➿28°Jahat➿

209 36 9
                                    

Saat di Sekolah, Dahyun dan Seongwoo selalu beriringan. Hal itu memicu rasa iri yang tumbuh di hati para pengagum Seongwoo dan Dahyun dari masing-masing kubu.

Dahyun kembali ceria dengan adanya Seongwoo di sisinya. Keceriaan yang baru terlihat itu membuat Dahyun semakin cantik dan menarik.

Dahyun jadi sering datang ke rumah Hyerim. Seongwoo selalu mengajak Dahyun belajar bersama.

Dahyun yang dulunya selalu lalai akan tugas, kini mulai selalu rajin mengumpulkan tugas tepat waktu.

Dahyun sedang berjalan ke kantin, namun di sana, ia melihat Tzuyu si siswa semampai yang paling cantik di angkatan anak kelas 10. Adik kelasnya itu tengah mengobrol dengan Seongwoo.

Dahyun dapat melihat tatapan yang berbeda dari Tzuyu. Seperti tatapan yang mengagumi dan berbinar akan sosok Seongwoo yang memang sangat tampan nan menawan.

Dahyun merasa tidak suka melihatnya. Apalagi Seongwoo yang sedang sibuk dengan ponselnya sesekali tersenyum dan merespon ucapan Tzuyu.

Ada rasa tidak rela jika Seongwoo tersenyum semanis itu pada orang lain. Reaksi Dahyun seperti anak kecil yang mainannya direbut orang lain.

Dahyun yang tiba-tiba kesal, melewati Seongwoo begitu saja. Tapi Seongwoo yang mengetahui keberadaan Dahyun, ia tersenyum dan menarik tangan Dahyun hingga si empunya tangan menoleh pada Seongwoo. Ia memang sedang menunggu gadis yang dicintainya.

"Kok lewat begitu saja? Sini, mau kemana? Aku tidak kelihatan, jadi di lewat begitu saja, hmm?"

Tzuyu menatap tidak suka ke arah Dahyun. Dalam hati ia membandingkan dirinya dengan Dahyun. Mengapa Seongwoo berbicara pada Dahyun dengan panjang dan lebar?

Dahyun yang tahu tatapan itu langsung menarik Seongwoo. "Beli es krim, yuk?"

Seongwoo tersenyum dan langsung berdiri. "Duluan, ya." ujar Seongwoo pada Tzuyu.

Dahyun merasa puas karena berhasil menjauhkan Seongwoo dari Tzuyu. Ia menatap Tzuyu menantang. Namun ia masih merasa kesal pada Seongwoo.

"Mau beli berapa? Dua atau tiga?"

"Lima," jawab Dahyun datar.

Seongwoo sedikit merasa bingung, biasanya reaksi Dahyun akan berbinar jika bersangkut-pahut dengan es krim.

"Madam, Es krimnya tujuh."

Seongwoo membayarnya dan langsung menarik Dahyun ke halaman sekolah. Mereka duduk di tangga yang terpayungi pepohonan yang rindang. Mereka menghadap langsung ke arah lapang yang terdapat beberapa siswa yang sedang bermain basket.

Dahyun memakan es krimnya dalam diam. Biasanya, ia akan mengoceh menceritakan vidio panda yang baru di lihatnya.

"Malam tadi kau tidak melihat vidio panda yang terbaru?"

"Lihat."

"Yang mana? Lucu tidak?"

"Lucu."

Seongwoo menghela napas. "Kenapa sih? Marah? Kenapa jawabnya singkat?"

Dahyun menggeleng. "Kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa. Hanya... aneh saja."

Dahyun melahap es krimnya dalam sekali gigitan. "Kalau tidak nyaman, tidak usah bicara padaku! Sana, ngobrolnya sama Tzuyu saja."

Seongwoo hendak menjelaskan, tetapi Dahyun langsung memotong ucapannya terus dan malah mengusirnya.

"Okey." Seongwoo bangkit.

Sedangkan Dahyun bersikap tidak peduli. Ia masih melahap es krimnya dengan mata yang sesekali melirik Seongwoo yang benar-benar pergi.

Dahyun menoleh ke belakang. Ternyata Seongwoo benar-benar pergi, Seongwoo berjalan semakin menjauh.

Dahyun membanting stik es krimnya. "Tuh, kan? Akhirnya pasti selalu di tinggal. Tidak Daniel, tidak Ong sama saja. Sama-sama jahat. Padahal kalau memang tidak cinta, tidak usah bikin anak orang menyimpan perasaan."

Dahyun berdiri dan langsung memutar tubuhnya 180 derajat.

"Dahyun juga jahat, sama-sama suka ninggalin."

Dahyun melotot sebagai bentuk keterkejutannya. Seongwoo kini ada dihadapannya. "Siapa... Siapa yang jahat?"

"Kamu... Lihat, itu... Dahyun ninggalin sampah es krimnya. Dahyun juga jahat, ya?"

Dahyun gelagapan. "Haish! Sana pergi!"

Dahyun berjongkok, mengambil sampah es krim yang hampir ia tinggalkan. Bukannya pergi, Seongwoo membantu Dahyun mengambilkan sampahnya.

"Dahyun, kamu sadar tidak? Kalau sekarang, Dahyun lagi cemburu." Seongwoo tersenyum kepada Dahyun yang kini sedang berjongkok di hadapannya.

Mereka begitu lucu, berbincang sambil berhadapan dengan posisi tubuh berjongkok.

Dahyun gelagapan, ia mekutuskan untuk tidak mengatakan apa pun. Tapi Seongwoo mendapatkan jawaban dari pipi Dahyun yang memerah hingga merona.

Seongwoo mengacak rambut Dahyun gemas. "Kalau cemburu bilang."

Dahyun langsung bangkit. "Tidak! Percaya diri sekali!"

Dahyun pergi meninggalkan Seongwoo dengan pipi yang mengembung dan bibir yang maju beberapa centi. Dalam hatinya ia merutuki kelakuannya sendiri.

Seongwoo tersenyum geli. Senang, ia sangat senang karena Dahyun sudah mulai menunjukkan rasa tidak sukanya saat dirinya bersama perempuan lain, bukankah itu artinya Dahyun mulai ada rasa pada Seongwoo?

Seongwoo bangkit membuang sampah es krim bekas gadis yang dicintainya dan memilih pergi ke kelasnya.

Peristiwa tersebut menjadi tontonan drama graris untuk siswa-siswi yang berlalu lalang.

Termasuk seseorang yang masih menyimpan rasa kepada Dahyun.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang