➿9°Berkenalan➿

259 43 35
                                    

Dahyun berbinar ketika melihat pemandangan yang begitu memanjakan matanya. Ia tidak tahu sekarang ada dimana karena saat di perjalanan ia malah tertidur di punggung Seongwoo.

"Turun. Mau sampai kapan diam di atas motorku?" ujar Seongwoo dengan wajah yang tak pernah luput dari senyumnya.

Dahyun pun turun dari motor. Matanya langsung liar menatap ke sekelilingnya.

Dahyun dan Seongwoo sedang berada di padang rumbut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahyun dan Seongwoo sedang berada di padang rumbut. Cuaca cerah membuat padang rumput terasa lebih berwarna.

"Dahyun, ayok jalan. Akan ada tempat yang lebih bagus di atas sana." ujar Seongwoo.

Dahyun mengikuti langkah Seongwoo dari belakang. Tangannya menjamahi pagar pembatas.

Mereka berjalan di jalan kecil berbatu yang menanjak. Di pinggirnya terdapat pagar pembatas dari kayu.

Dahyun menatap padang yang terdapat banyak domba ternak yang sedang memakan rumput.

"Kak, mengapa kakak mengajakku ke sini?" tanya Dahyun yang penasaran.

"Hanya ingin saja. Kenapa? Kau tidak suka?"

"Ti-tidak... Aku menyukainya, bahkan sangat suka... Hanya saja, ini terasa aneh..." di akhir kalimat suara Dahyun semakin mengecil.

Seongwoo hanya tersenyum tanpa menoleh pada Dahyun. Ia memasang headphone pada telinganya. Satu kebiasaan Seongwoo yang tidak pernah hilang, yaitu mendengarkan musik saat berada di tempat yang begitu tenang.

Dahyun memperhatikan Seongwoo yang sudah tidak lagi memakai seragam. Ia tidak tahu mengapa lelaki di hadapannya itu bisa membawa pakaian dari rumah dan ikut mengganti pakaiannya di kamar mandi rumahnya.

Dahyun merasa Seongwoo seperti telah merencanakan kegiatan ini.

Pikiran Dahyun terus bertanya-tanya mengenai sesuatu yang berhubungan dengan Seongwoo.

Dahyun menghentikan langkahnya. Ia merasa ragu pada kakak kelasnya itu.

Merasa ada yang hilang, Seongwoo menoleh kebelakang. "Dahyun, apa kau lelah?"

Dahyun menggeleng.

"Lalu kenapa berhenti?"

"Kau... Kau tidak akan menculikku, kan?" Dahyun masih tidak percaya pada Seongwoo.

Pasalnya, ia tidak pernah bertegur sapa dengan Seongwoo, bahkan mereka belum pernah berkenalan.
Satu pertanyaan baru telah muncul.

Seongwoo terbahak ketika mendengar pertanyaan Dahyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seongwoo terbahak ketika mendengar pertanyaan Dahyun. "Hey... Apa aku terlihat seperti penculik?"

Dahyun hanya diam. Ia menilai penampilan Seongwoo yang terlihat biasa-biasa saja. Tidak, tidak biasa saja. Seonwoo terlihat tampan. Lelaki itu juga baik, kemarin ia telah menolong Dahyun dari lelaki berengsek.

Dahyun menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran itu, namun Seongwoo mengira jika Dahyun menggeleng untuk menjawab pertanyaannya.

"Tenang saja. Aku janji padamu untuk tidak akan mencelakaimu. Percayalah padaku, kau akan aman jika kau terus ada di sampingku."

Deg-deg

Ada sesuatu yang menyeruak kedalam hati Dahyun. Ia tidak tahu perasaan apa itu. Namun ia seperti merasa di lindungi.

Seongwoo menghampiri Dahyun yang berjarak 2 meter darinya. "Mengapa kau malah bengong? Ayok, aku akan menunjukan tempat bagus untukmu."

"Tidak!"

Seongwoo berhenti melangkah. Kini jarak mereka hanya satu langkah.

Seongwoo menghela napas. "Baiklah, aku paham jika kau merasa ketakutan. Tapi percayalah padaku, aku bukan penjahat wanita. Aku hanya ingin menghiburmu setelah insiden kemarin. Kau tahu? Wajah ketakutanmu selalu terbayang, itu sungguh menggangguku. Di tambah pagi tadi kau tidak sekolah, aku pikir kau tertekan karena kejadian kemarin. Jadi... Kupikir akan bagus untuk mengajakmu ke tempat kesukaanku yang mungkin kau juga akan suka."

Dahyun merasa ucapan Chaeyoung sangatlah benar. Ong Seongwoo adalah orang yang sangat baik. Tidak heran jika Chaeyoung selalu mengatakan pujian yang berlebihan pada Seongwoo.

Dahyun tersenyum. "Aku tidak mengatakan tidak mau ikut denganmu. Hanya saja aku merasa bingung."

"Bingung kenapa?"

"Kita tidak pernah berkenalan, tetapi kau begitu baik padaku. Aku juga bingung, darimana kau tahu namaku?"

Lagi-lagi Seongwoo tersenyum. "Apa perlu kita berkenalan sekarang? Baiklah." Seongwoo bertanya dan dijawab oleh dirinya sendiri.

Seongwoo menjulurkan tangannya pada Dahyun. "Namaku Ong Seongwoo, siswa kelas 3-10. Dan, Kim Dahyun, siapa namamu?"

Dahyun terkekeh. Ia memukul lengan Ong yang terjulur, ia merasa tidak perlu menerima uluran tangan itu. "Aku akan merahasiakan namaku darimu, Ong Seongwoo!" ujar Dahyun dan berjalan mendahului Seongwoo.

Seongwoo tersenyum. Hatinya begitu senang kala melihat senyum di wajah Dahyun. Senyum yang hadir karena dirinya.

"Apa boleh aku mencintaimu?" gumam Ong dengan sangat pelan.

Merasa tidak ada yang mengikuti, Dahyun yang sudah berjalan 5 meter membalikan badannya. "ONG SEONGWOO! AKU TIDAK TAHU JALANNYA!"

Seongwoo lagi-lagi tersenyum dan melangkah mengejar Dahyun.

Siapa yang tidak mengenal gadis sepertinmu? Teman sekelasku pun banyak yang membicarakanmu, Kim Dahyun. Batin Seongwoo.

Mereka berjalan bersama sambil mengobrol ringan.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang