Sebagai lelaki sejati, Seongwoo menepati janjinya.
Ia membawa Dahyun ke supermarket untuk membeli cemilan. Setelah itu, mereka langsung pulang dan menuju ke ruangan galaxy milik Seongwoo.
"Ong, Bunda kemana? Kenapa rumahnya sepi?"
Seongwoo mengambil sambungan kabel, guna persiapan jika nanti laptopnya habis baterai. "Ke Vila bersama Ayah."
Dahyun mengangguk-ngangguk. "Ong, memiliki orang tua yang menyayangimu, bagaimana rasanya?"
Seongwoo masih sibuk mendorong meja untuk dirapatkan dengan sofa, sedangkan Dahyun sedang berdiri tegak, menonton Seongwoo yang sedang membenahi tempat dengan tangan yang memeluk keresek besar berisi cemilan dan permen emut di mulutnya.
Seongwoo mendengarnya, hanya saja ia mengerti akan kondisi Dahyun yang jauh dari orang tua.
"Rasa cokelat." Seongwoo mengambil alih cemilan di pelukan Dahyun, sedangkan Dahyun langsung menaiki sofa dan duduk bersila dengan manis seperti anak TK yang duduk rapi saat menjelang waktu pulang sekolah.
Seongwoo hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala saat melihat tingkah Dahyun. Ia pun menyusul duduk di samping Dahyun.
Dahyun mengotak-ngatik laptop milik Seongwoo dan langsung mengambil cemilan. Dalam beberapa detik, cemilan itu sudah ada dalam mulutnya.
Seongwoo tidak terlalu tertarik akan drama yang ia tonton. Ia sibuk memainkan ponselnya.
Dahyun begitu fokus dengan apa yang ada di hadapannya.
Dahyun bersandar di bahu Seongwoo, sedangkan Seongwoo hanya meliriknya.
Seongwoo yang bosan, memainkan pipi Dahyun, mumpung Dahyun ada di dekatnya karena Dahyun sedang bersandar padanya.
Dahyun tertawa, Seongwoo ikut tertawa karena sesekali Seongwoo menonton dramanya.
Dahyun menangis, Seongwoo menggoda Dahyun sampai gadis itu kerasa malu.
"Dih... Nangis?"
"Ong... Kasihan tahu! Ditinggal orang yang disayang itu rasanya tidak enak." Dahyun men-skip dramanya sesaat.
"Ong! Ong tidak akan meninggalkan Dahyun, kan? Ong tidak akan seperti Daniel, kan?"
Seongwoo menaikan alisnya dan memicing curiga. "Memangnya kenapa?"
Dahyun mencebik sesaat dan kembali melanjutkan menonton dramanya.
Sekarang Dahyun mulai takut jika suatu saat Seongwoo benar-benar pergi meninggalkannya. Akan sesedih apa dirinya? Akan sehampa apa hidupnya? Pada siapa lagi ia harus percaya?
"Tidak akan, Dahyun."
Dahyun yang tengah bersandar menengadah menatap Seongwoo. Mata mereka bertemu, mereka saling melempar senyum yang tulus.
Dahyun mengacungkan jari kelingkingnya. "Janji?"
Seongwoo mempersatukan jari kelingkingnya. "Janji."
Seongwoo memperhatikan jari Dahyun. "Jarimu mungil sekali."
"Haish! Tak peduli, yang penting aku memiliki jari."
Dahyun kembali pada drama yang di tontonnya.
"Dahyun."
"Hmm..."
"Apa yang akan kamu lakukan jika kamu kembali bertemu dengan Daniel?"
"Mengatakan banyak hal."
"Apa saja? Kau akan menyatakan cintamu? Bagaimana jika Daniel sudah memiliki kekasih?"
"Aku hanya ingin jujur padanya, tidak peduli jika ia sudah punya kekasih."
Dahyun seperti mendengar suara retakan hati yang patah. Dalam hati ia tersenyum, sesekali ia ingin balas dendam karena selama ini Seongwoo selalu membuat Dahyun cemburu. Di sekolah, Seongwoo pasti banyak di lirik banyak perempuan, dan itu sukses membuat Dahyun merasa kesal.
"Ong..." panggil Dahyun lagi saat Seongwoo tidak menjawab ucapannya lagi.
"Hmm?"
"Bagaimana jika aku pacaran dengan lelaki lain?"
Seongwoo diam sejenak. "Sudah pernah aku katakan, aku benar-benar mencintaimu, Kim Dahyun. Tapi aku membebaskanmu memberikan cintamu pada orang lain."
Dahyun terdiam, sekarang ia malah memainkan jari Seongwoo. "Benar, ya? Aku bebas pacaran sama siapa saja."
Seongwoo mengangguk yakin. "Asal kau benar-benar bersama laki-laki yang baik."
"Bagaimana jika misalnya aku suka pada... Jihoon?"
Seongwoo sedikit tidak percaya. "Park Jihoon?"
Dahyun mengangguk.
"Terserah, hanya saja... Jika dia menyakitimu, aku akan menghajarnya."
Dahyun menatap lekat Seongwoo. Lelaki itu terlihat begitu serius dengan apa yang di katakannya. Sekarang, bagaimana mungkin Dahyun melepaskan Seongwoo? Seongwoo sepertinya tidak pernah main-main dengan ucapannya.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...