19

62 3 0
                                    

Rayhan dan bunda Jany duduk di sofa yang terdapat di dalam kamar rawat Senja. Mereka masih dalam keadaan haru karena telah di pertemukan oleh sang waktu. Cukup lama mengobrol tentang apa saja yang mereka alami selama terpisah.

Bunda Senja tak pernah habis fikir dengan jalan hidup Rayhan yang ternyata sangat berubah setelah kepergian mereka. Ia tidak menyadari akibat dari ulah mereka yang tega meninggalkan Rayhan kecil. Rayhan yang dulunya manis, ceria dan selalu bersemangat itu ternyata menjadi berandalan hanya karena ditinggal oleh mereka. Ini salahnya karena tidak bisa menolak ajakan ayah Senja waktu itu sehingga berakibat pada mental dan psikis Rayhan yang akhirnya terganggu. Membuatnya menjadi Rayhan yang sekarang orang kenal dengan segala sifat buruk dan nakalnya.

Sedangkan Rayhan terkejut akan kenyataan yang baru saja ia dengar dari bunda tentang hal apa saja yang telah di alami Senja setelah perpisahan mereka dulu. Yang ternyata tak sesuai dengan apa yang difikirkan rayhan selama ini. Rayhan fikir selama ini Senja sengaja melupakannya karena dia tidak lagi berharga dalam hidup senja. Ternyata ia salah. Senja tak sejahat itu, senja adalag wanita yang baik hati dan sangat bertanggung jawab.

Ternyata selama ini, senja tak pernah berhenti untuk terus kembali dan mencari keberadaan rayhan kecilnya tapi hingga ia mengalami kecelakaan itu. Ia belum juga menemukan rayhan. Dan ketika ia sembuh dan keluar dari rumah sakit ternyata ia amnesia dan melupakan segalanya.

Untuk sekarang, Senja memang sudah benar-benar sembuh dan sudah kembali mengingat siapa saja yang berperan penting dalam hidupnya kecuali dia karena pada masa tahap penyembuhan Senja, Rayhan tak pernah hadir di sekitar Senja hingga Senja pun tak merasa bertanggunghawab pada ingatannya tentang Rayhan.

Rayhan terharu. Begitu besar pengorbanan dan peejuangan Senja untuk mencarinya. Rayhan tidak tahu harus bagaimana lagi beriskap di hadapan Senja dan ledua orang tuanya. Ternyata ia sudah salah menghakimi Senja yang tak mengenalinya sejak awal bertemu.

Cukup lama Rayhan dan bunda mengobrol hingga tak menyadari kehadiran seseorang di sana.

Seorang pria yang sudah cukup berumur dengan tergesa-gesa berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Sesekali ia celingukan mencari keberadaan kamar anak gadisnya yang sedang di rawat. Wajahnya sangat jepas menampilkan segala perasaan khawatir.

Putri satu-satunya sedang di rawat di rymah sakit. Bagaimana ia tak khawatir..!.

Akhirnya ia menemukan kamar yang ia cari dan tanpa mengetuk pintu, ia segera membukanya dan memasuki kamar rawat inap itu dengan tergesa-gesa. Pria tersebut masih berusaha mengatur nafasnya yang tersengal karena buru-buru.

"Senja" sahutnya sangat mengkhawatirkan putri kesayangannya. Meski putrinya sudah berumur 24 tahun tapi ia masih sangat ingin memanjakannya tapi selalu putrinya menolak untuk bermanja-manja ria di bawah peluh keringat kedua orang tuanya. Anaknya terlalu dewasa dan selalu memikirkan orang lain terlebih dirinya.

Rayhan dan bunda menoleh spontan saat mendengar seseorang sedang memanggil nama Senja lalu berjalan mendekati Senja yang sedang tertidur lemah tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

Pria itu ayah Senja. Hatinya pilu, sakit saat melihat putri satu-satunya yang paling ia sayangi kini tidak berdaya di atas kasur rawat. Ia marah, marah kepada orang yang tega melukai putrinya hingga dirawat seperti ini.

Rayhan dan bunda masih terus memperhatikan segala gerak ayah Senja. Ia kini duduk di samping ranjang itu lalu meraih tangan lemag Senja dan mengelus serta menciuminya dengan sayang.

Rayhan hampir saja meneteskan air mata karena haru. Ia tidak pernah berfikir akan bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi dengan keadaan seperti ini. Rayhan tidak pernah berharap akan bertemu mereka di situasi yang kacau seperti ini. Tapi ternyata semesta berkehendak lain. Ia di pertemukan dengan orang-orang yang paling berharga dalam hidupnya ketika ia belum memiliki pencapaian apapun yang bisa ia banggakan kedapa semuanya. Rayhan malu akan kenyataan bahawa dirinya yang bukannya memiliki banyak pencapaian saat bertemu Senja dan kedua orang tuanya tapi malah ia sedang berada pada titik terburuk dalam hidupnya. Ia menjadi seorang pria pengecut pada diri sendiri hanyak karena di tinggalkan oleh Senja dan keluarganya. Ini salahnya sendiri Yang terlalu kekanak-kanakan memaknai sebuah perpisahan dan sekarang ia akan menanggung akibat dari kebodohannya.

Ayah senja menoleh menyadari keberadaan dua orang yang berbeda di sana. Ayah menghampiri bunda dengan tatapan penuh tanya siapa pria muda yang sedang duduk di samping bunda. Ayah melihat hubungan mereka yang cukup dekat atau semacamnya padahal ayah tak pernah mengenal anak itu sebelumnya.

Belum sampai ayah duduk di samping bunda ataupun sekedar bertanya pada bunda, Rayhan sudah terlebih dahulu bangkir dari duduknya dan dengan secepat mungkin mendekap tubuh kekar ayah Senja ke dalam pelukannya.

Rayham memeluk tubuh itu erat. Berusaha menyalurkan segala perasaan rindu yang telah lama bersemayam dalam hati. Perasaan rindu dan kecewa berpadu yang membekukan hatinya selama ini. Kini perasaan kaku dan beku itu sudah melebur bersama udara segar yang du bawa serta oleh orang-orang terkasihnya.

Cukup lama Rayhan memeluk ayah Senja yang menbuat ayah Senja terdiam bingung. Perasaan hangat dan nyaman mengalir di setiap jengkal tubuhnya membuat dara berdesir hebat di dalam tubuh kokoh itu. Tapi ia tak tahu penyebab dari perasaan yang luar biasa ini karena rasa-rasanya ia tak pernah bertemu dengan anak muda ini barang sekali pun selama hidupnya. Kecuali jika ia sudah lupa.

Ayah Senja menatap istrinya meminta penjelasa tapi hanya di balas dengan senyuman lembut nan menenangkan oleh istrinya tercinta. Hal itu lantas membuat ayah jani kian bingung dengan situasi ini.

Siapa sebenarnya anak ini. Seenaknya saja memeluknya. Herannya lagi anak ini malah menggumam kata "ayah" secara terus-menerus membuatnya berada diambang batas kebingungan.

Meski bingung tapi ayah Senja tak menolak perlakuan Rayhan pun tak membalas pelukan itu. Ia hanya diam menerima tanpa respon.

Setelah cukup lama akhirnya ayah Senja menghembuskan nafasnya pelan ketika Rayhan melepaskannya.

Wajah tampan Rayhan tampak sembab. Sepertinya anak itu menangis tanpa mereka sadarai. Sebegitu bahagianya anak ini dampai menangisi kehadirannya.

Ayah Rayhan berjalan pelan menghampiri istrinya lalu duduk di sebelahnya. Ia menatap istrinya serius mencoba mencari candaan di sana tapi yang ada hanya tatapan haru dan bahagia.

"Bun. Apa ini..? Anak ini siapa..?" ayah Senja membuka suara setelah sekian lama susana hening penuh haru. Bunda Senja hanya diam menatap suaminya tersenyum penuh kebahagiaan. Ayah Senja semakin bingung.

"Bunda jangan diam aja. Jangan buat ayah berspekulasi sendiri." desak ayah Senja sambil menatap Rayhan dan istrinya bergantian.

Bersambung....

Jangan lupa jejaknya heheheh. 😘😘

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang