➿13°Berdebat➿

236 36 11
                                    

Dijam istirahat, Dahyun sedang di perpustakaan bersama Chaeyoung. Dua hari tidak sekolah membuat Dahyun ketinggalan banyak tugas. Ia harus menyusul tugasnya yang beruntung diberi waktu selama 2 hari oleh Miss Seulngi.

"Dahyun, kau berhutang cerita padaku. Bagaimana bisa kau datang ke kelas bersama Kak Seongwoo?" bisik Chaeyoung karena perpustakaan selalu harus tetap tenang.

Dahyun menyimpan telunjuknya di bibir. Ia merasa tidak tepat untuk menceritakannya sekarang. Ia ingin segera menyelesaikan tugasnya dan enggan untuk diganggu.

"Cepatlah... Aku sangat penasaran..."

Petugas pun dengan tegas melirik Chaeyoung dan berdeham cukup keras dengan kayu pendek nan kecil di tangannya.

Chaeyoung langsung bungkam. Dahyun hanya bisa menghela napas. Ia menyobekkan kertas kecil dan menuliskan surat cinta untuk Chaeyoung.

Nanti, di rumahmu
Aku akan menginap

Chaeyoung tersenyum senang dan kembali membaca buku novelnya. Begitupula dengan Dahyun yang sibuk menyalin tulisan di buku tebal ke buku tugasnya.

Saat Dahyun sedang sibuk olah raga jari dengan kata lain sedang menulis, tiba-tiba ada seorang adik kelas perempuan yang lewat sambil menyimpan 2 kotak susu dan 2 bungkus roti di depan Dahyun dan Chaeyoung.

Dahyun dan Chaeyoung saling bertukar pandang dan beralih menatap adik kelasnya yang pergi tanpa sepatah kata pun.

Dahyun memberi kode untuk menyusul adik kelas itu.

Chaeyoung mengangguk dan Dahyun bangkit mengejar adik kelasnya. Namun sayang, ia kehilangan jejak. Layaknya jin yang bisa menghilang kapan saja, adik kelasnya itu lenyap tanpa jejak. Dahyun curiga jika adik kelasnya itu memiliki ilmu sihir yang dapat menghilangkan dirinya dengan mantra.

Dahyun kembali masuk ke perpustakaan dan melihat Chaeyoung yang sudah menyimpan buku novel ke rak tempatnya mengambil dan merapikan alat tulis Dahyun.

"Ke kelas. Nanti saja di rumahku mengerjakan tugasnya, Chae bosan!" ujar Chaeyoing sambil memberikan alat tulis Dahyun pada pemiliknya dan menggondol 2 roti dan 2 susu kotak.

Dahyun yang memang sudah sumpek, menyetujui keinginan Chaeyoung.

Mereka kembali ke kelas, namun saat melewati loker, Chaeyoung kembali melihat surat yang familier menempel di loker Dahyun.

"Dahyun, surat panda, tuh!"

Dahyun langsung tersenyum semringah melihatnya. Ia selalu menunggu surat itu.

Dibukanya surat itu dengan hati yang selalu bergetar di dalam sana.

~~~My Panda~~~

Jangan pernah lupakan sarapan!
Jika di rumah tidak makan, datanglah pagi hari dan jajan di kantin!
Aku ingin menemanimu, tapi aku tidak bisa.
Maaf

~~~~~~

Dahyun menatap roti dan susu kotak di tangan Chaeyoung. Ia langsung merebut makanan dan minuman itu tanpa aba-aba dan menukarnya dengan alat tulis.

"Aku mau susu sama rotinya... Aku tidak mungkin memakan buku dan alat tulismu!" seru Chaeyoung tidak terima.

"Chaeyoung... Kurasa ini dari Daniel untuk kita!" pekik Dahyun dengan senyum yang mengembang.

Chaeyoung hanya tersenyum dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Dahyun... Aku tidak akan pernah lelah mengingatkanmu, aku hanya tidak ingin kau kecewa terlalu dalam. Jangan terlalu menyangkut-pahutkan apa pun dengan Daniel. Bagaimana jika ini semua bukan dari Daniel?"

Senyum Dahyun langsung hilang. Ia pernah menduganya ke arah sana, namun nalurinya selalu menuntun pada sebuah keyakinan yang enggan pernah mau goyah.

Entah atas dasar apa ia selalu yakin jika semua surat itu dari Daniel. Mungkin karena Dahyun yang rindunya sudah melebihi batas wajar.

"Bisakah hanya untuk sesaat... Hanya untuk sesaat aku menganggap ini semua dari Daniel?" ujar Dahyun dengan suara yang bergetar.

Chaeyoung tidak mau membuat Dahyun sedih, namun jika dibiarkan, Dahyun akan semakin terpuruk. "Berhentilah membohongi diri sendiri. Dan terlebih... Apa kau tidak berpikir pada si pengirim surat? Bukankah kau tahu jika dia yang masih misterius itu selalu ada sekelilingmu? Mungkin sekarang dia sedang memperhatikan kita!"

Dahyun menoleh ke sekitarnya, namun tidak ada pergerakan orang yang mencurigakan.

"Bagus jika Daniel memperhatikan kita!"

"Tidak! Bukan itu maksudku. Bagaimana jika dia yang selalu memperhatikanmu itu bukan Daniel? Tetapi setiap kau menerima apa pun dari dia, kau malah menyerukan nama Daniel! Bukan, kah kau akan menyakiti hatinya?" tanya Chaeyoung yang membuat Dahyun geram.

Dahyun benci berdebat dengan Chaeyoung. Dia benci tentang apa yang Chaeyoung katakan selalu masuk logika. Ia juga benci karena harapannya hancur berkeping tak tersisa.

"Mengapa kau seolah ingin meruntuhkan harapanku? Chaeyoung, apa benar kau masih mencintai Daniel? Jika benar, katakan saja yang sejujurnya!" Dahyun pergi meninggalkan.

Chaeyoung melotot tidak percaya, ia hanya diam dan mematung. Ya, dulu sempat terjadi kisah cinta segitiga, namun Chaeyoung terkejut jika Dahyun mengetahui rasa cintanya pada Daniel. Bukan, kah selama ini Dahyun tidak tahu? Lagi pula, Chaeyoung sudah bersikap rapi dan bisa menguasai diri. Apa selama ini Dahyun pura-pura tidak tahu?

Telah berjalan lima langkah, Dahyun kembali menghampiri Chaeyoung.

Chaeyoung kebingungan, namun ternyata, Dahyun hanya membawa alat tulisnya dan menukarnya dengan 1 roti dan 1 susu tanpa sepatah kata pun. Dahyun pun kembali meninggalkan sahabatnya.

➿➿➿


═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang