➿33°Tujuan Baik➿

177 31 8
                                    

Di rumah Chaeyoung, ia sedang menatap fotonya saat-saat bersama Dahyun.

Di rumah Chaeyoung, ia sedang menatap fotonya saat-saat bersama Dahyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa hari ini ia merutuki ucapannya.

"Gadis bodoh! Kim Dahyun bodoh! Sudah kukatakan untuk tidak membahasnya! Aku jadi kelepasan mengatakannya."

Misi Chaeyoung adalah membiarkan Dahyun melupakan Daniel. Syarat yang ia berikan kepada Dahyun semata-mata bukan untuk menghukum sahabatnya. Jika Dahyun masih ingin menjadi sahabatnya, bukankah ia akan berjuang mencari pengganti Daniel? Sejujurnya tujuan Chaeyoung sangatlah baik.

Ia tidak mau Dahyun terus larut dan tenggelam dalam kesedihannya karena Kang Daniel. Karena itu, dengan mempertaruhkan persahabatannya, ia harus selalu berpura-pura marah, pura-pura bersikap dingin, menahan banyak kata yang selalu ingin keluar agar ia terkesan irit bicara demi Dahyun.

Jika cara halus tidak mempan, mungkin dengan cara kasar, itu akan mempan pada Dahyun.

Awal munculnya ide gila ini, berawal dari Chaeyoung yang memergoki Jihoon yang mengendap-ngedap layaknya maling papan atas mendekati loker. Chaeyoung langsung bersembunyi di balik tembok.

Saat itu, ia tahu siapa pengirim surat panda itu. Park Jihoon yang pernah sekelas dengan Chaeyoung ketika kelas 10. Mulai saat itu, ia selalu memperhatikan Jihoon yang selalu berdiri di samping loker untuk memperhatikan respon Dahyun saat menerima suratnya. Namun melihat respon Dahyun, ia menjadi sedikit tidak tega pada Jihoon.

Lama-kelamaan, ia menjadi sering memperhatikan Jihoon, dan selama itu pula Chaeyoung menyimpan perasaan pada Jihoon karena ia salut akan diri Jihoon yang selalu sabar dalam menghadapi perempuan yang di sukainya.

Suatu hari, Chaeyoung tersulut emosi karena ia sudah mulai muak pada Dahyun. Karena apa, Jihoon lah yang selalu memperhatikan Dahyun, bukan Kang Daniel. Tetapi sayangnya, Dahyun malah selalu meneriakan Daniel. Ia pernah melihat senyum prihatin Jihoon. Chaeyoung yang menyaksikan itu membuat hatinya tiba-tiba merasakan sakit, karena ia sendiri pernah berada di posisi Jihoon.

Awal ia berbincang lagi dengan Jihoon saat ia keluar kelas sehabis mengetahui fakta buruk yang Dahyun lakukan.

Gara-gara Jihoon mengajaknya ke kantin bersama sampai pergi mengajak dirinya kerumahnya, Chaeyoung semakin menyimpan perasaan.

Lalu, di tambah Hyerim yang selalu menyandingkannya dengan Jihoon, bagaimana mungkin ia bisa menahan perasaannya?

Lama-kelamaan, Chaeyoung mulai menyimpan perasaan yang sangat besar pada Jihoon. Tetapi disisi lain, ia ingin Dahyun merespon Jihoon. Ini sungguh serba salah.

"Dahyun, apa kau baik-baik saja?" Chaeyoung berbicara pada kembaran Dahyun. Ya, hanya berani bicara pada potretnya.

"Apa aku menggagalkan hubunganmu dengan kak Seongwoo? Tapi andaikan kau mengerti, Jihoon sepertinya begitu mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa aku menggagalkan hubunganmu dengan kak Seongwoo? Tapi andaikan kau mengerti, Jihoon sepertinya begitu mencintaimu."

Pintu terbuka, di sana ada Nayeong, sang ibunda yang kini merindukan kecerian kedua putrinya.

"Chaeng, ceritakan semuanya pada Bunda. Mungkin, Bunda bisa membantu. Sekarang, mengapa kamu tidak mau bercerita lagi pada Bunda? Separah apa masalah kamu dengan Dahyun?"

Chaeyoung menggeleng, ia bergerak mematikan ponsel yang layarnya menampilkan foto dirinya dengan Dahyun, dan membaringkan tubuhnya untuk tidur.

"Tidak, Bun."

Nayeong hanya bisa pasrah. "Mungkin kamu belum siap untuk bercerita, tapi nanti... Tolong ceritakan pada Bunda. Bunda akan selalu siap menjadi pendengar yang baik."

Chaeyoung tidak merespon, ia malah pura-pura tidur.

"Chaeng, kamu sama Dahyun bukan anak kecil lagi. Bunda hanya ingin mengingatkanmu, jangan sampai karena lelaki, hubungan kalian menjadi rusak. Perasaan cinta pada lelaki tidak lah abadi, kapan pun rasa cinta itu bisa datang dan pergi. Tapi kalau sahabat, masalahnya ada pada kepercayaan. kepercayaan itu seperti kertas yang rapi kemudian kita jadikan gumpalan bola kertas, saat kembali di luruskan, bukan kah kertas itu tidak akan bisa rapi seperti sebelumnya? Jadi karena itu, Bunda ingin mengingatkanmu. Bunda tidak mau kamu mau pun Dahyun menyesal nantinya."

Nayeong mengelus lembut rambut putrinya. Ia bangkit dan membiarkan Chaeyoung tidur.

Chaeyoung membuka matanya, saat itu air matanya telah mengalir. Tidak bisa di pungkiri, Chaeyoung sangat merindukan Dahyun.

➿➿➿

═❖•My Gift•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang