➿27°ONG GILA➿

205 36 14
                                    

Seongwoo mulai membuka matanya. Ia meregangkan otot lehernya yang terasa pegal dan kaku. Namun, ia segera menghentikan aktivitasnya kala melihat Dahyun yang masih tidur di pahanya.

Seongwoo tersenyum. Ia mengelus rambut Dahyun. Pasti lehernya sakit karena posisi itu begitu tidak nyaman.

Lima menit, Seongwoo ingin menatap Dahyun. Setelah itu ia akan membangunkannya karena hari sudah mulai siang.

Seongwoo jadi teringat saat pertama kali melihat Dahyun. Gadis berkulit putih pucat dan irit bicara. Padahal, jika Dahyun menjadi periang, gadis itu akan terlihat lucu.

Seongwoo menusuk-nusuk pipi gembul Dahyun dengan telunjuk. "Woi! Bangun, putri panda tidak cocok untuk jadi putri tidur."

Dahyun yang terganggu malah menarik selimut yang kemarin malam Seongwoo pakaikan kepada Dahyun.

Seongwoo hanya tekekeh, dan semakin gencar menusuk pipi Dahyun.

Dahyun yang terganggu malah menangkap dan menggenggam telunjuk Seongwoo dan berakhir kembali tidur.

"Hei... Kau sangat sulit bangun." Seongwoo tersenyum geli dan baiklah, ia membiarkan Dahyun tidur sebentar lagi.

Ia memperhatikan telunjuknya yang digenggam Dahyun.

"Dahyun, aku benar-benar sudah sangat mencintaimu."

Waktu lalu, cinta itu hanya setitik percikan api yang sangat kecil. Saat melihat senyumnya, cinta itu membesar menjadi sebesar api yang membakar sumbu lilin. Semakin ia memperhatikan gadisnya, cinta itu kian membara dan mungkin semakin membesar setiap harinya.

"I love you so bad."

Dahyun mendengarnya, hatinya terguncah. Jantungnya berdetak tidak karuan. Ia tidak pernah merasakan sensasi ini sebelumnya. Dulu, detak jantungnya yang tidak karuan hanya untuk Daniel seorang. Situasi ini sama dengan dirinya saat dulu berhadapan dengan Daniel. Tapi sekarang, yang ada di dekatnya bukan Kang Daniel, melainkan Ong Seongwoo.

Baiklah, Dahyun akan belajar mencintai Seongwoo.

Dahyun membuka matanya, ia terbangun dari kepura-puraan tidurnya.

Seongwoo menggoyangkan kakinya pelan, membuat Dahyun yang terbangun langsung tersenyum dan mengubah posisinya menjadi terlentang. Wajahnya di tutup oleh tangan.

"Pagi, Ong!"

"Siang, Dahyun." Seongwoo tersenyum.

Dahyun yang kaget langsung bangkit terduduk. "Yang lain pasti sudah pada bangun, lalu kita? Ah... Aku malu pada Bunda."

Seongwoo dan Dahyun berjalan untuk keluar dari ruang galaxy.

Seongwoo memencet tombol dan otomatis menggeserkan rak buku yang menghalangi.

Seongwoo kaget saat ada Jihoon yang sedang enak-enaknya tidur di kasur miliknya. Ia cepat-cepat menggeser rak bukunya, dan langsung menggulingkan Jihoon dari atas kasurnya.

"Ong... Kasihan Jihoon-nya!" tapi Dahyun tetap tertawa.

"Seongwoo!" Jihoon melupakan rasa kesalnya pada perlakuan kasar Seongwoo. Ia jadi berubah kesal karena menghilangnya Seongwoo.

"Semua orang mencari kalian, tahu!"

Tak lama dari itu, Hyerim datang dan masuk ke kamar Seongwoo. "Dahyun, Seongwoo tidak macam-macam sama kamu, kan?"

Dahyun menggeleng malu.

"Kalian kemana saja, sih?!" tanya Jihoon.

Hyerim yang mengerti langsung mengalihkan pertanyaan Jihoon. "Mandi sana, Bunda sudah masak banyak."

Jihoon keluar, namun Hyerim menahan Dahyun dan Seongwoo.

"Tunggu dulu, kalian sudah jadian, kan? Jangan mesra-mesraan tapi tidak jadian. Seongwoo cepat kamu jadikan Dahyun milik kamu, direbut orang nanti nyesel."

"Bunda!"

Hyerim langsung terkikik dan langsung kabur. Dahyun jadi salah tingkah.

"Dahyun..."

Dahyun berbalik menatap Seongwoo. "Apa?"

"I Love you."

Pipi Dahyun memerah, mulutnya ternganga, ia langsung berlari ke luar kamar dengan jantung yang menggila.

"ONG GILA!" teriak Dahyun.

Seongwoo tertawa sangat puas. Ia menyukai reaksi Dahyun yang begitu lucu untuk di abadikan. Seongwoo tidak akan melupakan hari-hari bersama Dahyun yang mengesankan. Ia tidak akan melepas Dahyun begitu saja.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang