Dahyun dan Chaeyoung jalan beriringan menuju kelas. Dahyun yang menginap di rumah Chaeyoung tentu saja akan berangkat bersama.
Mata Dahyun liar menatap sekeliling, mencari seseorang yang katanya selalu ada di sekelilingnya.
Namun nihil, Dahyun tidak menemukan Daniel di tempat yang matanya tangkap.
Dahyun menunduk sedih. Rindu itu begitu menyiksanya. Ia ingin melihat Daniel yang selalu tersenyum padanya. Daniel yang selalu membuatnya tertawa. Daniel yang selalu membuat dirinya nyaman dan merasa bahagia.
"DAHYUN!" Chaeyoung yang ada di depan Dahyun menjerit dengan tangan yang mencoba menggapai Dahyun.
Dahyun melamun hingga tangga yang ia pijak tidak ia perhatikan. Dahyun jatuh kebelakang karena Chaeyoung tidak perhasil menggapainya.
Dahyun terjatuh, tetapi ia tidak terluka. Beruntung ada seseorang yang menahan Dahyun hingga punggung Dahyun malah bersandar di dada lelaki itu.
"Apa kau tidak apaapa?" tanya lelaki itu sambil mendorong pundak Dahyun hingga Dahyun kembali berdiri tegak.
"Ya ampun, Dahyun!" Chaeyoung menggandeng tangan Dahyun dan pandangannya langsung teralihkan kepada lelaki yang menolong Dahyun. "Terima kasih, kak. Kalau saja tidak ada kakak, teman saya pasti terjatuh." ujar Chaeyoung sambil sedikit membungkukan badannya.
Dahyun masih bungkam. Ia sedang menetralkan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat. Kejadian terjatuh itu sangat cepat, Dahyun tidak menyadarinya.
"Terima Kasih, kak." ujar Dahyun saat jantungnya sedikit tenang.
pria itu tersenyum pada Dahyun dan Chaeyoung. "Lain kali hati-hati. Kalau terjatuh lagi, belum tentu dibelakangmu ada orang lain yang bisa menahannya."
Pria itu membungkuk, mengambil kulit pisang yang Dahyun injak. Ternyata Dahyun terpeleset kulit pisang yang ada di tangga. "Sebenarnya, apa salah kulit pisang ini hingga kau tega menginjaknya?"
"Eh... Anu... Itu... Aku tidak melihatnya." Dahyun tersipu malu.
"Haha, aku hanya bercanda. Kalau begitu aku ke kelas duluan." pria itu berjalan menaiki tangga, melewati Dahyun dan Chaeyoung yang terus menatapnya.
Hingga di dekat tong sampah, pria itu membuang sampah kulit pisang yang Dahyun injak, dan pria penyelamat Dahyun itu hilang dibelokan yang menuju barisan ruang kelas 3.
"Dahyun! Gila, gila, gila! Kau... Ahh... Andai saja aku yang jatuh! pasti aku yang akan bersandar di dada kak Seongwoo. Huwahhhh... Kau beruntung, Kim Dahyun. Kau harus bersyukur. Dia tersenyum. Aku melihat senyumnya dari jarak dekat. Huwaaaa..." Chaeyoung iri pada Dahyun. Bagaimana bisa Dahyun bersandar di dada kakak kelas yang tampan di angkatan tahun ini.
Dahyun mengernyit geli saat melihat tingkah Chaeyoung yang terlihat berlebihan. "Mengapa aku harus bersyukur karena itu?"
Dahyun dan Chaeyoung melangkahkan kakinya agar tidak menghalangi tangga.
"Ya, karena kau bisa di tolong kak Seongwoo." Chaeyoung gemas sendiri dengan respon Dahyun yang biasa saja.
"Kau mengenalnya?"
"Dahyun... Jangan bilang kau tidak tahu kak Seongwoo!"
"Baiklah, aku tidak akan mengatakan jika aku tidak mengenal kak Seongwoo. Yang benar, aku sama sekali tidak tahu dia. Mungkin... Aku baru tahu sekarang. Nama dia Seongwoo, kan?" ujar Dahyun dengan begitu santainya.
"Ya ampun, Dahyun! Kau tidak tau Ong Seongwoo? Padahal siswi sekolah tetangga saja mengenalnya, apa lagi siswi di sekolah ini. Tapi, kau!" Chaeyoung kehabisan kata-kata untuk menjelaskan tingkah Dahyun yang sukses membuat Chaeyoung geregetan. "Ahh... Tidak tahu! Sepertinya kau terlalu fokus pada lelaki kudamu itu, hingga kau melupakan lelaki yang ada di sekelilingmu. Lelaki yang pasti adanya."
Dahyun hanya tersenyum dengan tingkah Chaeyoung. Ia mengerti perasaan geregetan Chaeyoung saat dirinya masih mengharapkan Daniel yang tidak pasti adanya.
Dahyun tahu jika Chaeyoung menginginkan dirinya membuka hati untuk lelaki yang menyatakan cinta padanya.
"Chaeyoung..." panggil Dahyun.
"Apa!" respon Chaeyoung dengan ketus karena masih larut dalam perasaan geregetnya.
"Bagaimana jika aku membuka hati untuk kak Seongwoo?"
Chaeyoung melotot dengan mulut terbuka selama beberapa saat.
Dahyun langsung tertawa sengakak-ngakaknya saat melihat wajah Chaeyoung.
"Dahyun... Aku akan menari dengan wajah badut di hadapanmu jika hal itu terjadi. Apalagi jika kalian menjadi sepasang kekasih."
Dahyun langsung menepuk bahu Chaeyoung dengan tawa yang masih tak terkendali. "Mana mungkin, hahaha... Aku setia untuk menunggu Daniel. Tadi, aku hanya bercanda."
Chaeyoung langsung pergi ke kelas duluan, meninggalkan Dahyun yang masih tertawa. Ia merasa dongkol karena berhasil dikerjai gadis berkulit putih pucat itu.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...