertarisnya sedangkan wanita itu semakin menatap dengan mata berkilat marah pada Senja. Apa katanya. Jalang..?

Plaakkk

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di wajah sebelah kiri Senja. Fajar melotot melihat tindakan sekertarisnya yang berani menampar Senja di depan matanya.

"VANI..!! Apa apaan kamu ini," teriak Fajar emosi ia lalu mencengkram lengan sekertarisnya yang bernama Vani itu, kuat. Vani meringis kesakitan lalu balik menatap nyalang pada Senja.

"Dia udah berani mengataiku mas..!" serunya tak terima dengan telunjuk terarah tepat di wajah Senja.

"Dia gak salah.!"

Senja memegang pipinya yang terasa ngilu bercampur panas dan sakit. Ia lalu menoleh dengan senyum kejam di wajahnya lalu..

Pllaakk

Suara tampara keras kembali terdengar namun bukan di wajah Senja tapi di wajah Vani. Senja membalas tamparannya dengan tak kalah kerasnya.

"Itu buat kamu yang sudah berani menampar saya"

Plaakk

"Dan itu buat kamu yang sudah menjadi wanita penggoda"

Plaakk

Lagi lagi suara tamparan itu terdengar untuk yang ke empat kalinya. Namun untuk yang terakhir ini lebih keras dari ketiga tamparan lainnya yang tepat memdarat di wajah Fajar. Fajar dan juga Vani syok menerima serangan bertubi-tubi dari Senja.

"Dan yang ini buat kamu yang sudah berani mempermainkan aku"

Plaakk

Seakan tak merasa sakit pada tangannya, sekali lagi Senja melayangkan tamparannya pada Fajar yang masih dalam keadaan syok.

"Dan karena kamu sudah mempermainkan dua wanita"

Ia lalu berjalan meninggalkan Fajar dan Vani yang masih diam karena syok. Baru dua kali melangkah ia kembali menatap Fajar tajam lalu mengucapkan kata terakhirnya.

"Aku rasa, mulai saat ini kita berakhir dan tidak ada lagi hubungan di antara kita. Jangan pernah menghubungi aku lagi, apalagi sampai menggangguku dengan menampakkan wajahmu di hadapanku." lalu ia kembali berjalan dengan pandangan lurus kedepan tanpa menghiraukan tatapan orang-orang yang sedari tadi menyaksikan kejadian yang tidak mengenakkan di dalam restoran itu. Mereka tidak tau ketiga orang itu sedang membicarakan apa karena menggunakan bahasa indonesia.

Sedang Fajar dan Vani masih diam dalam keterkejutannya. Otaknya belum mampu mencerna semua kejadian yang baru saja berlalu. Mereka terlalu terkejud denga apa yang baru saja terjadi terhadap mereka.

***

Senja terduduk di bahu jalan dengan kepala ia tundukkan dalam. Ia menangis terisak meratapi nasib percintaannya yang kini berakhir tak seindah apa yang ia bayangkan.

Sebuah kisah cinta yang berakhir berkhianat membuatnya tak mampu sedikit saja menahan kesedihannya. Air mata terus mengalir membasahi hampir seluruh wajahnya. Kini tak ada lagi angan-angan tentang pernikahan bak negri dongeng. Tak ada lagi gaun pengantin indah. Semua sudah sirna dengan sebuah penghianatan oleh calon suaminya sendiri.

Perasaannya sudah benar-benar ia buang bersama dengan rasa kecewa yang membuat kebenciannya terhadap mantan calon suaminya menjadi semakin tak terkira. Begitu besar kekecewaan yang ia rasakan hingga tak ada lagi kata maaf yang terbersit dalam hatinya untuk seorang penghianat.

Bersambung...

Maaf typo.

Mohon koreksinya bila terdapat kesalahan.
Heheheh

Author berharap banyak atas krisar dan vote teman teman semua.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang