Payung bumi dimalam hari begitu gelap, ditambah awan hitam yang sedang bergerombol membuat payung bumi itu kian semakin terlihat gulita.
Setetes air langit turun mengenai pipi seorang gadis pucat yang sedari tadi duduk menengadah.
Seolah menjadi canju, air langit mulai turun membawa pasukannya sampai menghujani kawasan taman bunga yang gadis putih pucat itu tempati.
"Kim Dahyun, datanglah ke taman. Hadiah ulang tahunmu ada di sana."
Dahyun tersenyum getir kala suara lelaki itu masih terngiang di telinganya.
Kalimat yang Dahyun ingat itu adalah kalimat lelaki yang dikatakan 3 tahun yang lalu, yaitu saat Dahyun berulang tahun yang ke-14 tahun, namun ajaibnya Dahyun masih mengingat tiap detail susunan katanya dengan sangat sesuai.
"Aku disini... Mana hadiah ku?" mata Dahyun mulai berkaca-kaca.
Dahyun menatap kue ulang tahun yang di atasnya terdapat lilin berbentuk angka satu dan tujuh. "Aku ingin hadiah ulang tahunku."
Sekarang adalah hari ulang tahun Dahyun yang ke-17.
Namun tanpa peduli, sekarang kue itu sudah terbasahi air langit. Bahkan dress merah dan dandanannya sudah sangat basah dan berantakan.
"DUA KALI ULANG TAHUNKU TERLEWATKAN! Apa sekarang kau tetap tidak akan datang?" Dahyun berujar dengan nada yang kadang meninggi dan merendah.
"Aku mohon... Datanglah... AKU INGIN KAU DATANG!" Dahyun terisak di tempatnya.
Air mata dan air langit menyatu seolah mereka baru saja menjadi kerabat dekat.
"Daniel... Sudah aku sadari jika aku..." Dahyun menengadah. "Jatuh cinta padamu."
Dahyun kembali menunduk dan terisak.
Ya, lelaki bernama lengkap Kang Daniel adalah lelaki yang pergi tanpa pamit saat Dahyun baru saja bersahabat dengannya.
"Datanglah! Aku ingin kau tahu perasaanku."
Dahyun menatap prihatin kue bolunya. Tangannya bergerak mencabut kedua lilin yang tertancap kokoh di bolunya.
Lalu, ia kembali menancapkan lilin itu dengan terbalik. Bukan 17, tetapi menjadi 71.
"Apa sampai usiaku tua nanti, kau tetap tidak akan datang?"
Percayalah, sedari tadi Dahyun terlihat seperti orang gila, atau bahkan seperti hantu penunggu taman dengan sebutan arwah penasaran.
"Apa sampai aku mati... Kau tetap tidak akan datang?"
Dahyun tertawa miris. Ini memang sangat berlebihan, tapi pada nyatanya ia benar-benar merindukan Daniel, sahabat sekaligus cinta pertamanya saat ia kelas 2 Sekolah Menengah Pertama.
Banyak kenangan tersendiri saat Dahyun selalu bersama Daniel.
Daniel itu adalah kakak kelas Dahyun di sekolahnya.
Saat itu, disaat orang lain menjauh, Kang Daniel malah mendekat tanpa risih.
"Aku tidak butuh hadiahmu. Aku hanya membutuhkanmu."
Kim Dahyun adalah seseorang yang sulit percaya pada orang. Namun dengan adanya Daniel yang tiba-tiba datang, ia langsung dibuat percaya oleh lelaki itu.
Walau Dahyun butuh proses untuk mempercayainya, tetapi Daniel selalu saja datang dengan apapun yang selalu membuat Dahyun yakin.
Daniel tidak pernah melanggar ucapannya.
Maka dari itu, Dahyun masih selalu datang ke taman dengan berdandan cantik sambil membawa kue bolu yang nantinya akan ia makan bersama seseorang yang spesial bagi Dahyun.
Tak lupa sebucket bunga mawar sebagai lambang cinta yang akan Dahyun berikan untuknya.
Walau sudah dua kali berulang tahun, dan sudah dua kali datang tanpa hasil yang ia harapkan, Dahyun masih tetap percaya akan ucapan seorang Kang Daniel.
Mungkin, sekarang menjadi yang ketiga kalinya untuk Dahyun mendapatkan harapan kosong.
Sungguh, ia belum bisa melupakan Daniel dan enggan membuka hati untuk lelaki lain.
Dahyun memakan kue bulu itu tanpa memperhatikan penampilan kue itu lagi. Ia mengunyah dengan air mata yang masih berlinang.
"Aku percaya kau akan datang."
Dahyun bangkit dan melangkah pergi, meninggalkan bunga dan kue ulang tahunnya begitu saja.
Jika Daniel datang, mungkin bunga dan kue itu akan dilihatnya, dan ia akan tahu jika Dahyun telah lama menunggunya.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...