➿35°Posesif➿

173 33 6
                                    

Dahyun dan Seongwoo selalu nempel. Dimana ada Dahyun, di situ ada Seongwoo. Terutama saat di sekolah, hanya jam pelajaran saja yang memisahkan mereka.

Kini, Dahyun sedang mencebikkan mulutnya saat Seongwoo melarang Dahyun makan es krim.

"Kenapa tidak boleh?"

"Hari ini Dahyun sudah makan 5 es krim, bisa-bisa kamu sakit."

Ketahuilah, Dahyun benar-benar sangat di awasi oleh Seongwoo dengan meminta bantuan pada Jihoon.

"Ong, pulang sekolah nanti ke Time Zone, yuk?"

"Tidak, jahitan tanganmu masih basah. Nanti kalau jahitanmu sudah kering dan sudah di lepas, aku janji kita jalan-jalan, liburan akhir pekan." bujuk Seongwoo.

"Kalau begitu pulang sekolah ke dokter, buka jahitannya."

"Masih belum kering, seminggu lagi kata Dokter."

"Ah, Ong! Bikin sebel."

"Makanya, kalau mau di obatin jangan ngajak olah raga dulu. Katanya ingin cepat sembuh, tapi susah banget kalau mau di obatin."

"Ish... Sakit tahu."

Seongwoo terkekeh. Ia hanya tidak ingin Dahyun kenapa-kenapa. Sejujurnya, Seongwoo paling tidak tega melihat wajah memelas Dahyun. Seongwoo larang ini-itu karena ia sayang dan khawatir pada Dahyun. Saking khawatirnya, Seongwoo meminta Dahyun tinggal di rumahnya karena ia tidak mau Dahyun kesepian dan melakukan hal gila lagi.

"Besok Minggu, Ong." Dahyun mengingatkan.

"Aku tahu."

"Nanti malam temani aku nonton drama Korea."

Seongwoo mengangguk.

"Di ruangan galaxy."

Seongwoo kembali mengangguk.

"Sambil makan cemila."

Seongwoo masih ngangguk.

"Sambil di buka gordennya."

Seongwoo mengangguk lagi.

"Ish... Jangan ngangguk terus, lama-lama lehernya patah."

Seongwoo terkekeh, ia bergaya imut untuk merendam kekesalannya Dahyun. "Ke kelas, yuk? Sebentar lagi jam istirahat habis."

Dahyun mengangguk dan menatap Seongwoo geli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahyun mengangguk dan menatap Seongwoo geli. Seongwoo mengantar Dahyun sampai ke kelasnya walau Dahyun sudah sering menolaknya.

Dahyun takut Chaeyoung semakin benci padanya. Pasalnya, ia tidak bisa memaksakan diri untuk memberi hati pada Jihoon, karena sejujurnya, hati Dahyun telah hampir direbut seluruhnya oleh Seongwoo.

Dahyun dan Seongwoo sangat romantis tanpa status pacaran, keduanya bersikap bahwa Seongwoo milik Dahyun dan Dahyun milik Seongwoo.

Walau Dahyun masih belum bisa mengakui perasaannya di mulut, tetapi sikapnya sudah sangat menunjukan bahwa Dahyun mencintai Seongwoo, hal itu sangat terlihat apabila Dahyun sedang cemburu.

Akan tetapi masih ada sesuatu yang mengganjal di hati Dahyun, nama Daniel masih tertera di hatinya. Sembilan puluh sembilan persen dari seratuh telah di miliki Seongwoo, dan satu persennya adalah Daniel. Bukan kah satu persen itu bisa saja sangat berarti?

kini, Dahyun menunggu waktu pulang sekolah karena ia tidak sabar untuk menonton Drama korea bersama Seongwoo, padahal ia baru saja masuk kelas.

Chaeyoung yang duduk di samping Dahyun sedang berpikir keras.

"Dahyun."

Dahyun langsung melirik ke samping. Ia sedikit tidak percaya jika Chaeyoung-lah yang memanggil namanya.

"Ada apa?" respon Dahyun yang mencoba menyembunyikan rasa senangnya.

"Besok... Apa kau ada waktu?" kali ini Chaeyoung menatap Dahyun, sangat tidak seperti biasanya.

"Banyak, mau apa?"

"Datanglah ke kafe Sonik, aku mengharapkan kedatanganmu, jangan sampai kau tidak datang." Chaeyoung menunjukan senyum simpulnya yang sudah lama tidak ia kembangkan pada Dahyun.

Dahyun mengangguk pasti, untuk hari libur bersama Seongwoo, ia bisa kenundanya.

Dahyun sangat senang, jauh lebih senang dari keadaan ketika ia mendapatkan potongan harga yang besar.

"Chaeyoung, apa kau memaafkanku? Kau tahu, aku merindukanmu. Aku juga merindukan Bunda."

Chaeyoung hanya tersenyum samar dan kembali mendiamkan Dahyun.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang