Seongwoo membawa Dahyun ke taman. Taman yang selalu Dahyun datangi saat ia berulang tahun.
Taman itu mengingatkan akan moment yang menyayat hatinya. Tentang kesedihannya menunggu Daniel, dan tentang insiden ciuman paksa itu.
"Mengapa membawaku ke taman?" tanya Dahyun dengan suara yang sedikit tercekat.
Dahyun hanya menatap kursi taman yang Seongwoo duduki. Kursi yang dimana selalu ia duduki kala kakinya pegal menunggu kedatangan Daniel, tempat dimana ia meninggalkan bunga dan kue bolunya, dan tempat dimana Jaehwan melakukan tindakan buruk padanya.
"Hanya ingin saja. Mengapa? Sepertinya kau tidak suka tempat ini."
"Entahlah... Rasanya sakit saat sekarang aku melihat tempat ini."
Seongwoo menarik tangan Dahyun hingga Dahyun terduduk di kursi. Bayangan masa lalu tiba-tiba menyeruak dalam otaknya.
"Disini... Tempat dimana Daniel memintaku menunggunya, namun dia tidak pernah datang." ujar Dahyun tiba-tiba.
Seongwoo hanya menatap lekat Dahyun yang menatap kosong pohon di depannya.
"Jika waktu bisa di putar... Apa yang kau harapkan untuk terjadi?" tanya Seongwoo.
"Aku ingin Daniel datang dan memberikan kadonya padaku. Seharusnya, itu yang terjadi." Dahyun menunduk.
Seongwoo berdiri. Baiklah, ia telah menetapkannya sekarang. Ia tidak akan ragu lagi dan percaya pada dirinya sendiri.
Seongwoo membuka syalnya guna menutup mata Dahyun. "Ada yang ingin aku tunjukan, jadi... Kau harus menutup matamu."
"Untuk apa?" tanya Dahyun.
Seongwoo menalikan syalnya di kepala Dahyun, dan sekarang Dahyun tidak bisa melihat. "Ong... Ong tidak akan meninggalkanku, kan?"
"Tidak akan. Sekarang berdiri."
Lumayan jauh, Seongwoo menuntun Dahyun ke pusat taman yang terdapat air mancur. Ia melepaskan genggamannya pada Dahyun. "Jangan dibuka sebelum aku memintanya."
Dahyun hanya bisa berdiri di tempat dengan mata yang masih tertutup. "Ong? Kau tidak akan pergi lama, kan?"
Dahyun meraba-raba udara, disana tidak ada Seongwoo.
"Dahyun... Buka syalnya."
Dahyun membuka penutup matanya. Matanya masih belum bisa melihat jelas, ia mencoba menyesuaikan cahayanya. "Ong?"
Dihadapan Dahyun ada Seongwoo yang berdiri.
Diliriknya ke kanan dan ke kiri. Langit telah gelap, dan taman telah di hias dengan lampu berwarna-warni. Tidak lupa balon dan pita-pita yang ikut menghiasi taman. Tempat ini mengingatkan Dahyun pada tiga tahun yang lalu. Saat dirinya ulang tahun, ia jalan-jalan dan menemukan tempat ini, ia pernah berharap bahwa tempat yang di hias ini adalah tempat yang dipersiapkan Daniel untuknya. "Ong, aku pernah ke sini. Sepertinya ini pesta tapi mengapa di sini sepi?"
"Dahyun."
Dahyun langsung memusatkan perhatiannya pada Seongwoo.
"Setiap kali kau ulang tahun, tempat ini selalu di hias seperti ini... Tiga tahun yang lalu, aku dan Daniel yang merancang tempat ini untukmu."
Dahyun melotot tidak percaya. "Ma-maksudnya? Kau dan Daniel?"
Seongwoo mengangguk. "Ya, Daniel adalah sahabatku."
"Kalau begitu... Kemana Daniel pergi? Saat itu... Mengapa tempat ini sepi?"
"Ada hal yang tidak diinginkan terjadi, saat itu Nenek-ku kecelakaan, jadi aku mau pun Daniel tidak ada yang datang ke sini. Saat Nenek meninggal, Daniel pun pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•My Gift•❖═
Fanfiction•°•{S E L E S A I}•°• Aku percaya dan yakin jika Kang Daniel akan kembali. Dia tidak pernah melanggar kata-katanya, maka dari itu aku masih percaya. Dia menjanjikanku hadiah ulang tahun, dan aku ingin hadiah itu. Aku menunggu hadiah itu darinya. Tid...