Dahyun dan Chaeyoung membantu Hyerim di dapur.
Sedangkan Seongwoo dan Jihoon sedang bermain game online di ruang makan.
Mereka tidak jadi mengadakan pesta jagung bakar di halaman belakang. Di luar hujan rintik-rintik.
Mereka memilih makan malam biasa. Namun, makanannya tidak biasa. Mereka memasak seperti akan mengadakan pesta besar-besaran, sangat banyak menu makanan di meja.
Itu membuat Dahyun tergiur dan memungkinkan akan membuatnya gagal diet.
"Seongwoo, Bunda lupa, bangunkan Jihyo, ia pasti senang jika tahu ada teman seperti Chaeyoung dan Dahyun."
Seongwoo mematikan ponselnya dan dengan bersemangat pergi ke kamar lantai atas. Ia akan menemui saudara perempuan yang sangat ia sayangi.
"Jihyo... Aku masuk, ya?"
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok Jihyo yang sepertinya baru selesai mandi. Park Jihyo adalah Kakaknya Park Jihoon, mereka telah lama tinggal bersama dengan keluarga Ong, dan keluarga Ong sudah mengadopsi keduanya sejak kecil.
"Ada apa?" tanya Jihyo sambil mendorong kursi rodanya keluar dari kamar.
"Bunda manggil, ada orang yang mau kenalan sama Jihyo. Baik tahu, cantik." ujar Seongwoo dengan senyum yang mungkin lebarnya sampai ke telinga.
"Jangan bilang, itu perempuan yang sering kamu ceritakan. Dahyun? Asli dia ada di sini? Penasaran, seperti apa sih perempuan yang bisa rebut hati batu yang hampir saja tidak berfungsi milik Ong Seongwoo?" ujar Jihyo dengan nada yang mengejek.
Seongwoo mendorong kursi roda Jihyo ke arah lift, namun Jihyo menolaknya.
"Gendong, ah! Jangan naik lift. Kangen sama tangga."
"Tidak mau, Jihyo berat."
"Awas, ya! Lihat saja nanti, rahasia kamu, aku kasih tahu ke Dahyun."
Seongwoo berdecak, dengan tampang terpaksa, ia berjongkok dan dengan senangnya Jihyo langsung mengalungkan tangannya di leher Seongwoo dari belakang. Sesungguhnya, Seongwoo selalu ikhlas melakukan apa pun untuk Jihyo.
Seongwoo langsung membawa Jihyo ke ruang makan yang mejanya lebar.
Mereka makan dan berbincang dengan seru.
Dahyun dan Chaeyoung langsung bersahabat dengan Jihyo.
Dahyun menatap Jihyo dengan perasaan yang tidak bisa ia jelaskan secara rinci. Intinya, ia kagum pada sosok Jihyo. Walaupun ia lumpuh, ia seperti bisa terus menemukan kebahagian sekecil apa pun dan tertawa karena hal sepele. Hidupnya seperti tidak ada beban apapun.
Dahyun jadi bercermin. Sedangkan dirinya yang sempurna, mengapa malah selalu melihat dirinya yang memprihatinkan karena masalah. Padahal di sisi lain, ia memiliki alasan untuk bisa tertawa dan bahagia yang dengan bodohnya malah ia buang. Sesungguhnya, Dahyun tidak perlu mencari kebagaiaan, karena kebahagiaannya ada si sekelilingnya. Ia memiliki seseorang yang bisa membuat Dahyun tertawa. Tidak harus selalu Kang Daniel. Chaeyoung dan mungkin sekarang Seongwoo bisa saja menjadi sumber kebahagiaanya.
Bukankah Dahyun bahagia saat bersama mereka? Bahkan dengan Bunda Nayeong pun, Dahyun bisa bahagia. Di tambah, Dahyun memiliki Bunda baru yang begitu senang karena adanya keberadaan dirinya. Ia Bunda Hyerim, Bundanya Seongwoo.
Dahyun merasa dirinya tidak pernah bersyukur.
"Jihyo..." panggil Dahyun.
Jihyo menoleh. "Apa? Ada yang mau di tanyakan? Tanyakan saja. Aku akan menjawabnya."
Dahyun hanya tersenyum dan menggeleng. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih."
"Hah? Untuk apa? Memangnya, apa yang aju lakukan sampai kau harus berterima kasih? Woah, kau aneh tapi unik, pantas saja Seongwoo menyukaimu."
Mata sipit Dahyun membulat, dan Seongwoo menjadi salah tingkah. Mereka yang ada di meja makan menjadi menggoda kedua anak muda itu, terutama Hyerim yang paling heboh.
"Ya ampun... Aku jadi merindukan suamiku." Hyerim cemberut dan menggigit garpunya.
Yang lain hanya tertawa, sedangkan Seongwoo dan Dahyun hanya saling berusaha biasa-biasa saja.
Tapi ada yang aneh, saat Dahyun menatap Chaeyoung, Chaeyoung hanya menunduk.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfic•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...