10

83 9 0
                                    

2 tahun kemudian

Jany sudah tamat SMP dan rayhan sudah naik kelas 5 SD. Waktu memang sangat cepat berlalu, rasanya baru kemarin mereka bertemu dan berkenalan lalu bermain bersama. Tapi siapa yang menyangka jika pertemuan mereka sudah berjalan 5 tahun.

Saat mereka bertemu dulu rayhan masih berumur 5 tahun sedang jany berumur 10 tahun. Kini umur rayhan sudah 10 tahun dan jany 15 tahun. Umur mereka selisih 5 tahun tapi seperti hanya selisih dua tahun saja. Mereka sangat dekat, bahkan rayhan selalu enghan memanghil jany dengan embel-embel kak. Jany pun tidak mempernasalahkan itu karena dia memat bukan orang yang terlalu gila kehormatan.

Baginya rayhan adalah teman, sahabat dan saudara. Jany sudah hafal betul baik buruk rayhan selama lima tahun belakangan ini. Rayhan itu anak yang baik, pintar, hormah kepada orang yang lebih tua kecuali jany tentunya. Sopan, ramah dan mudah bergaul. Rayhan juga sangat lucu, jahil, hyper aktif, dan juga jangan lupa sedikit nakal. Ya sedikit, hanya sedikit. Rayhan juga sangat menggemaskan meski sudah berumur 10 tahun.

Jany menyayangi rayhan. Ah tidak. Tapi sangat menyayanginya melebihi apapun. Sama seperti ia menyayangi kedua orang tuanya. Jany akan melakukan apapun untuk rayhan asal rayhan bahagia.

Pernah sekali rayhan merengek minta di belikan es cream oleh jany. Tapi karena hari itu penjual es cream keliling tak kunjung muncul di depan gang rumah jany maka jadilah jany berjalan kaki dari rumah ke mini market yang jaraknya cukup jauh hanya untuk membeli satu es cream untuk rayhan.

Pernah juga jany mengajak rayhan bermain sepatu roda di taman kompleks. Saat itu rayhan sangat senang dan berlarian kesana kemari dengan sepatu rodanya hingga akhirnya rayhan terjatuh dan kakinya terkilir, membuatnya tak bisa berjalan lagi. Dengan segala kasih sayangnya jany menggendong rayhan dari taman tempat mereka bermain kembali ke rumah. Jaraknya tidak dekat tidak juga jauh tapi itu cukup melelahkan untuk ukuran tubuh jany yang ramping dan rayhan yang sedikit gembul.

Saat tiba di rumah jany harus mendapat nasehat pula dari bundanya yang sangat mengkhawatirkan keadaan rayhan. Jany hanya mengangguk mengiyakan apapun perkataan bundanya karena ia sudah sangat kelelahan dan ia mengaku salah karena telah lalai menjaga rayhan.

Begitupun juga dengan tayhan yang sangat menyayangi jany. Sebagaimana rasa sayang jany terhadapnya, rayhan pun tak kalah sayang pada jany. Ia juga akan bersedia memberikan apapun yang di inginkan jany. Apapun.

Dulu hany pernah sangat menginginkan sepatu. Setiap hari saat sepulang sekolah ia akan sengaja melewati toko sepatu tersebut untuk hanya sekedar menatap sepatunya, tapi jany tidaj pernah mengatakan keorang tuanya karena takut mereka akan marah padahal siapapun tahu jika bunda maupun ayah jany tidak pernah marah dalam keadaan apapun.

Lalu suatu hari jany mengajak rayhan jalan-jalan ke taman tapi sebelum ke taman mereka sengaja berputar jauh hanya agar jany bisa melihat sepatu kesukaannya di toko tersebut. Cukup lama jany berdiri di depan toko memandangi sepatu tersebut sambil meraba-raba undara seperti sedang memegangi sepatu itu. Lalu rayhan bertanya

"jany suka sepatu itu" tanya rayhan. Jany mengangguk mengiyakan.

"kenapa gak dibeli..?" tanya rayhan lagi

"jany gak punya uang han" jawab jany sedih.

"kenapa jany gak bilang sama bunda..?" rayhan masih terus bertanya.

"jany takut bunda marah" jawanya lagi. Rayhan hanya membulatkan mulut membentuk huruf O dan mengangguk tanda mengerti.

Setelah merasa puas memandangi sepatu impiannya. Jany pun menarik tangan rayhan melanjutkan perjalanan menuju taman.

Hello senja (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang