➿47°I Love You So Bad➿

171 33 6
                                    

Dikelas musik, tidak ada Dahyun yang bersemangat menjalankan kegiatan pembelajaran. Biasanya ia yang paling aktif menjawab atau bertanya mengenai musik, namun kali ini gadis itu tampak lesu.

Dahyun menatap surat panda yang tadi pagi baru Seongwoo masukkan ke lokernya. Sekarang, Dahyun sudah sangat yakin jika si pengirim surat panda itu adalah Ong Seongwoo.

Dahyun belum membuka surat baru itu. Ia tidak mau membuka surat itu dalam keadaan kesal. Karena apa? Setiap surat yang Seongwoo kirim selalu mengandung kata-kata manis yang mampu meluluhkan hatinya, kalau sekarang Dahyun membukanya, bagaimana jika Dahyun jadi gagal marah pada Seongwoo? Itu menyusahkan. Marah atau membenci orang yang kita cintai itu begitu menyebalkan.

Kali ini Dahyun tidak menyimak materi pelajaran, yang ia lakukan hanya menunggu jam istirahat. Ia tidak ingin otaknya meledak karena terus di paksa belajar, padahal hatinya tidak ada niat atau semangat untuk belajar.

"Chaeng, pelajaran, habisnya berapa menit lagi?" bisik Dahyun pada tetangga kursinya.

"Tiga menit lagi, kenapa?"

"Tidak, hanya lapar, aku ingin segera istirahat."

"Cih... Pantas kau lesu, kukira kau lesu gara-gara galau karena Kak Seongwoo."

Dahyun malas mendengar namanya, pokoknya, Dahyun marah pada Seongwoo. "Berhenti membicarakannya, kau juga masih galau karena Jihoon, kan? Kasihan sekali, Jihoon-nya tidak memberi kabar."

Giliran Chaeyoung yang mendengus malas. Kali ini, Chaeyoung juga sedang marah pada Jihoon.

Waktu istirahat tiba, Chaeyoung yang memiliki suasana hati buruk jadi ingin berbuat baik pada Dahyun. Dengan begitu, mereka ke kantin bersama saat waktu istirahat tiba.

Dahyun tidak mau makanan berat, ia ingin es krim. Entahlah sejak kapan ia menjadi penggila es krim, karena sebelumnya ia jarang memakan es krim.

"Madam, es krimnya dua." Dahyun teringat kembali ucapan Seongwoo yang melarangnya makan banyak es krim, hari ini ia tidak ingin menuruti ucapan Seongwoo. "Dua puluh."

Dahyun tidak peduli jika nanti perutnya akan sakit, intinya ia ingin melanggar sesuatu yang Seongwoo larang.

Dahyun kembali ke meja tempat Chaeyoung duduk. Ternyata Chaeyoung sedang teleponan dengan Jihoon, dan yang gadis itu lakukan adalah berpidato untuk sang kekasih yang dicintainya.

Dahyun malas menggagu gadis itu, ia lebih memilih pergi ke halaman sekolah. Ia duduk di tangga yang terpayungi pohon rindang.

Dahyun membawa salah satu es krimnya dari dalam keresek. Ia kemakannya dalam suasana hati kesal.

Namun, ia teringat akan surat panda itu. Baiklah, rasa penasaran Dahyun mengalahkan egonya.

Dahyun membuka surat yang ia simpan di dalam saku. Dahyun membukanya dan membacanya dengan teliti.

~~~My Panda~~~

Ini surat terakhir dariku.
Bagaimanapun nantinya, pokoknya kau harus bahagia! Wajib!
Jangan jadi wanita pemalas! Bersandinglah dengan lelaki yang kau cintai dan hidup bahagialah bersamanya.

Sesuatu yang ingin kusampaikan.
I Love You So Bad

~~~~~~

Dahyun melempar surat itu ke sampingnya, ia meraih keresek es krim dan memakan es krimnya dengan rakus.

Dahyun tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang yang melewatinya. Bukan, kah Dahyun selalu aneh?

Dahyun sudah menghabiskan tujuh es krim. Hidungnya sudah memerah, entah karena es krimnya terlalu dingin dan entah karena ia menangis.

 Hidungnya sudah memerah, entah karena es krimnya terlalu dingin dan entah karena ia menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahyun terisak dengan mulut yang terus mengemut es krim. Sepertinya giginya sudah tidak tahan menahan ngilu.

Seseorang merebut es krim yang ada pada genggaman Dahyun.

"Hey! Kembalikan!" Dahyun menghapus air matanya dengan punggung tangannya.

"Kenapa kau menangis?" ujar Seongwoo. Ya, orang yang mengambil es krim milik Dahyun itu Seongwoo.

"Es krimnya terlalu dingin." melihat Seongwoo, rasanya Dahyun ingin menangis.

Jangan salah, jika kita sedang menangis, lalu banyak di tanya mengenai alasan kita menangis, hal itu membuat kita semakin sulit menghentikan tangis.

"Berhentilah makan es krim, bagaimana jika kau sakit?" Seongwoo duduk di samping Dahyun, sebelum itu ia mengambil surat yang tadi Dahyun lempar.

"Apa pedulimu." Dahyun kembali memakan es krim. "Kau kemana saja? Katanya kau tidak akan meninggalkanku. Pembohong!"

Seongwoo menunduk. "Pulang sekolah, kau tidak ada kegiatan apa pun, kan?"

Dahyun menghapus air matanya yang sulit berhenti. "Memangnya... Kegiatan apa yang harus aku lakukan? Aku tidak memiliki kesibukan apa pun. Tidak sepertinmu yang selalu sibuk. Bahkan sampai ada urusan mendadak dan meninggalkan seorang perempuan di taman."

Seongwoo tersenyum semu, ia semakin merasa bersalah. "Pulang sekolah nanti, ikutlah bersamaku. Jihyo merindukanmu."

Seongwoo kembali tersenyum, entahlah, senyumnya tidak bisa di artikan.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang