Dahyun dan Chaeyoung masih belum saja baikan. Mereka berdua seolah sudah terbiasa sendiri-sendiri walau rasa rindu satu sama lain masih selalu menghantui.
Chaeyoung menoleh ke arah Dahyun. "Kapan kau ada waktu? Tugas kelompok kita harus segera selesai!"
Ya, Chaeyoung dan Dahyun kebagian mengerjakan tugas dalam satu kelompok, kelompok aneh yang hanya terdiri dari dua orang, tidak lebih. Apa itu bisa dibilang sebagai kelompok?
"Pulang sekolah juga bisa. Mau mengerjakan dimana?"
"Perpustakaan." jawab Chaeyoung dengan dingin yang tatapannya tetap pada novelnya.
Begitulah Chaeyoung yang sekarang, berbicara dengan dingin, kadang irit bicara, dan tidak pernah menatap Dahyun sebagai lawan bicaranya.
Dan Dahyun yang sekarang adalah Chaeyoung yang dulu. Ia selalu mencoba menarik perhatian sahabatnya yang dingin terhadap dirinya. Mungkin, jiwa mereka tertukar.
Pulang sekolah, Chaeyoung dan Dahyun pergi ke perpustakaan.
Mereka mengerjakan tugas dengan mulut yang saling membisu. Mereka berbicara seperlunya saja. Jika semisalnya ada kontes mengunci mulut paling lama, mungkin mereka akan menjadi juaranya.
"Chaeng."
Dahyun tidak suka suasana ini, berhubung perpustakaannya sepi, Dahyun lebih memilih berbicara normal tanpa harus berbisik-bisik.
Chaeyoung menoleh dan kembali menatap laptopnya.
"Hubunganmu dengan Jihoon bagaimana? Sepertinya kau dan dia semakin dekat."
Chaeyoung mendengarnya, ia sendiri tidak tahu jawabannya. Ia memang dekat dengan Jihoon, namun hubungan mereka masih sebatas teman.
"Kau terlihat cocok dengan Jihoon."
Chaeyoung hanya diam. Ia berusaha menahan diri agar tidak merespon ucapan Dahyun.
"Chaeng..."
Chaeyoung tetap diam, tapi percayalah, ia mendengarkan ucapan Dahyun, bahkan sekarang ia sedang menunggu ucapan Dahyun yang selanjutnya.
Dahyun menghela napas. "Baiklah, kali ini aku tidak mau menyembunyikannya... Saat aku bersama Seongwoo, mengapa aku sering melihatmu menundukkan kepala? Reaksimu sama seperti dulu... Tatapan ketika... ketika kau menatapku saat sedang bersama Daniel."
Chaeyoung mengeraskan rahangnya. Dahyun terdiam, ada kemungkinan yang bisa saja terjadi. "Apa jangan-jangan..."
Chaeyoung memejamkan matanya sesaat. "Kerjakan tugasnya, jangan banyak bicara. Kita disini untuk mengerjakan tugas, jangan bicarakan masalah lain selain tugas!"
Dahyun terdiam, hatinya seakan ada yang mengganjal. Apa kejadian dulu akan terulang lagi? Mengapa harus begitu?
Apa iya Chaeyoung menyukai Seongwoo? Apa selama ia bersama Seongwoo, ia telah menyakiti hati Chaeyoung lebih dalam lagi? Apa Dahyun semakin berbuat jahat pada Chaeyoung?
"Chaeng..."
"Jangan bicarakan hal itu!"
Dahyun terdiam. "Ti-tidak, aku hanya ingin meminta saranmu, apa perlu aku memfotokopi catatan ini?"
Chaeyoung terdiam, sedikit merasa malu tentunya. "Terserah."
Dahyun menjadi tidak tenang atas respon yang Chaeyoung berikan. Jika sudah begitu, apa benar Chaeyoung sedang memikirkan ucapannya tadi? Dahyun rasa, dugaannya benar. "Chaeyoung, aku rasa, kita harus membahasnya, kau menyukai Seongwoo, kan? Katakan yang sejujurnya. Mengapa kau terlihat sedih jika aku dekat dengan Seongwoo."
Baiklah, emosi Chaeyoung mulai terpancing. "Karena kau! Apa kau tahu, kau dan kak Seongwoo selalu bermesraan dihadapanku dan Jihoon. Apa kau tahu? Jihoon menyukaimu! Jihoon lah yang selalu memberimu surat panda itu. Ya, aku menyukai Jihoon, lalu mengapa ia harus menyukaimu? Mengapa kau selalu merebut apa pun yang aku sukai? Jihoon lah yang selalu memperhatikanmu."
Dahyun terdiam. Merasa tidak percaya atas apa yang Chaeyoung katakan.
Jihoon? Seorang Park Jihoon menyukai Kim Dahyun, apa itu masuk akal? Apa si pengirim surat panda itu adalah Jihoon? Apa bubur yang dulu pernah ia makan adalah pemberian dari Jihoon? Apa bunga mawar sebagai lambang cinta adalah pemberian dari Jihoon? Padahal, Dahyun maupun Jihoon tidak pernah berbincang lebih jauh, mereka hanya mengobrol ringan hanya untuk sekadar basa-basi, dan Jihoon maupun Dahyun selalu saling menyapa ketika bertemu hanya sekadar untuk menghormati. Ya, karena mereka saling mengenal. Tapi mengapa sekarang malah menjadi rumit?
Chaeyoung menghela napas. Itulah yang sebenarnya ia rasakan, hatinya sakit jika melihat Jihoon yang hanya bisa menatap kedekatan Seongwoo dan Dahyun dari jauh, ya, seolah Chaeyoung mampu merasakan rasa sakit hati Jihoon, ia turut kebagian rasa sakit karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Jadi lain kali, jangan bermesraan dihadapanku, apalagi di hadapan Jihoon!"
Karena Chaeyoung mengerti posisi Jihoon yang tidak mungkin menusuk Seongwoo dari belakang. Kecuali, jika memang Jihoon mampu berbuat licik.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...