➿50°Aku Di Sini➿

196 34 28
                                    

Dahyun lelah karena terus menangis hingga kepalanya terasa pening. Hari semakin gelap dan Seongwoo mengajak Dahyun masuk ke vila, di vila ada Hyerim, Jihoon dan Chaeyoung.

Reakasi Chaeyoung sama seperti Dahyun, sekarang gadis itu sedang beristirat.

Dahyun memasuki kamar yang sama dengan Chaeyoung. Entahlah, rasanya masih terasa sesak dan belum bisa dipercaya. Daniel dan Jihyo pergi begitu cepat.

"Kurasa ini hanya mimpi." gumam Dahyun yang terdengar memilukan.
Di hati Dahyun masih saja tersimpan nama Daniel. Dulu, Dahyun berkata jika 99 persen hatinya telah di kuasai oleh Seongwoo, sedangkan 1 persen lagi adalah Daniel, karena Dahyun belum benar-benar melepaskan Daniel. Bukankah 1 persen itu berati? Dahyun baru tahu semuanya, ia merasa bersalah karena menuduh Daniel yang tidak-tidak.

Sedangkan Chaeyoung, gadis itu hanya bisa menangis, merasa bersalah juga karena terakhir bertemu dengan Daniel saat ia menolak cintanya.

Sedangkan dibalkon, Jihoon dan Seongwoo sedang berdiri menatap langit.

"Apa keputusanku benar? Apa aku tidak melukai perasaan Dahyun?" tanya Seongwoo pada Jihoon.

"Apa yang kau lakukan sudah benar. Cepat atau lambat, kau harus memberi tahunya. Kau sudah berjanji, bung."

Seongwoo menatap Jihoon yang wajahnya masih sendu. Jihoon sangat terpukul ketika kehilangan Jihyo, bahkan lelaki itu sampai melupakan segalanya. "Jihoon, makanlah, kau semakin mengerikan. Kau tidak pantas dengan pipi tirus."

Jihoon mengangkat senyumnya. "Kau sendiri juga melupakan makan. Memperhatikan seseorang dari jauh itu... Perlu tenaga."

Seongwoo terkekeh. "Sialan."

Mereka pergi ke ruang makan, memaksa makanan masuk walau tidak ada nafsu sedikitpun.

Sedangkan di kamar, Dahyun sudah tertidur. Sangat mudah untuknya mengistirahatkan otak dan tubuhnya dengan nyaman, ya walaupun tetap dengan perasaan hati yang berantakan. Di sampingnya juga ada Chaeyoung yang juga sudah terlelap.

Dahyun terbangun saat seseorang memainkan pipinya. Gadis itu kembuka mata dan melihat si pemilik tangan itu.

"Daniel? Kang Daniel?" Dahyun langsung mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk, melihat seseorang yang sangat dirindukannya.

Daniel tersenyum dan duduk di sofa.

sedangkan Dahyun sedang mengerjapkan matanya, memeriksa objek di depan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sedangkan Dahyun sedang mengerjapkan matanya, memeriksa objek di depan matanya.

"Bagaimana? Kau suka hadiah dariku?" tanya Daniel.

Dahyun sudah siap dengan air matanya. "Apa maksudmu? Apa kabar kematianmu adalah hadiah ku?"

Daniel terkekeh. "Gadis bodoh. Bagaimana sahabatku bisa jatuh cinta padamu? Kau masih belum menyadari hadiahnya? Padahal kau sudah memilikinya dan merasa bahagia saat mendapatkannya."

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang