36

38 0 0
                                    

Senja berjalan mondar mandir dari pintu apartement ke dapur lalu ke kamar lalu kembali lagi kepintu dan begitu seterusnya hingga larut malam. Ia begitu gelisah memikirkan Rayhan yang tak kunjung pulang.

Sudah puluhan kali pintu apartement itu ia buka lalu di tutup kembali. Berharap jika orang yang ia khawatirkan segera pulang. Namun hingga malam selarut ini pun pria itu belum juga menampakkan keberadaannya membuat senja khawatir tak karuan.

Fikirannya sudah kemana-mana, sudah banyak sekali kemungkinan-kemungkinan negatif yang berseliweran di dalam otaknya. Fikirannya tak bisa tenang bahkan hatinya sudah sangat gelisah. Jantungnya terus memompa dengan cepat menandakan ia berada dalam keadaan gelisah tak menepi.

Berulang kali ia mencoba untuk menghubungi nomer pria itu tapi tak satu pun panggilannya terjawab. Belum lagi saat ini mereka sedang berada di negri orang, tak ada sanak saudara Rayhan yang ia kenali disini kecuali Fajar. Namun, tidak mungkin Senja untuk menghubungi lelaki bajingan itu. Pilihannya hanya satu yaitu melaporkan pada kepolisian. Tapi ini belum mencapai waktu 2 x 24 jam, itu artinya laporan tidak akan di terima. Lagi pula, Senja tak begitu mengenali negara ini jadi ia tidak bisa pergi kemana pun tanpa seorang Rayhan.

Senja dilemah antara ingin mencari Rayhan atau hanya berdiam diri di sini menunggu anak itu kembali. Senja ingin mencari keberadaan Rayhan tapi ia tak tahu satupun tempat yang kemungkinan Rayhan datangi. Tapi jika ia hanya berdiam diri di apartement ini ia hanya akan semakin gelisah dan bergerak kesana kemari tak tentu arah membuatnya semakin pusing saja.

Hingga jam 2 malam Senja terus menunggu dan menunggu entah sampai kapan. Geram hanya berdiam diri saja, akhirnya Senja membulatkan tekatnya untuk menghubungi Fajar walau dengan sangat terpaksa. Tak ada pilihan lain.

Berulang kali ia menghubungi nomer Fajar tapi tak ada jawaban dari pria itu. Senja menyerah, kepalanya bisa-bisa pecah memikirkan keadaan anak lelaki itu. Ia kembali menghempaskan tubuhnya pada sofa yang terdapat diruang tamu. Merasa bosan menunggu kedatangan Rayhan hingga rasa kantuk pun menghampirinya dan tidak lama kemudian tanpa ia sadari ia pun terlelap dalam keadaan terduduk menyender di sofa. Jika di lihat posisi tidurnya yang sangat tidak nyaman itu  pasti akan menyebabkan nyeri di sebagian anggota tubuhnya terutama di bagian leher, bahu dan pinggangnya.

***

Senja terbangun dari tidurnya ketika sinar mentari pagi menerpa wajahnya. Ia lalu menyibak selimutnya lalu berdiri. Tapi ada yang aneh. Ia mencoba untuk mengingat-ingat lagi apa saja yang ia lakukan semalam hingga ia tertidur.

Ia berusaha mengingat kapan ia pindah dan tidur di kasur. Sebab, seingatnya semalam ia terakhir kali duduk di sofa ruang tamu dan terlelap di sana.

Ia sama sekali tidak mengingat kapan ia pindah kekamar ini. Lalu, bagaimana bisa ia terbangun di atas kasur empuk ini, dan siapa pula yang menyibak tirai jendela hingga sinar mentari menembus jendela masuk kekamar ini..?

Apa jangan-jangan Rayhan yang melakukan semuanya..? Apa Rayhan sudah pulang..?

Senja buru-buru keluar dari kamar dan mencari keberadaan Rayhan. Ketika berada di luar pintu kamar ia mencium bau wangi masakan yang tiba-tiba saja membuatnya lapar. Merasa penasaran siapakah yang telah menciptakan wangi masakan ini pun menarik perhatian Senja untuk mencari tahu.

Dengan langkah pelan Senja berjalan menghampiri seseorang yang tengan serius mengolah bahan makana di dapur. Tangannya terlihat lincah menggerakkan setiap alat memasak yang ia gunakan. Pergerakannya cepat dan lihai, seakan ia sudah profesional dalam hal masak-memasak.

Tapi yang membuat Senja heran adalah, jika lelaki itu Rayhan lalu kenapa di bagian tangan lelaki itu terdapat sedikit perban kecil di setiap jari-jarinya dan ia juga sesekali terlihat meringis menahan sakitnya. Ada apa dengan lelaki itu..?

Senja berjalan pelan menghampiri pria itu, ia menepuk bahu pria itu pelan mengisyaratkan agar lelaki itu menoleh.

Ketika lelaki itu menoleh, Senja spontan menutup mulut dengan tangannya terkejud. Pasalnya, seluruh bagian wajah lelaki yang semalaman ia khawatirkan kini berada di hadapannya dengan keadaan wajah yang begitu kacau. Lebam dimana-mana dan juga terdapat beberapa perban kecil menutupi sebagian lukannya. Ada apa dengan anak ini..?

"Han..?!"
"Ka..kamu kenapa..? Kok bisa begini..?"

Rayhan hanya merespon dengan mengangkat bahu acuh lalu kembali memunggungi Senja untuk melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda oleh Senja.

Senja yang masih terkejud pun hanya berdiri diam di balik punggung Rayhan. Ia masih belum mampu mencernah keadaan ini. Bagaimana Rayhan yang telah membuatnya khawatir setengah mati, lalu tiba-tiba berada di dapur sedang memasak dalam keadaan wajah yang penuh lebam dan beberapa bekas lebam juga di bagian anggota badannya yang lain.

"Han jawab..!!" sentak Senja. Rayhan masih acuh.

Merasa geram dengan sikap Rayhan pun membuat Senja berinisiatif mematikan kompor lalu menarik Rayhan untuk duduk di meja makan.

Senja mendudukkan Rayhan di sana lalu bersedekap dada di depan Rayhan. Seperti orang tua yang sedang menginterogasi anaknya yang berbuat masalah.

Rayhan mengangkat alis santai.

"Sekarang kamu jawab.!! Semalam kamu habis dari mana, kenapa gak ngabarin aku dan kenapa kamu bisa lebam begini..?!" cercanya dengan berbagai pertanyaan, terakhir ia menoel pipi Rayhan yang tampak lebam.

"aduh ssttt. Sakit tau," ringis rayhan ketika Senja dengan sengaja menoel pipinya yang lebam bekas tonjokan.

"Kamu habis berantem sama siapa Han..?"

"Sama mantan kamu..!" jawabnya santai lalu berdiri, ia berjalan meninggalkan Senja yang tampak masih ingin melajutkan pertanyaannya namun ia abaikan. Rayham kembali menyalakan kompor dan melanjutkan kegiatan awalnya.

Senja lagi-lagi menghampirinya. Wanita itu berdiri tepat disisi kanan Rayhan.
"Ngapain kamu berantem sama orang itu. Hah..?"

Rayhan tak menjawab, ia tampak asik saja dengan aksi memasaknya, entah sedang memasak apa.

"BUAT APA, AKU TANYA..?" jerit Senja yang mulai putus asah menghadapi sikap Rayhan.

Rayhan mematikan kompor lalu meletakkan spatula dengan sedikit sentakan, ahh tidak, tidak...!!! Bukan sedikit tapi, ia meletakkan spatula itu dengan kasar membuat Senja terlonjak kaget.

Rayhan menoleh, ia menatap wajah Senja tajam dan nyalang, tampak tersirat kekecewaan di mata lelaki itu.

"karena aku gak suka ada orang yang nyakitin kamu, karena aku gak bisa ngeliat kamu menangis cuma gara-gara bajingan kayak dia, karena aku gak suka orang yang aku sayang terluka !!"

Senja terkejut dengan penuturan Rayhan yang begitu tulus dan tegas. Ia tak bisa lagi mengatakan apapun. Hatinya bergetar hebat hanya dengan beberapa kalimat yang di ucapkan oleh Rayhan.

"Dan asal kamu tau. Sampai kapanpun aku gak akan ngebiarin siapapun membuat kamu meneteskan air mata kecuali air mata bahagia. Atau mereka akan terluka..!!," tegasnya lalu meninggalkan Senja yang masih berdiri kaku. Niatnya yang ingin menghibur Senja dengan masakannya seketika hancur oleh wanita itu Sendiri. Ia memilih pergi dari apartemwnt itu. Ia butuh waktu untuk menenangkan hatinya yang bergejolak menahan amarahnya.

Bersambung....

Next..?
Baru update lagi. Hehehe.

Kenapa author baru update, karena baru dapat cahaya dari allah. Hehehe.

Hidayah baru menghampiri.

😆🤗😆

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang