➿43°Bodoh➿

160 30 4
                                    

Dahyun pulang ke rumah dengan diantar oleh Jaehwan. Untuk meyakinkan Dahyun, Jaehwan sampai membiarkan gadis itu membawa balok kayu untuk memukulnya jika saja Jaehwan berbuat macam-macam.

"Sudah aku katakan, aku tidak akan macam-macam lagi padamu." ujar Jaehwan saat mobilnya berhenti di depan pagar rumah Dahyun.

"Aku hanya herjaga-jaga. Terima kasih untuk tumpangannya."

Jaehwan mengangguk dan Dahyun keluar dari mobil.

"Dahyun, lain kali aku akan mentraktirmu. Minuman kalengmu akan aku ganti. Tidak ada penolakan!" setelah mengatakan itu, Jaehwan menutup kaca mobil dan melajukannya.

Jaehwan menghela napas. "Mengapa aku di tolak sebelum aku menyatakannya?" ia mengembungkan pipinya. "Aku baru tahu rasanya sakit hati saat di tolak perempuan. Kim Dahyun, gadis yang unik. Tidak heran jika aku dan Seongwoo begitu mencintainya. Relakan, lagi pula, kau tidak pantas untuknya, Jaehwan."

Kembali pada Dahyun yang baru saja memasuki rumahnya. Ia langsung di sambut oleh Hana.

"Itu... Kok bukan mobil yang tadi di pakai Seongwoo?"

"Memang bukan, Ma. Itu mobil Jaehwan."

Hana langsung mengernyit tidak suka. "Jangan jalan bersama lelaki lain. Ingat, kau harus setia pada Seongwoo. Kamu, kan kekasihnya Seongwoo."

"Ma, Seongwoo bukan kekasihnya Dahyun. Lagian, mengapa Mama ingin sekali Dahyun jadian dengan Seongwoo? Mengapa? Sepertinya... Mama punya tujuan lain. Mengapa Mama bisa mengenalnya?"

Hana melipat tangannya di dada. "Di kantor, siapa yang tidak mengenalnya? Bahkan dia jadi rebutan para orang tua untuk di jadikan menantu. Beruntung keluarga Ong tidak pernah mau mengambil tindakan perjodohan. Kamu juga beruntung bisa merebut hatinya Seongwoo. Bayangkan, masih muda namun jiwa bisnisnya mengalahkan Mama. Mama beri tahu, setiap orang tua, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Jika Dahyun bersama Seongwoo, hidupmu kedepannya akan terjamin. Bukankah kau akan selalu di manjakan olehnya? Selain itu, Seongwoo adalah anak yang pekerja keras, dia pernah menyelamatkan perusahaan keluarga Ong yang hampir saja bangkrut."

Dahyun memicingkan matanya curiga. "Mama... Tidak berniat memanfaatkanku untuk masalah perusahaan, kan?"

"Tentu tidak, sayang. Sudahlah, kamu pasti lelah, tidurlah. Oh, iya, Mama merenovasi kamar kamu, dan tebak, siapa yang mamberi tahu kesukaanmu?"

"Chaeyoung?"

"Bukan... Siapa lagi kalau bukan Seongwoo. Perhatian sekali, kan?"

Dahyun menggeleng dan lebih memilih pergi ke kamarnya. Sebenarnya, Dahyun sedikit merasa malu dan senang jika Hana selalu menyebutkan nama Seongwoo. Hanya saja, Dahyun khawatir jika sang Mama yang merupakan si penggila bisnis memanfaatkan dirinya.

Sudahlah, lupakan tentang itu sejenak. Sekarang, Dahyun sedang bertanya-tanya mengenai Seongwoo yang tiba-tiba pergi setelah mendapatkan panggilan.

Tadi, Dahyun dapat melihat tatapan kosong Seongwoo.

Tiba-tiba, terlintas kata maaf yang saat itu keluar dari bibirnya. "Apa dia salah paham? Maaf... Haish... Maksudku... Maaf itu untuk masalah aku yang tidak menyadarinya."

Dahyun merutuki dirinya. Maaf itu ia utarakan untuk masalah Dahyun yang tidak langsung menyadari perhatian Seongwoo. Dulu, ia tidak terlalu mempedulikan orang-orang yang menatap ke arahnya.

ya, dulu, yang ada dalam pikirannya hanyalah Daniel. Saat bersama Daniel, Dahyun jadi melupakan dan tidak mementingkan apa pun.

"Aku memang bodoh!"

Dahyun mengambil ponselnya. Ia mencari kontak yang paling sering ia hubungi, siapa lagi jika bukan Seongwoo.

Dahyun mencoba memanggilnya. Namun, Seongwoo tak kunjung mengangkatnya. Dahyun malah mendapatkan jawaban dari seorang wanita, tenanglah, itu hanya seorang operator.

Dahyun kembali mencoba menghubungi Seongwoo, namun tetap tidak di angkat.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang