Dahyun sudah siap dengan baju terbaiknya.
Entah mengapa, kali ini Dahyun ingin tampil cantik di hadapan Seongwoo dengan kaos putih polos pendek yang di satukan dengan rok lepis geblus selutut tanpa lengan, tak lupa Dahyun menggendong tas abu-abunya.
Dahyun duduk di teras, lalu melihat motornya yang belum sempat ia masukkan ke kandangnya. Ia tersenyum, mengingat Chaeyoung yang sebelum pulang sekolah berbicara padanya, ya walaupun sekenanya.
"Motor di parkiran." ujar Chaeyoung sambil meletakan kunci motor di meja Dahyun.
Singkat, tapi Dahyun merasa senang. Setidaknya ia dapat mendengar suara Chaeyoung yang bicara padanya. Walau selanjutnya yang terjadi adalah Dahyun yang banyak bertanya dan malah didiamkan oleh Chaeyoung.
"Dahyun... Malah melamun," panggil Seongwoo di depan gerbang.
Dahyun yang memang menunggunya langsung tersenyum dan datang menghampiri.
"Dih, senyum-senyum... Ini masih Kim Dahyun, kan? Bukan setan, kan?"
Dahyun refleks memukul lengan Seongwoo karena kesal. "Bukan, ini bayi tokek."
Seongwoo terkekeh, ia menyukai apapun ekspresi Dahyun, terkecuali Dahyun yang bersedih, Seongwoo tidak suka hal itu.
"Mau naik atau mau terbang?"
"Mau salto-salto sampai rumah Ong, biar nanti jadi terkenal, biar orang pada bilang kalau aku orang gila yang salto-salto tengah jalan."
"Oh, iya benar. Tapi padahal kamu, kan bulat, mungkin bisa tinggal di gelindingin sampai ke rumah."
Dahyun kembali memukul lengan Seongwoo. Dahyun izin sebentar untuk memasukkan motornya ke bagasi.
Seongwoo menghidupkan motor besar ninjanya setelah Dahyun memastikan semua kunci rumahnya telah aman. Dahyun naik dan duduk di jok motor yang tinggi.
Seongwoo melajukan motornya. Jok motor yang tinggi membuat Dahyun kesulitan untuk duduk tegak, jadi ia berakhir memeluk Seongwoo karena memang ia merasa kedinginan akibat angin sore menjelang malam dengan awan yang mendung, di tambah Seongwoo yang memintanya berpegangan dengan cara memeluknya. Tenang, di antara Dahyun dan Seongwoo, terdapat tas milik Dahyun, jadi bagian depan Dahyun tidak langsung bersentuhan dengan Seongwoo, itu Seongwoo yang menyarankannya.
Seongwoo menatap Dahyun dari kaca spion, gadis itu tampak sedang menahan kantuk. Dahyun terlihat lucu, apalagi jaket besar milik Seongwoo terpasang di tubuh Dahyun.
Seongwoo berniat membeli motor yang joknya lurus agar lain kali jika Dahyun ikut dengannya, ia menaiki motor yang nyaman untuk diduduki.
Seongwoo membangunkan Dahyun saat sudah sampai di halaman depan rumahnya.
Dahyun terbangun dan berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Itu ilernya lap dulu, ih."
Dahyun langsung meraba sekitar bibirnya dengan perasaan malu. "Ck... Bohong."
Seongwoo tertawa, ia turun lebih dulu dan Dahyun yang pendek maju ke jok depan dan turun di area yang lebih pendek.
Dahyun ada di hadapan Seongwoo, dengan gemasnya Seongwoo merapikan rambut Dahyun yang berantakan karena angin.
Dahyun terdiam, namun tidak dengan darah yang berdesir hebat dan tak lupa jantung yang tiba-tiba abnormal.
"Masuk, yuk? Bunda dari tadi ngomel-ngomel, seperti alarm, mengingatkan terus buat cepat-cepat jemput kamu."
"Kenapa?"
"Nanti juga tahu, kalau Bunda banyak bicara, maklumin, ya? Dia memang paling bawel, bicaranya suka berlebihan karena hal biasa."
"SEONGWOO, BUNDA MASIH BISA MENDENGARNYA." teriak Bundanya Seongwoo yang sudah berdiri di lawang pintu, namanya Hyerim.
"Tuh, kan? Aku bilang apa."
Dahyun hanya terkekeh. Sambil terus membersihkan bagian mulutnya, takut benar-benar ada iler di sana.
Seongwoo yang melihatnya terkekeh. "Bersih, kok. Tadi hanya bercanda."
Tanpa sadar, Dahyun memajukan bibirnya kesal.
"Kamu itu, ya." omel Bundanya Seongwoo pada anaknya, saat melihat anaknya mendekat. Ia beralih menatap Dahyun dengan perubahan ekspresi wajah yang tiba-tiba berbinar. "Kamu Dahyun, kan? Orang yang Seongwoo suka, kan? Bunda sering lihat, loh tulisan art kamu di buku gambarnya dia. Ya ampun... Kalian pacaran? Seongwoo, kok baru bawa Dahyun-nya sekarang?"
Seongwoo sudah salah tingkah dan masuk lebih dulu ke dalam rumah besarnya yang super mewah dengan dumelan sambil menahan malu.
Sedangkan Dahyun, entah mengapa pipinya memerah, jantungnya dangdutan, bahkan matanya sempat melotot tidak percaya.
Dahyun langsung di gandeng Hyerim untuk masuk sambil berceloteh yang disambut Dahyun dengan baik. Namun mereka di hentikan dengan suara motor ninja yang baru saja datang.
Dahyun kembali melotot.
"Bunda... Aku tidak ketinggalan acara, kan?" Jihoon berteriak sambil membantu seseorang turun dari motornya, ia membantu Chaeyoung.
Chaeyoung dan Dahyun saling tatap tidak percaya. Entah bagaimana bisa mereka akan bertemu di satu acara yang sama, tanpa ada sebuah rencana dengan pakaian yang sama. Ya, yang mereka pakai adalah pakaian couple yang sebulan lalu mereka beli bersama, tetapi sungguh, mereka tidak mungkin merencanakannya bersama di saat hubungan mereka berada di ujung tanduk.
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...