Dahyun bermain game jejak petualang untuk menghibur otaknya yang sudah sumpek karena urusan sekolah, keluarga, persahabatan, dan cinta.
Dari ke empat kategori tersebut, tidak ada yang berjalan mulus. Dahyun hanya siswi biasa yang otaknya sedikit di atas nilai rata-rata, jauh dari keluarga, hubungan persahabatannya di ujung papan kapal bajak laut. Karena masalah itu ibarat si Bajak Laut jahat yang terus mendorong hubungan baik antara Dahyun dan Chaeyoung ke ujung papan. Bajak laut itu bisa kapan saja melemparkan korbannya ke laut yang dipenuhi hiu kelaparan. Separah itu lah hubungan Chaeyoung dan Dahyun yang kapan pun mungkin bisa musnah tanpa mengenal rasa prihatin.
Lalu karena hubungan buruk itulah kisah cinta Dahyun menjadi berantakan.
Dahyun memfokuskan diri pada game. Ia sedang kebingungan dalam memilih jalan.
Ia berada dalam persimpangan jalan yang sulit Dahyun pilih. Dalam dunia game yang sedang ia hadapi, ada lima jalan, Dahyun harus memilih salah satu jalan itu untuk mendapatkan emas.
Dahyun menyimpan ponsel di hadapannya. Jalan itu mengingatkan Dahyun akan pilihan yang harus ia pilih.
Jalan pertama, Dahyun tidak perlu berhubungan lagi dengan Seongwoo dan Jihoon agar terhindar dari kisah rumit pada masanya. Akan tetapi, ia sudah benar-benar jatuh pada Seongwoo. Ia sudah menaruh kepercayaan pada Seongwoo seperti dulu Dahyun menyimpan kepercayaan pada Daniel. Mungkin pilihan ini akan membuatnya kembali larut dalam kesedihan.
Jalan ke dua, ia menjauhi Seongwoo dan mengikuti permintaan Chaeyoung untuk ia merespon Jihoon. Ya, Chaeyoung ingin Dahyun bersama Jihoon dengan alasan Chaeyoung tidak suka melihat senyum semu Jihoon. Bukan kah itu gila? Dahyun ingin Seongwoo, bukan Jihoon.
Ponsel Dahyun bergetar, menandakan sebuah panggilan masuk. Dalam layar ponselnya, Dahyun melihat tulisan 'O(ra)NG GILA'. Ya, itu adalah Seongwoo, lelaki yang mulai mengisi kekosongan relung hatinya.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Jalan ke tiga, Dahyun tetap bertahan bersama Seongwoo seperti kala ini, akan tetapi ia akan menyakiti hati Jihoon dan mungkin juga Chaeyoung akan semakin membencinya.
Jalan ke empat, Dahyun kembali saja seperti dulu, menjadi mayat hidup yang tidak memiliki teman. Jika ia tidak memiliki teman, ia jadi tidak perlu repot-repot memikirkan perasaan temannya yang sungguh sialnya tidak bisa ia abaikan. Atau, menjadi mayat hidup yang tidak mempercayai orang lain, dengan begitu ia tidak perlu merasakan kecewa akan kepercayaan yang disia-siakan, bukan kah itu lebih baik?
Atau, Dahyun juga kembali menjadi irit bicara. Dengan begitu, ia tidak perlu membuang tenaga untuk mengoceh guna menarik perhatian orang lain saat orang itu mengabaikan Dahyun.
Atau, Dahyun memilih jalan kelima? Ia tidak menyukai sebutan mayat hidup, mungkin dengan menjadi mayat sungguhan akan lebih membuatnya tenang?
"Mengapa rasanya aku ingin mati saja? Toh, orang tuaku tidak peduli. Dengan begitu... Aku tidak akan berbuat jahat lagi pada Chaeyoung kan? Aku tidak akan merebut apa pun lagi yang dia sukai kan?"
Dahyun tersenyum. Ia sendiri tidak tahu untuk apa senyum itu ia kembangkan. Ia kembali melanjutkan main game-nya dan Dahyun memilih jalan yang ke lima.
"Yes, dapat emas. Buat beli kompas baru."
Dahyun kembali larut dalam game mencari jejak. Hingga akhir, ia mendapatkan rank tertinggi.
Dahyun bangkit dan pergi ke dapur. Matanya menatap pisau yang tidak pernah ia pakai karena Dahyun tidak bisa memasak. Pisau itu hanya seperti pajangan di dapur.
Dahyun mengambil pisaunya yang masih mengkilap. Diliriknya tangan kiri tempat urat nadi berada.
"Pisau, selama ini aku tidak pernah menggunakan mu, tapi sekarang... Sepertinya akan aku gunakan."
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfic•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...