46

35 4 1
                                    

Ketika Senja selesai mandi dan mengganti pakaian, ia lalu merebahkan tubuhnya sejenak sebelum kembali ke rumah sakit untuk menjaga ayahnya. Meskipun ia tahu jika di sana sudah ada Bunda dan juga Mama Rayhan, tapi ia masih belum bisa tenang jika tidak melihat sendiri keadaan Ayahnya.

Perlahan kesadaran Senja pun mulai memudar, diambil alih oleh alam bawah sadarnya. Deru nafasnya yang mulai teratur, semakin memperjelasnya bahwa ia kini telah terlelap.

Wajah sayunya tampak terlihat damai tanpa beban, sangat jauh berbeda ketika ia tersadar. Wajah itu akan terlihat murung dan sayu, tertutupi oleh beban fikiran.

***

Tanpa menunggu Senja, Rayhan memutuskan untuk beristirahat di kamar tamu setelah sebelumnya ia membersihkan dirinya yang terasa lengket oleh keringat. Kepalanya terasa berat dan pusing. Sepertinya ia memang butuh istirahat sekarang.

Tak menghitung waktu cukup lama, akhirnya ia pun terlelap dalam tidurnya. Melepaskan segala beban fikiran di dunia nyata dan menyelami alam mimpinya yang begitu indah. Ia tertidur sekarang.

***

Sayup sayup terdengar suara dering telpon yang memekakkan telinga, mengusik seorang wanita yang tengah tertidur lelap di kamarnya.

Dengan enggan wanita itu menarik diri dari alam bawah sadarnya dan dengan sedikit paksaan ia membuka mata. Menolehkan kepalanya menatap jam yang bertengger di dinding dan sedikit mengamati. Otaknya berjalan, dan oh ataga. Rupanya ia tertidur cukup lama hari ini.

Dengan cepat ia meraih hp-nya dan menerima sambungan telepon yang dilayar benda pipih itu tertera nama seorang wanita yang begitu mulia dalam hidupnya. Wanita itu menempelkan hp-nya di telinga lalu menyahut.

"Iya. Halo Bun" sahutnya ringan.

"Sayang. Kamu kerumah sakit sekarang..!!" sergah wanita yang ada di sebrang sana dengan suara menggebu.

Seketika jantung Senja terlonjak tak karuan, pikirannya panik. Pikiran-pikiran negatif mulai kembali bermunculan di otaknya.

Ada apa..? Apa yang terjadi dengan Ayah..? Segerah saja fikirannya mengarah kepada lelaki tua yang paling berjasa dalam hidupnya yang tak lain kini terbaring tanpa daya di ranjang pesakitan.

Senja panik.

"Ada apa Bun. Ayah kenapa..?" sahutnya panik.

"Ayah. Ayah udah sadar sayang" teriaknya histeris penuh suka cita. Begitu bahagianya ia mendapati kabar baik ini. Rasanya beban hidup yang begitu menumpuk beberapa hari yang lalu seketika lenyap tanpa bekas. Perasaannya plong dan bahagia.

Tanpa menunggu lama lagi, segerah lah senja melompat dari tempat tidurnya, ia berlari mamasuki kamar kecil. Mencuci muka dengan terburu-buru, lalu kembali lagi berlari keluar.

Tanpa sabaran ia berlari menuju kamar tamu di sisi kana lantai dua dan menggedor-gedor pintu kamar itu kuat.

"Han, cepat bangun. Kita harus segera kerumah sakit" teriaknya kian tak sabaran. Ia ingin segera tiba di rumah sakit namun juga tak mau menyetir sendiri dengan alasan berbahaya. Ia takut akan melaju kencang di tengah jalan raya saking bahagianya.

Rayhan yang terlonjak kaget dari tidurnya mendengar gedoran pintu yang cukup kasar, segera bangkit dari tempat tidur. Berjalan cepat menghampiri pintu dan memutar handle pintu lalu membukanya. Menampakkan wajah sumringah Senja yang sarak akan kebahagiaan.

Rayhan menatap wajah itu aneh. Bukannya baru saja beberapa jam yang lalu ia melihat wajah itu tampak murung..?. Lalu kenapa sekarang wajah manis itu berubah 180° lebih bahagia...? Kepala Rayhan mulai kepo.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang